Dilansir Pusat Informasi Palestina, Rabu, (3/12/2025) kantor media tersebut menegaskan bahwa jurnalis Palestina telah menjadi sasaran penyerangan secara sistematis sejak perang dimulai. Mereka menyebut apa yang terjadi sebagai “pembunuhan dan pembunuhan yang disengaja” yang menargetkan jurnalis dan awak media.
Kecaman Keras dan Desakan Aksi Global
Kantor Media Pemerintah mengecam keras tindakan tersebut dan menyerukan kepada Federasi Jurnalis Internasional, Federasi Jurnalis Arab, serta seluruh organisasi media global untuk mengambil sikap tegas terhadap rangkaian pelanggaran ini. Mereka menekankan bahwa pendudukan Israel — bersama pemerintah Amerika Serikat dan negara-negara pendukung operasi militer seperti Inggris, Jerman, dan Prancis — bertanggung jawab penuh atas apa yang disebut sebagai “kejahatan terhadap jurnalis”.
Dalam pernyataannya, kantor tersebut mendesak komunitas internasional, lembaga pers, dan organisasi hak asasi manusia agar menuntut pertanggungjawaban pihak-pihak yang terlibat dalam pelanggaran tersebut di hadapan pengadilan internasional. Mereka menyerukan tekanan nyata untuk menghentikan perang, memastikan perlindungan jurnalis dan pekerja media di Gaza, serta menghentikan penargetan langsung terhadap mereka.
Menurut data terbaru, sejak perjanjian gencatan senjata diberlakukan pada 10 Oktober, sebanyak 359 warga Palestina—sebagian besar anak-anak, perempuan, dan lansia—tewas, dan 903 lainnya mengalami luka-luka dengan tingkat cedera berbeda.
Genosida yang Berlangsung dan Dampak Kemanusiaan
Sejak 7 Oktober 2023, pasukan pendudukan Israel dengan dukungan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa telah melakukan apa yang digambarkan sebagai genosida terhadap penduduk Gaza. Tindakan tersebut meliputi pembunuhan, kelaparan massal, penghancuran rumah dan infrastruktur, pengungsian paksa, serta penangkapan, meski berbagai seruan internasional dan perintah Mahkamah Internasional menuntut penghentian segera.
Genosida tersebut telah menyebabkan lebih dari 240.000 warga Palestina tewas atau terluka — sebagian besar anak-anak dan perempuan. Selain itu, lebih dari 11.000 orang masih hilang, sementara ratusan ribu lainnya terpaksa mengungsi dan menghadapi kelaparan yang menelan banyak korban jiwa, terutama anak-anak. Kerusakan besar-besaran juga menghapus sebagian wilayah Gaza dari peta kehidupan. []

