-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

H.HASAN ABDUL RAHMAN ASSO: IMAN DAN ISLAM DALAM MASYARAKAT ADAT TRADISIONAL

April 12, 2025 | April 12, 2025 WIB Last Updated 2025-04-12T11:46:27Z
foto : H.Hasan Abdul Rahman Asso

BANDUNG,DETIKSATU.COM || Dalam artikel singkat ini penulis mencoba memaparkan "Iman dan Islam Dalam Masyarakat Adat Tradisional". Sebelum masuk dalam inti pembahasan kami akan menguraikan pengertian dari tema di atas.

A. Pengertian Iman dan Pembahasan
Iman menurut bahasa memiliki berbagai macam arti seperti kepercayaan pada agama, kepercayaan bahwa itu benar-benar ada, pada dewa dan roh. 

Menurut istilah ini, yang dimaksud dengan Iman ialah dokma terhadap Tuhan yang Maha Esa, yang tidak beragama atau beragama.

Sedang dalam perspektif Islam, Iman hanya mengesahkan satu Tuhan dengan segenap jiwa yakni معرفة بالقلب Mengetahui dengan hati, وقول باللّسان Mengucapkan dengan lisan, وعمل بالأركان Mengerjakan dengan perbuatan.

Dengan demikian Iman dalam Islam adalah dipercaya dalam hati, diucapkan melalui lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Berdasarkan Hadits Riwayat Ibnu Majah Dari Ibnu Ali Bin Abi Talib Nomor. 64.

Selain dari pengertian di atas, sebagaimana umumnya setiap muslim wajib percaya pada rukun Iman dalam Islam seperti yang diajarkan oleh Malaikat Allah yang mulia Jibril Alaihissalam, yang di kenal dengan Hadits Jibril sebagai berikut:

قال : فأخبرني عن الايمان قال : أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر وتؤمن بالقدر خيره وشرّه .
"Malaikat Jibril berkata: Wahai Muhammad, beri tahulah aku tentang iman.' Nabi bersabda: Engkau harus beriman (percaya) kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab, utusan-utusan, hari akhir dan percaya pada takdir baik ataupun buruknya."

Yang dimaksud hadits di atas umat Islam wajib hukum-nya percaya bahwa satu-satu-nya Tuhan yang wajib di sembah hanya Allah Swt. tanpa menyekutukan dengan sesuatu yang dapat di lihat dengan mata.

Seperti: Patung (berhala), matahari, bulan, bintang, gunung, pohon, bahkan menyembah roh nenek moyang, bahkan ada suatu kelompok ada pula yang menyembah manusia.

Percaya pada malaikat-malaikat Allah Swt. bahwa malaikat adalah salah satu mahluk yang di ciptakan dari pada cahaya (nur) dan keberadaan mereka tidak dapat dilihat oleh mata.

Percaya pada kitab-kitab Allah Swt. yang di turunkan pada nabi-nabi terdahulu. kita-kitab yang di maksud sebagai berikut:
1. Taurat di turunkan kepada Nabi Musa as
2. Zabur di turunkan kepada Nabi Daud as
3. Injil di turunkan kepada Nabi Isa as, dan 
4. Al-Qur'an di turunkan kepada Nabi Muhammad Saw.

Sebagai umat Nabi Muhammad Saw. yang di utus paling terakhir, Nabi khatamun anbiya (Nabi Penutup para Nabi) terdahulu, maka kita wajib mengimani dalam hati, ucapkan lewat lisan, dan mengamalkan ajaran-nya dengan perbuatan. Sesuai dengan pengertian iman di atas.

