Diana Uswatun Hasanah: Cinta Tak Menghalalkan Segala Cara

Redaksi
Kamis, Juli 24, 2025 | Juli 24, 2025 WIB Last Updated 2025-07-23T22:33:53Z
Jakarta,detiisatu.com _Satu kata yang tak lekang oleh waktu dan perkembangan zaman yaitu cinta. Semakin dirasakan oleh anak adam, semakin merasakan ana kadam apa itu kebahagiaan, meskipun terkadang melakukan berbagai cara untuk mengekspresikan perasaan cinta didukung dengan teknologi yang berkembang pada zamannya

Dewasa ini, ekspresi cinta dapat ditemukan tidak lagi hanya dengan media offline tetapi bisa juga dengan media online. Aplikasi pencari pasangan pun semakin marak dikembangkan untuk menarik target pasar seperti Tinder, Bumble, Badoo, Coffee Meets Bagel, Tantan, serta media sosial.

Menjadi pertanyaan apakah mengekspresikan perasaan cinta harus dengan menghalalkan segala cara?

Secara fitrah manusia telah diberikan potensi hidup berupa naluri berkasih sayang serta melanjutkan keturunan atau disebut gharizah nau’.

Perasaan cinta merupakan bagian dari gharizah nau’ yang menuntut adanya realisasi untuk menuntaskan rasa gelisah, meskipun tidak berujung pada kematian jika naluri ini tidak dituntaskan. Ekspresi dalam mengungkapkan gharizah nau’ telah diajarkan dalam islam supaya tidak berujung kepada rusaknya peradaban manusia.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah al-Naba ayat 8:

وَّخَلَقْنٰكُمْ اَزْوَاجًاۙ

“Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan.”

Dan juga telah dijelaskan dalam Qur’an surah Ar-Rum ayat 21,

وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”

Tidak hanya dua ayat yang diatas, bukti atau dalil yang menunjukkan tentang cinta atau rasa kasih sayang telah termaktub dalam kitab suci untuk menunjukkan kebesaran Sang Maha Pencipta. Namun sekali lagi yang menjadi pertanyaan apakah fitrah manusia memiliki naluri berkasih sayang ini bisa dilakukan dengan berbagai cara?

Ekspresi cinta yang tidak didasari oleh koridor agama dapat dipastikan menjadikan menusia diperbudak oleh hawa nafsu. Tidak jarang ditemui hubungan yang berujung pada kerusakan peradaban manusia seperti inses (incest), hubungan tanpa status pernikahan, hingga LGBTQ+. Sungguh ini adalah ekspresi cinta yang kebablasan!

Sekulerisme Bingkai Kebebasan Berekspresi

Terpisahnya masyarakat dari koridor syariat menunjukkan kebebasan dalam menentukan aturan kehdiupan. Hawa nafsu lebih didahulukan daripada kewarasan dalam berpikir dan bertindak. Mengandalakan logika dalam menentukan benar dan salah, melupakan hakikat manusia adalah makhluk yang lemah dan butuh bergantung pada Pencipta.

Kebebasan mengekspresikan cinta merupakan bingkai dari Sekulerisme yang dilarang dalam Islam dengan tegas karena berujung pada kerusakan yang besar yakni zina. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Isra’ ayat 32:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.”

Dalam hadits Rasulullah menjelaskan bahwasanya awalan dari zina adalah diperturutnya hawa nafsu dengan jalan yang tidak dibenarkan syariat, dimulai dengan pandangan hingga direalisasikan dengan Tindakan. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

كُـتِبَ عَلَـى ابْنِ آدَمَ نَصِيْبُـهُ مِنَ الـِزّنَا مُدْرِكٌ ذٰلِكَ لَا مَـحَالَـةَ : فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُـمَـا النَّظَرُ ، وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُـمَـا الْاِسْتِمَـاعُ ، وَالـِلّسَانُ زِنَاهُ الْـكَلَامُ ، وَالْيَـدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْـخُطَى ، وَالْقَلْبُ يَـهْوَى وَيَتَمَنَّى ، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَ يُـكَـذِّبُـهُ

Telah ditentukan atas anak Adam (manusia) bagian zinanya yang tidak dapat dihindarinya : Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara, zina tangan adalah dengan meraba atau memegang (wanita yang bukan mahram, Pen.), zina kaki adalah melangkah, dan zina hati adalah menginginkan dan berangan-angan, lalu semua itu dibenarkan (direalisasikan) atau didustakan (tidak direalisasikan) oleh kemaluannya. (HR. Al-Bukhâri, 6243 dan Muslim, 2657)

Peradaban sekulerisme ini harus segera diakhiri. Kebebasan mengekspresikan cinta tidak akan menemukan ujung solusi dan akan terus memakan banyak korban selama penerapan aturan manusia masih dengan bingkai sekulerisme bukan dengan koridor syariat. Allahu ‘alam bisshawab.

Diana Uswatun Hasanah, Pegiat Literasi, tinggal di Malang, Jatim.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Diana Uswatun Hasanah: Cinta Tak Menghalalkan Segala Cara

Trending Now

Iklan

iklan