Ingat..!!! LGBT Ancaman yang Nyata di Tengah Lemahnya Ketahanan Moral Bangsa

Redaksi
Desember 09, 2025 | Desember 09, 2025 WIB Last Updated 2025-12-09T06:25:45Z
Jakarta,detiksatu.com _Fenomena LGBT (lesbian, gay, biseks dan transgender) bukan lagi isu pinggiran yang cuma lewat di timeline lalu hilang. Ini sudah jadi gelombang besar yang sengaja didorong, diorganisasi, dan dibungkus rapi dengan jargon hak asasi manusia. Ironisnya, banyak orang malah sibuk nge-scroll, bukan sadar bahwa masa depan generasi mereka sedang digerogoti pelan.

Data global pun sebenarnya tidak main-main. Laporan WHO tahun 2023 menunjukkan peningkatan signifikan perilaku seksual berisiko di kalangan remaja akibat normalisasi orientasi menyimpang di media digital. Di Indonesia, Kemenkes mencatat lebih dari 70 persen kasus HIV baru muncul dari kelompok perilaku seksual berisiko yang banyak terkait aktivitas homoseksual. Itu bukan angka kecil, itu alarm keras yang dipencet berulang-ulang.

Di sisi lain, platform digital makin rajin mendorong konten normalisasi. Dari film, influencer, sampai “pendidikan seks progresif” yang belakangan coba diselipkan ke sekolah. Banyak remaja terseret bukan karena memahami, tapi karena terpapar terlalu sering. Propaganda modern memang tidak lagi lewat poster besar, tapi lewat konten 15 detik yang disukai 200 ribu orang.

Realita pahitnya, ketika keluarga makin lelah oleh tekanan ekonomi, ruang dialog jadi menipis. Anak-anak akhirnya dibesarkan lebih lama oleh gadget daripada oleh ibunya sendiri. Lingkungan yang minim nilai, ditambah kurikulum yang makin jauh dari pondasi agama, membuat generasi muda berdiri tanpa pagar.

Padahal, ancaman terhadap keluarga ini bukan sekadar moralitas pribadi. Ini soal arah bangsa. Sejarah peradaban menunjukkan kerusakan seksual selalu menjadi pintu awal runtuhnya masyarakat. Ketika identitas gender dipreteli, pernikahan dilemahkan, dan nilai keluarga dianggap opsional, maka generasi menjadi rapuh, mudah dikendalikan, dan kehilangan daya juang.

Islam sudah jauh-jauh hari mengingatkan. Perilaku kaum Nabi Luth bukan sekadar penyimpangan, tetapi bentuk pembangkangan yang merusak struktur sosial. Hukuman yang Allah turunkan bukan karena “selera pribadi” mereka, tapi karena efek domino yang menghancurkan tatanan manusia itu sendiri.

Saat ini, yang dibutuhkan bukan sekadar kecaman sambil mengetik marah di status media sosial. Kita butuh kesadaran kolektif bahwa ancaman LGBT adalah bagian dari upaya sistematis melemahkan keluarga. Kita butuh orang tua yang hadir, pendidikan yang berkarakter kuat, dan kebijakan publik yang berani melindungi generasi dari arus normalisasi.

Yang paling penting, kita butuh kembali pada syariat Allah sebagai standar moral dan panduan hidup. Tanpa pijakan itu, kita akan terus terseret opini sana-sini dan membiarkan masa depan anak-anak ditentukan oleh algoritma.

Di tengah gempuran ideologi dunia, mempertahankan keluarga bukan sekadar tugas, tapi perjuangan. Dan perjuangan ini hanya bisa dimenangkan oleh masyarakat yang sadar bahwa nilai itu harus dijaga, bukan dinegosiasi. Wallahu a’lam bishowab.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Ingat..!!! LGBT Ancaman yang Nyata di Tengah Lemahnya Ketahanan Moral Bangsa

Trending Now