B. Pengertian Islam
pengertian Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri. Adapun menurut syari’at (terminologi), apabila dimutlakkan berada pada dua pengertian:

Pertama: Apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman, maka pengertian Islam mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), juga seluruh masalah ‘aqidah, ibadah, keyakinan, perkataan dan perbuatan. Jadi pengertian ini menunjukkan bahwa Islam tidak sekedar menempelkan sebuah nama di KTP namun cara berislam yang benar dengan cara berikrar dengan lisan, meyakini dengan hati, dan beramal dengan perbuatan, serta berserah diri kepada Allah Azza wa Jalla atas semua yang telah ditentukan dan ditakdirkan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang Nabi Ibrahim as :

إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ ۖ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ

“(Ingatlah) ketika Rabb-nya berfirman kepadanya (Ibrahim), ‘Berserahdirilah!’ Dia menjawab: ‘Aku berserah diri kepada Rabb seluruh alam." (Al-Baqarah/2: 131)

Allah Saw. juga berfirman:

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِن بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (Ali ‘Imran/3: 19)

Allah Sۨwt. juga berfirman:

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.” (Ali ‘Imran/3: 85)

Menurut Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab rahimahulllah, definisi Islam adalah:

اْلإِسْلاَمُ: َاْلإِسْتِسْلاَمُ ِللهِ بِالتَّوْحِيْدِ وَاْلإِنْقِيَادُ لَهُ باِلطَّاعَةِ وَالْبَرَاءَةُ مِنَ الشِّرْكِ وَأَهْلِه

“Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk dan patuh kepada-Nya dengan ketaatan, dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan para pelakunya.”

Kedua: Apabila kata Islam disebutkan bersamaan dengan kata iman, maka yang dimaksud Islam adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah yang dengan-nya terjaga diri dan hartanya, baik dia meyakini Islam atau tidak.

Dengan demikian Islam dalam aplikasi sehari-hari dan di bulan-bulan tertentu setiap muslim wajib melakukan perkara rukun Islam seperti yang ajarkan oleh Malaikat Jibril as.

Dan Islam berakar kata dari “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang berarti tunduk, patuh, dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada Allah Swt. orang yang beragama Islam berarti ia pasrah dan tunduk patuh terhadap ajaran-ajaran Islam. 

Tidak sekedar tunduk dan patuh, namun muslim berkewajiban menjalankan semua perintah Allah dan menjahui semua larangan Allah Swt.

Mengenai bagaimana cara berislam yang baik tertuang dalam hadits malaikat Jibril yang berbunyi:

وقال يامحمد ! أخبرنی عن الاسلام . فقال رسول الله صلی الله عليه وسلم الأسلام أن تشهد أن لآ اله الّا الله وأن محمّدا رسول لله وتقيم الصلاة وتؤتی الزكاة وتصوم رمضان وتحجّ البيت إن استطعت إليه سبيلا .

"Wahai Muhammad ! Beritahulah aku tentang Islam. Rasulullah Saw. bersabda: 'Islam ialah engkau harus bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah, dan harus bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Romadhan, dan pergi haji ke baitullah bila engkau mampu jalannya.

Hadits di atas memberikan kita pelajaran bahwa setiap muslim yang membaiat diri bahwa satu-satu-nya Tuhan yang berhak di sembah adalah Allah Swt. maka setiap muslim wajib melaksanakan shalat lima (5) waktu dan ditinggalkan-nya mendapatkan dosa yang sangat beser.

Rasulullah Saw. Bersabda:

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قاَلَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : ( إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا )) رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ ، وَقَالَ : ( حَدِيثٌ حَسَنٌ ).

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, No. 413 dan An-Nasa’i, No. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.)

Dengan demikian Islam adalah agama yang sangat sempurna dan tidak perlu tawar menawar dalam menjalankan semua perintah Allah Swt. Dan menjahui semua larangan Allah Swt.

C. Pengertian Adat Dan Tradisi
Adat istiadat merupakan suatu perilaku atau kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun yang dilakukan secara berulang dan menjadi ciri khas dari suatu daerah.
 Sedangkan tradisi merupakan suatu warisan dari nenek moyang dan berkaitan dengan kepercayaan atau keyakinan yang memiliki fungsi tertentu.

