Jakarta, detiksatu.com || IPC Terminal Petikemas (IPC TPK) terus mencatatkan tren positif kinerja operasional menjelang akhir tahun 2025. Sepanjang periode Januari–November 2025, volume petikemas yang ditangani IPC TPK tumbuh 13,32% menjadi 3.269.607 TEUs, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar 2.885.249 TEUs.Rabu (17/12/2025).
Corporate Secretary IPC TPK, Pramestie Wulandary, menyampaikan bahwa peningkatan kinerja tersebut mencerminkan konsistensi perusahaan dalam meningkatkan kualitas layanan dan efektivitas operasional di seluruh area kerja. “Kinerja yang terus tumbuh menjadi indikator arus logistik di pelabuhan semakin efisien. Bagi kami, angka kinerja bukan sekadar capaian internal, tetapi cerminan kelancaran distribusi barang dari hulu ke hilir.,” ujarnya.
Peningkatan kinerja tercatat hampir di seluruh wilayah operasional. Area Non Tanjung Priok yang meliputi Sumatera dan Pontianak mencatatkan pertumbuhan 11,09% pada periode Januari–November 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, Area Tanjung Priok menunjukkan pertumbuhan lebih tinggi, yakni 13,86%.
Kinerja positif tersebut didorong oleh meningkatnya aktivitas ekspor sejumlah komoditas unggulan di berbagai wilayah. Di Panjang, komoditas Refined Glycerine tumbuh signifikan hingga 438,6%, diikuti ekspor Kopi yang meningkat 201%. Sementara di Palembang, ekspor Karet dan Kelapa masing-masing tumbuh 119% dan 105%. Di Sumatera Barat, komoditas Gambier dan Cassia Vera juga menunjukkan peningkatan masing-masing sebesar 58,3% dan 25,4%. Adapun di Tanjung Priok, pertumbuhan dipengaruhi oleh kehadiran sejumlah layanan internasional dan domestik baru yang memperkuat arus petikemas.
Sejalan dengan itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai ekspor Indonesia pada periode Januari–Oktober 2025 mencapai US$234,04 miliar, tumbuh 6,96% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Ekspor nonmigas tercatat sebesar US$223,12 miliar atau naik 8,42%, sementara impor Indonesia mencapai US$198,16 miliar, meningkat 2,19%. Dengan capaian tersebut, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus US$35,88 miliar.
“Fokus kami adalah menjaga keandalan operasi agar pengguna jasa mendapatkan kepastian layanan di tengah meningkatnya aktivitas kepelabuhanan. Menjelang akhir tahun, kami memastikan seluruh terminal tetap beroperasi optimal untuk menjaga kelancaran arus barang.” tutup Pramestie.
Red-Ervinna

