Covid – 19 : Tanggapi Respon Orangtua Masalah Kuota Pulsa, SMA Negeri 2 Putussibau Kembangkan Inovasi Modul Berorientasi HOTS

Sejak dikeluarkannya Surat Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid -19 Provinsi Kalimantan Barat No. 420/0642/Kesra-B tanggal 19 Februari 2021 dan hasil kesepakatan MKKS Kabupaten Kapuas Hulu tentang Pembelajaran Tatap Muka (PTM), maka dari hasil pemantauan terhadap penyebaran Covid – 19 pembelajaran di SMA Negeri 2 Putussibau sementara waktu kembali dilaksanakan secara daring.

Perpanjangan masa belajar secara daring mengingat pandemi Covid-19 hingga kini belum berakhir. Aktivitas pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang telah dilaksanakan tanggal 22 Februari 2021, sementara kembali dilaksanakan secara daring. Penghentian ini membuat guru dan peserta didik tidak dapat bertatap muka secara langsung.

Semula kegiatan pembelajaran daring masih mendapat dukungan orangtua dan guru sebagai fasilitator terus berupaya mengembangkan bahan pembelajaran yang inovatif agar mengurangi kejenuhan peserta didik. Namun, belakangan ini dirasakan respon orangtua yang mulai mengeluh dengan masalah kuota internet.

Tanggapan ini segera direspon oleh Kepala SMA Negeri 2 Putussibau untuk selanjutnya membuat solusi efektif yaitu dengan mengadakan IHT (In House Training) penyusunan bahan ajar berupa modul yang berorientasi pada HOTS (Higher Order Thingking Skill).


HOTS (Higher Order Thingking Skill) merupakan proses berpikir yang tidak sekedar menghafal dan menyampaikan kembali informasi yang diketahui. Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan menghubungkan, memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi baru, dalam konteks pembelajaran berpikir tingkat tinggi terjadi ketika peserta didik mampu menghubungkan dan mentransformasi pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan hal-hal atau masalah – masalah yang belum pernah diajarkan dalam pembelajaran.

Higher Order Thinking Skills (HOTS) menjadi istilah yang semakin sering disebut pada era pendidikan abad 21 karena dianggap sebagai salah satu keterampilan abad 21. Kurikulum 2013 telah mengarahkan proses pembelajaran dan evaluasinya ke arah HOTS. Salah satu cara untuk mengembangkan HOTS dengan memakai pendekatan yang berpusat pada peserta didik, misalnya menggunakan pendekatan saintifik, CLIL (content and language integrated learning), pedagogis dan sebagainya.


Modul merupakan bahan ajar yang memiliki kelebihan – kelebihan yaitu, mampu berdiri sendiri, dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik karena baik guru maupun peserta didik dapat mengukur kemampuan yang belum berhasil sehingga pembelajaran menjadi lebih terarah sehingga peserta didik dapat mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya.

HOTS atau kemampuan berpikir tingkat tinggi (kritis dan kreatif) dengan indikator kemampuannya, yaitu: menganalisis, menyimpulkan dan mencipta. Modul berbasis HOTS ini di harapkan selain dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif sesuai dengan tantangan pembelajaran abad 21 di masa pandemi Covid – 19 sebagai solusi alternatif dari permasalahan kuota pulsa peserta didik.

Selain itu, modul berbasis HOTS diupayakan dapat membantu guru dalam melatih peserta didik berpikir tingkat tinggi, yaitu: menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta yang sesuai dengan kebutuhan sekolah dengan tetap mengacu pada SI (Standar Isi) dan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) yang berlaku.


Penulis : Gemma Deo Pangestu, S. Pd (Guru SMA Negeri 2 Putussibau)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *