Menuggu Hasil Tes Swap,PDP-01 Asal Sekadau Meniggal

SEKADAU, Detiksatu.com – Menanggapi maraknya persepsi masyarakat yang mempertanyakan pernyataan satuan gugus tugas penaganan covid-19 yang telah menyatakan satu orang sebagai PDP-01 asal kabupaten sekadau, juru bicara gugus tugas sekadau Henry Alpius menggelar konferensi pers yang bertempat di aula dinkes sekadau. Sabtu, 11/4/20 sore.
Dalam kesempatan tersebut, Henry menjelaskan pasien PDP 01 yang dirujuk ke RS M Djoen sintang telah meninggal pada pukul 01.50 tadi malam. Meskipun belum dinyatakan positif terpapar corona, sebagai langkah angisipasi prosesi pemakaman tetap mengikuti prosedur standar WHO.
Selama menjalani perawatan di ruang isolasi, almarhum sudah dilakukan tes lanjutan yakni swap tenggorokan dan hanya saja hasilnya masih harus menunggu uji lab dari jakarta.
” walau hasil tes swap belum diketahui, pemakaman tetap dengan standar WHO “. Ujar Henry.
Henry menjelaskan, saat ini di kabupaten Sekadau Orang dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 180 orang, sedangkan Orang Tanpa Gejala (OTG) 8 orang, dan PDP 1 orang yang sudah almarhum.
Langkah antisipasi, Henry menghimbau masyarakat untuk menghindari kerumuman orang, cuci tangan pakai sabun dan selalu menggunakan masker. 
” Apabila tiga hal ini bisa dilakukan secara baik, maka kita semua pasti tidak mudah terpapar “. Tambah Henry.
Sementara itu, Kepala RSUD Sekadau, Dr ketut mengatakan untuk di ketahui bahwa rumah sakit Sekadau bukanlah rumah sakit yang di tunjuk sebagai rumah sakit rujukan pasien covid -19. 
Tapi, jika ada pasien yang terpapar seperti PDP 01, sebelum di bawa rumah sakit rujukan, maka harus di isolasi terlebih dulu.
“Makanya di RSUD Sekadau juga ada OPD bagi tenaga medis “. terang Ketut.
Spesialis paru-paru, Dr. Sriyanti Sirait dalam paparanya mengatakan bahwa untuk menentukan orang tersebut sebagai Pasien Dalam Pemantauan (PDP) tentu berdasarkan riwayat perjalanan, serta rekam radiologi penyakit dengan ciri-ciri mendekati gejala virus covid-19.
” sebelumnya almarhum pernah menjalani pengobatan di malaysia, dan sepulangnya berobat akhir 2019 lalu gejala yang dialami almarhum semakin parah dan sehingga yang bersangkutan ditetapkan sebagai PDP-01 “. Pungkas Dr sriyanti sirait. ( R. Hermanto )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *