Ayu Mela Yulianti: Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Redaksi
September 14, 2025 | September 14, 2025 WIB Last Updated 2025-09-14T09:29:43Z
Jakarta,detiksatu.com _Amar ma’ruf nahyi mungkar berarti memerintahkan pada yang baik dan mencegah dari yang mungkar. Yang berarti memerintahkan untuk melaksanakan seluruh perintah Allah Swt, dan mencegah dari segala hal yang dilarang oleh Allah SWT.


 Perintah amar ma’ruf nahyi munkar terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah Saw.

Dalam Surat Ali Imran ayat 104, Allah SWT berfirman:

وَلۡتَكُنۡ مِّنۡكُمۡ اُمَّةٌ يَّدۡعُوۡنَ اِلَى الۡخَيۡرِ وَيَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ‌ؕ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ‏

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”


Dari sini dapat dipahami jika senantiasa harus ada minimal segolongan orang yang menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Jangan sampai tidak ada satupun manusia yang tidak melakukan amar ma’ruf nahyi munkar.

Bisa dibayangkan jika tidak ada satu pun manusia yang melakukan amar ‘ nahyi mungkar, maka kemungkaranlah yang akan merajai dunia. Dan jika kemungkaran yang menguasai dunia, maka kebinasaanlah yang akan dituai umat manusia.

Maka aktivitas amar maruf nahyi mungkar ini menjadi satu kewajiban sekaligus kebutuhan seluruh umat manusia.


Memerintahkan sholat, puasa, menutup aurat, menepati janji, mengajak kajian, mengajak menghadiri talim menuntut ilmu, mengingatkan para penguasa untuk menerapkan hukum syariat Islam kaffah, ini adalah contoh kecil amar ma’ruf, mengajak pada kebaikan.

Mencegah orang lain berbohong, mencegah berbuat zina, mencegah muda mudi pacaran, mencegah anak muda meminum minuman keras, ini adalah contoh nahyi munkar.

Ketika amar ma’ruf nahyi mungkar berlangsung, maka kehidupan manusia akan senantiasa ada dalam keberuntungannya. Sebab senantiasa akan ada segolongan manusia yang akan melakukan aktivitas perbaikan ditengah kerusakan yang terjadi.


Apalagi segolongan manusia yang melakukan aktivitas amar maruf nahyi mungkar tersebut adalah segolongan penguasa yang memiliki kekuasaan. Ia akan mampu menciptakan kebaikan untuk rakyat yang dipimpinnya, seraya ia akan menyebarkan kebaikan tersebut hingga keluar negaranya, dalam aktivitas dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Sebab Islam adalah kebaikan dan keselamatan. Yang artinya menyerukan Islam adalah menyerukan kebaikan dan keselamatan, sebab Islam berisi kebaikan dan keselamatan. Artinya aktivitas amar maruf nahyi mungkar ini sama dengan aktivitas menyerukan Islam. Aktivitas menyerukan agar manusia terikat dengan hukum syariat Islam, agar mau diatur hidupnya dengan hukum syariat Islam kaffah.


Demikian mulianya perintah amar maruf nahyi mungkar ini. Hingga Allah SWT menyebut para pelaku amar maruf nahyi munkar ini sebagai golongan yang beruntung. Sebab ia akan menjadi golongan yang senantiasa mengajak pada kebaikan sesuai perintah Allah Swt dan mencegah manusia dari melakukan kemaksiatan kepada Allah SWT.

Aktivitas amar maruf nahyi munkar antara lain ada dalam bentuk aktivitas dakwah, aktivitas menyeru, yaitu menyeru pada jjalan keselamatan dan kebaikaan yaitu Islam. Allah SWT berfirman:

اُدۡعُ اِلٰى سَبِيۡلِ رَبِّكَ بِالۡحِكۡمَةِ وَالۡمَوۡعِظَةِ الۡحَسَنَةِ‌ وَجَادِلۡهُمۡ بِالَّتِىۡ هِىَ اَحۡسَنُ‌ؕ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعۡلَمُ بِمَنۡ ضَلَّ عَنۡ سَبِيۡلِهٖ‌ وَهُوَ اَعۡلَمُ بِالۡمُهۡتَدِيۡنَ‏

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125).

Juga ada dalam bentuk mencegah kemungkaran dengan tangan, atau dengan lisan, hingga hanya dengan hati.

Sabda Rasulullah Saw dalam sebuah hadits:

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

“Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim).

Dari hadits ini jelas kita diperintahkan untuk nahyi munkar. Dengan menggunakan tangan artinya adalah dengan menggunakan kekuasaan yang kita miliki. Misal mumpung jadi presiden, maka ambilah kesempatan untuk menerapkan seluruh hukum syariat Islam kaffah, sehingga Allah akan buka pintu keberkahan bagi kehidupannya dan kehidupan rakyatnya. Ini contoh mengubah dengan tangan artinya dengan menggunakan kekuasaan yang kita miliki. Sebab penerapan hukum syariat Islam kaffah adalah jalan keluar atau solusi bagi seluruh permasalahan manusia.

Adapun mengubah dengan lisan artinya adalah dengan seruan, dengan dakwah. Kemampuan ini dimiliki oleh partai-partai Islam atau ormas-ormas Islam, dan juga dimiliki oleh setiap individu muslim.

Dan makna mengubah dengan hati, artinya dengan mengingkari kemungkaran, dengan tidak melakukan kemungkaran dan kemaksiatan, dengan tidak ikut-ikutan maksiat, ini makna dari mengubah dengan hati. Dan makna mengubah dengan hati ini adalah indikasi selemah-lemahnya iman yang dimiliki oleh seorang individu.

Karenanya dakwah dan aktivitas amar maruf nahyi mungkar saling berkorelasi positif. Sebab dakwah merupakan salah satu aktivitas amar maruf nahyi munkar yang disyariatkan Allah SWT. Wallahu a’lam. []

Ayu Mela Yulianti, S.Pt., Pegiat Literasi dan Pemerhati Kebijakn Publik.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Ayu Mela Yulianti: Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Trending Now