Papua, detiksatu.com || Rakyat Papua telah menilai, mengevaluasi, dan menyadari bahwa Otsus telah gagal untuk bagi Rakyat Papua.
Itu nyata, fakta dan riil. Kegagalan ini meliputi:
- Gagal dalam Hak asasi manusia
- Gagal dalam pendidikan
- Gagal dalam kesehatan
- Gagal dalam perekonomian
- Infrastruktur yang tidak mensejahterakan orang Papua
24 Tahun otonomi khusus bagi Papua hanya janji yang belum terpenuhi, Harapan yang terkubur di tanah berdarah.
Tragedi Irene Sokoy
Irene Sokoy, ibu hamil asal Kampung Hobong, meninggal dunia pada Rabu, 19 November 2025, bersama bayi dalam kandungannya, setelah mengalami kesulitan mendapatkan perawatan medis di beberapa rumah sakit di Jayapura karena masalah biaya.
Beliau dibawa pukul 03.00 subuh dari Kampung Kensio dengan speed warga menuju RS Yowari untuk melahirkan. Namun, beliau tidak dilayani di RS Abepura, RS Dian Harapan, dan RS Bhayangkara, yang meminta biaya operasi sebesar 8 juta rupiah. Keluarga tidak siap dana, sehingga berencana membawa ke RS Dok 2 Jayapura, namun sangat disayangkan, beliau meninggal dalam perjalanan bersama bayi dalam kandungan.
Kegagalan OTSUS
Peristiwa tragis ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Otonomi Khusus (Otsus) Papua gagal implementasi oleh Para Gubernur, walikota, bupati, DPR RI, DPD RI, DPRP, dan DPRK. Mereka belum mampu menjamin layanan kesehatan yang layak bagi Rakyat Papua
Seruan untuk Perubahan
Masyarakat Papua menyerukan kepada wakil rakyat, DPR RI, DPD RI, DPRP Provinsi, DPRK Kab dan pemerintah untuk mendengarkan jeritan Rakyat Papua. Kami meminta agar:
- Rumah sakit pemerintah berbenah diri dan meningkatkan layanan kesehatan
- Pemerintah mendatangkan dokter kandungan minimal ada 4 spesialis, setiap rumah sakit
- Pasang CCTV di depan, maupun di loket pelayanan, dan monitor TV tentang jumlah kamar kosong, kamar full
- Rujukan langsung tulis rumah sakitnya minimal langsung 1 surat bisa di pakai ke semua rumah sakit
- Layani dulu, administrasi nanti, dan gunakan dana kesehatan untuk OAP dengan efektif
Reporter : Saranus Kogoya