Dalam Islam, hukum adat dapat menjadi sumber hukum, sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Dalam tulisan ini penulis akan mencoba menguraikan secara singkat tradisi masyarakat dari dua (2) sisi yaitu
1. Tradisinal dan
2. Tradisionalitas
 
Tidak semua tradisi masyarakat itu buruk dan juga baik maka, tradisi suatu masyarakat pasti terdapat hukum adat yang bertentangan dengan aqidah dan syariat islam. 

 Dalam kajian ini penulis lebih cenderung membahas dari dua sisi yaitu Tradisionalitas, tradisional.

Tradisionalitas adalah cara berpikir atau bertindak yang berpegang teguh pada adat istiadat atau norma yang diwariskan secara turun temurun.

Penulis akan memberikan salah satu contoh tradisi masyarakat adat muslim pinggiran di nusantra, masih banyak kita jumpai praktek pelihara babi yang notabenenya benar-benar di haramkan oleh Allah Swt. dalam Al-Qur'an. Namun sebagian masyarakat muslim masih memelihara dengan dalih sudah tradisi turun temuarun dan sukar untuk di hilangkan. Dan nilai dari babi sangat mistis dalam praktek hukum adat bagi masyarakat klen kecil maupun klen besar di suatu wilayah.

Sebab, dalam setiap upacara ritual, dari pernikahan, upacara inisiasi (aqikoh), pernikahan, membuka lahan baru, selamatan rumah adat, mengobati orang sakit yang sangat sekarat, dalam upacara-upacara tersebut hewan yang harus di serahkan ke roh nenek moyang dalam rumah adat adalah babi. Walaupum menghadirkan banyak hewan yang halal dikosumsi tetap tidak akan bermakna selain babi. Dan contoh tradisi di atas dilarang dalam Islam. Melakukan-nya berdosa, meninggallan-nya mendapat fahala serta rahmat Allah Swt.

Tradisional atau tradisi adalah sebuah bentuk perbuatan masyarakat yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama. Kebiasaan yang diulang-ulang ini dilakukan secara terus menerus karena dinilai bermanfaat bagi masyarakat, sehingga masyarakat tersebut melestarikan-nya.

Contoh: Perkawanina sesama marga, sangsi bagi penzina kalau dalam bahasa penulis (Pawi) sesama marga. Dan pria tidak boleh bergaul dengan wanita yang berbeda marga seperti Asso dengan Yelipele, Yelipele dengan Asso dan seterusnya. Jika ketahuan, maka konsekuensi-nya denda bahkan sampai ke pelamina dengan denda dan mahar yang di tentukan oleh keluarga masing-masing belah pihak.

Nilai-nilai tradisi di atas baik untuk stabilisasi sosial masyarakat, maka perlu di lestarikan sesuai kemampuan para pelaku.Dan yang buruk jangan dilestarikan. Wajib di tinggalkan.

Maka, penulis menyimpulakan bahwa Islam agama yang sangat sempurna dan tidak boleh di dekte oleh unsur manapun, lebih-lebih oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang Islam yang seharusnya mereka taat dan patuh, sesuai firman Allah Swt :

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

"Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh”. Dan mereka itu-lah orang-orang yang beruntung."

Karena Islam adalah agama yang sempurna, sebagaimana firma Allah Swt :

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا.
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu.” (Al-Maa-idah/5: 3).

Karena kesempurnaan Islam, Allah Swt. memberikan peringatan bagi semua mamusia agar masuk kedalam agama Islam dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dan melarang mengikuti jejak kekeliruan syaitan.

Sebagaimana firman-Nya:
berikut:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah (2): 208)

Demikian semoga tulisan singkat ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan jika ada kesalahan mohon dimaafkan. Sebab kebenaran hanya milik Allah Swt.

Oleh: H. Hasan Abdul Rahman Asso

Trending Now

×
Berita Terbaru Update