Kedua Kombatan, melakukan saling penyerang mulai pada 15 Juni 2025, antara TPNPB-OPM dan TNI di Kampung Aruli, yang menyebabkan 2 orang mengalami korban meninggal dunia antara lain, Mesak Asipalek, masyarakat sipil, dan Prek Sarera anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat TPNPB.
Setelah terjadi kontak sejata kedua pihak tersebut, Direktur Eksekutif (Pembela HAM Papua) Bapak, Theo Hesengem, yang di Akomodir Tim Kemanusiaan Terdiri dari pemerintah daerah, kepala Distrik Tangma,Ukha, beberapa kepala Kampung dan Aliansi Mahasiswa Lapago, telah Melakukan pemantauan, dan Memastikan, Saudara Egianus Kogeya dan kawan-kawannya telah meninggalkan daerah lokasi tersebut, sehingga TNI yang sedang beroperasi di Distrik Tangma dan Ukha Segera kembali ke margas, karena Keberadaan TNI disana membuat Masyarakat tegang dan sangat trauma. awak media dapat informasi saat Confrence pers pukul 3.45, wit (08/07). "beberapa titik yang kami telah pasangkan Bahlio disana bahwa tanda larangan, dan kami pertama kali lakukan, sehingga tidak melakukan pertumpahan darah, dan intimidasi terhadap warga sipil disana", tegasya, Theo
Direktur Eksekutif pembela HAM, Theo Hesengem bersama Tim kemanusiaan tegaskan bahwa, kedua bela pihak patut pada law the Humanity International. Mereka juga berhadap TNI dan TPNPB-OPM jangan pernah melakukan penyerangan kontak tembak sejata di area dimana masyarakat berada karena itu menganggu aktivitas masyarakat, Pungkasnya (*)
Report. Saranus kogeya
