Kupang, detiksatu.com| 10 Mei 2025 — Sekelompok mahasiswa di Kabupaten Kupang menggelar diskusi publik bertajuk "Kontribusi Intelektual dalam Membangun Gagasan Masa Depan Bangsa melalui Pendidikan". Kegiatan ini berlangsung di Aula Gedung B Universitas Muhammadiyah Kupang, dengan tujuan membangkitkan kesadaran dan peran aktif kaum intelektual, khususnya mahasiswa, dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa dan daerah.
“Tujuan utama dari kegiatan ini adalah bagaimana wkita menumbuhkan pola pikir kritis di kalangan mahasiswa. Tidak hanya berpikir soal individu, tapi juga memberi kontribusi nyata bagi bangsa dan negara, terutama di Kabupaten Kupang yang saat ini menghadapi banyak tantangan,” ujar Aften bait, Ketua Ikatan Intelektual Fatuleu (IKIF).
Acara ini menghadirkan beragam pembicara dari berbagai latar belakang, mulai dari aktivis, akademisi, hingga birokrat. Para pemateri diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi serta rujukan berpikir bagi peserta dalam mengembangkan gagasan dan tindakan yang berdampak positif.
“Kami ingin pemikiran-pemikiran yang mereka bagikan bisa menjadi bahan refleksi dan pemicu gerakan nyata dari kaum intelektual. Ini bukan sekadar diskusi, tapi langkah awal menuju aksi yang lebih luas,” tambah Aften.
Peserta kegiatan terdiri dari anggota IKIF, organisasi kepemudaan lokal dari wilayah daratan Timor, serta perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kota Kupang. Keterlibatan berbagai pihak ini mencerminkan semangat kolaborasi dan keterbukaan dalam membahas isu-isu penting bangsa.
Ketua IKIF juga menyampaikan harapannya agar diskusi ini dapat memberikan dampak positif, tidak hanya bagi kalangan mahasiswa, tetapi juga masyarakat secara luas.
“Harapan saya, diskusi ini bisa memicu perubahan pola pikir. Mahasiswa jangan hanya berpikir di lingkup kampus saja, tapi juga hadir di tengah masyarakat lewat tindakan nyata,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa peran intelektual dalam dunia pendidikan sangatlah penting dan bergantung pada kesadaran individu. “Kontribusi itu tidak bisa lepas dari bagaimana kita memanfaatkan ilmu pengetahuan. Seorang intelektual sejati adalah mereka yang menggunakan ilmunya untuk membangun bangsa, bukan malah merusaknya,” pungkasnya.
Dengan semangat tersebut, diskusi publik ini menjadi wadah penting untuk menggugah kembali peran mahasiswa sebagai agen perubahan—bukan hanya penguasa teori, tetapi juga pelaku nyata dalam pembangunan bangsa.***
Penulis: DJOHANES J BENTAH