Wacana mengembangkan Tanam jagung 5 ribu hektar, akan tersebar di 15 kecamatan di Kabupaten Sanggau

Detikatu.com
Sanggau (Kalimantan Barat) Kabupaten Sanggau melalui Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan pada tahun 2019 ini siap mengembangkan komodititas jagung untuk pakan ternak.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan Kabupaten Sanggau, John Hendri mengatakan di Sanggau ada lima komoditi yang dikembangkan, yakni padi, jagung, bawang merah, cabai dan ubi kayu.

“Kelima komiditi itu Karena disamping budidayanya tidak sulit, juga diminati masyarakat,”kata Jhon Hendri kamis (17/01).

Beberapa tahun yang sudah kita lakukan komoditi padi sudah mengalami kenaikan produksi setiap tahun. Secara data, kita sudah surplus.

“Tentu kedepan, terkait lima tahun masa pemerintahan pak Paolus Hadi-Yohanes Ontot, kita juga akan mengembangkan jagung,” ujarnya.

Menurut John Hendri, selain permintaan luar negeri cukup tinggi, permintaan lokal dalam hal ini Kalbar juga menjadi peluang, yakni membutuhkan sekitar 10 ribu ton jagung pipil perbulan. Sementara, produksi jagung di Kalbar baru sekitar 5 ribu ton perbulan.

“Jika kekurangan ini bisa ambil dari Sanggau, ini kan memberikan peluang bagi petani. Kemudian dari sisi harga, juga mengiurkan. Ada beberapa tempat seperti saat kami panen di Bonti, pedagang membeli kepada petani dengan harga Rp6 ribu perkilogram. Sementara di Sumatera antara Rp3.200 sampai Rp3.500 perkilogram,” tuturnya.

Dengan harga yang cukup tinggi ditingkat petani, John Hendri yakin akan memberikan motivasi kepada petani untuk menanam jagung.

“Oleh karena itu, tahun ini kita akan mengembangkan jagung lebih kurang 5 ribu hektar, tersebar di 15 kecamatan,” ujarnya.

Bicara teknologi, dijelaskan dia, juga tidak terlalu sulit karena umur jagung tidak jauh berbeda jauh dengan padi, lebih kurang 3,5 bulan sudah panen. Artinya, kalau petani menanam padi kemudian panen diantara Februari atau Maret, setelah itu mereka bisa menamam jagung.

Begitu juga dari sisi pengolahan tanah, John Hendri menyebut tidak sulit karena lahan kering, tinggal pupuknya. Bicara pupuk, juga tidak mesti yang mahal, pupuk kandang sapi atau kotoran ayam juga sangat memungkin sekali untuk pertumbuhan komoditi ini. Lalu bagaimana dengan perawatan? Menurutnya, jagung tidak begitu rentan dengan penyakit.

“Bahkan, bantuan bibit jagung akan disiapkan untuk 5 ribu hektar,”tambahnya.

Terkait pemasaran, lanjut John Hendri, bukan menjadi keluhan. Karena sekarang dimana-mana ada pembeli.

“Buktinya saat kami panen di Kenaman walau tidak banyak, panen juga di Bonti, pedagang bisa membeli ke petani dengan harga Rp5 ribu sampai Rp6 ribu rupiah perkilogram. Apalagi kalau sudah dipacking, mungkin harganya Rp7 ribu sampai Rp8 ribu perkilogram. Jadi, jangan berpikir tanam jangung sulit masarkannya, kita siap membantu,” tandasnya.

Bahkan, John Hendri mengatakan, sudah berkomunikasi dengan pabrik pakan ternak di Singkawang.

“Mereka butuh. Sekarang tinggal jagungnya mana. Saya berharap petani bisa merespon ini, menanam dan menjual. Kita siapkan bibit, silahkan mengajukan permohonan, hubungi PPL di lapangan dan sampaikan ke dinas,” pungkasnya.(dd/kornelis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *