KEPUTUSAN RASIONAL JOKOWI DALAM MENANGANI CORONA

oleh

Oleh : Nadia
Pengambilan keputusan secara rasionalmerupakan sebuahkeputusan yang diambil dengan menggunakan pendekatanrasional atau melakukan rasionalisasi dengan menggunakanlogika atau pemikiran yang terpola. Pengambilan keputusansecara rasional adalah memperhatikan konsistensi danmemaksimalkan hasil yang seringkali terjadi dalam batasan-batasan yang spesifik dengan melakukan analisa situasi dananalisa keputusan. Namun dalam praktiknyamenemukan solusiuntuk mengambil sebuah keputusan seringkali memakan waktuyang lama. Hal ini disebabkan karena dalam memutuskansesuatu diperlukan pemikiran yang banyakmenemukanmasalahdan memilih tindakan yang optimal. Selain itu jugamemerlukan waktu untuk memahami masalahnyauntukmenemukan hal yang bermaknapendekatan apa yang akandigunakan untuk mengkaji dan mencari solusi dari masalahtersebutserta opsi mana yang harus diambilOleh karena ituuntuk menemukan solusi dalam pengambilan keputusandiperlukan prosedur dan pertimbangan apa yang berperan dalampengambilan keputusan agar keputusan yang  diambil bersifatrasional.

Pendekatan rasional dalam pengambilan keputusan dapatdilakukan dengan cara meneliti situasimengembangkanalternatif pemecahanmengevaluasi alternatif dan memilihakternatif yang baikimplementasi (pelaksanaan), follow up danevaluasi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalampengambilan keputusan secara rasionalyaitu kejelasan suatumasalahorientsi tujuan : suatu tujuan yang ingin dicapaibersamapengetahuan alternatif : semua alternatif diketahuijenis-jenisnya dan konsekuensinyanprefrenci yang jelas : alternatif-alternatif bisa diurutkan sesuai ceritahasil yang maksimal : pemilihan alternatif yang terbaik didasarkan padahasil ekonomis yang maksimal.
Dalam model deskriptif tentang pengambilan keputusankita harus terlebih dahulu membedakan antara aktor dan situasikeputusan. Ketika berbicara tentang aktor kita merujuk padaorang atau kelompok orang yang menganalisamengevalusidanbertindak. Sedangkan situasi keputusan terdiri dari semua area dan karakteristik situasi yang relevan dengan keputusan. Setelahmengembangkan model deskriptif  dari proses pengambilankeputusankapan proses semacam itu dapat dikategorikansebagai rasional?  Pertama-tama kita harus membedakan antararasional substansial atau berbasis konten disatu sisi dan rasionalformal disisi lain (Bamberber & Coenenberg, 2002, hal. 3 f.).Dalam rasional formal, persyaratan rasional hanya merujuk padaproses keputusan yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang diberikanRasionalitas itu sendiri tidak diperiksa. Sebaliknyarasionalitas substansial atau berbasis konten mengandalkanbahwa tujuan tersebut juga diperiksa dalam hal rasionalitasnyaJadi rasionalitas tidak merujuk pada keberhasilan ataukonsekuensi yang efektif opsi yang dipilihmelainkan mengacupada seberapa teliti dan secara sistematis  proses pengambilankeputusan dilakukan
Secara umum orang mengasumsikan bahwa suatukeputusan dapat digambarkan sebagai suatu keputusan yang rasional jika proses yang diambil menunjukkan karakteristikberikut (Kiihn, 1969, p. 6 dst)
1. Proses pengambilan keputusan yang diambil benar-benarberorientasi pada tujuansecara konsisten fokus pada tujuanatau sasaran.
2. Pertimbangan yang digunakan alam proses pengambilankeputusan didasarkan pada relevan informasi yang dievaluasiseobjektif mungkin.
3. Proses pengambilan keputusan mengikuti prosedur sistematisdan terstruktur dari tindakan dan menggunakan atauranmetode yang jelas.
​​Dalam sepanjang hidupnya manusia selalu dihadapkanpada pilihan-pilihan atau alternatif dalam pengambilankeputusan. Hal ini sejalan dengan teori real life choice pilihankehidupan nyata), yang menyatakan kehidupan sehari-harimanusia melakukan atau membuat pilihan-pilihan diantarasejumlah alternatifPilihan-pilihan tersebut biasanya berkaitandengan alternatif dalam penyelesaian masalah yakni upayauntuk menutup terjadinya kesenjangan antara keadaan saat inidan keadaan yang diinginkan.
JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Joko Widodomeneken Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentangGugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019. Keppres itu diteken pada Jumat (13/3/2020) hari ini.Pembentukan gugus tugas ini dalam rangka menanganipenyebaran virus corona Covid-19 di Indonesia yang sampaisaat ini jumlahnya mencapai 69 kasus. Gugus Tugas PercepatanPenanganan Covid-19 berada di bawah dan bertanggung jawabkepada Presiden,” demikian bunyi Pasal 2 keppres yang telahdiunggah di website resmi Sekretariat Negara. Pasal selanjutnyamenjelaskan bahwa gugus tugas ini terdiri dari pengarah danpelaksana. Pengarah beranggotakan empat menteriyakniMenteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia danKebudayaan Muhadjir EffendyMenteri Koordinator BidangPolitikHukumdan Keamanan Mahfud MD, Menteri KesehatanTerawan Agus Putrantodan Menteri Keuangan Sri MulyaniIndrawatiAdapun pelaksana gugus tugas ini diketuai olehKepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) DoniMonardo. Sementara wakil ketua pelaksana terdiri dari duaorang, yakni Asisten Operasi Panglima TNI dan Asisten OperasiKapolri. Adapun anggota pelaksana gugus tugas ini terdiri dariunsur 11 lembagayakniKementerian Koordinator BidangPembangunan Manusia dan KebudayaanKementerianKesehatanKementerian Dalam NegeriKementerian LuarNegeri;Kementerian PerhubunganLaluKementerianKomunikasi dan InformatikaKementerian Pendidikan danKebudayaanKementerian Agama; Badan NasionalPenanggulangan BencanaTentara Nasional Indonesia; Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan Kantor StafPresidenPelaksana gugus memiliki tugas menetapkan danmelaksanakan rencana operasional percepatan penangananCovid-19; mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaankegiatan percepatan penanganan Covid-I9. Kemudianmelakukan pengawasan pelaksanaan percepatan penangananCovid-19; mengerahkan sumber daya untuk pelaksanaankegiatan percepatan penanganan Covid-19; dan melaporkanpelaksanaan percepatan penanganan Covid-19 kepada Presidendan Pengarah. Ketua Pelaksana Gugus Tugas PercepatanPenanganan COVID-L9 menyusun dan menyampaikan laporanrutin harian kepada Presiden dan Pengarah,” demikian bunyipasal 10 ayat (1) Keppres ini. Dalam pasal selanjutnyaKeppresini juga turut mengatur pembentukan gugus tugas di daerah.Gubernur dan bupati/wali kota diminta membentuk GugusTugas Percepatan Penanganan Covid-19 Daerah berdasarkanpertimbangan dan rekomendasi Ketua Pelaksana Gugus TugasPercepatan Penanganan Covid-19. Penanganan Covid-19 di daerah diiakukan dengan memperhatikan arahan KetuaPelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19,” bunyi pasal 11 ayat (2).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.