Jakarta,detiksatu.com || (RM) Margono Djojohadikusumo merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah ekonomi kerakyatan Indonesia.
Hal itu disampaikan Menteri Agama RI Nasaruddin Umar dalam seminar nasional bertajuk “Perintis dan Kepeloporan RM Margono Djojohadikusumo Dalam Meletakkan Fondasi Sistem Keuangan Modern untuk Pembangunan Perekonomian Indonesia” di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tangerang Selatan, pada Kamis 15 Mei 2025.
Menurut Nasaruddin, sosok RM Margono kerap terlupakan, padahal jejak dan karyanya masih dirasakan hingga kini oleh seluruh komponen masyarakat Indonesia.
“Selain Bung Hatta dan merupakan tokoh proklamator juga seorang desainer ekonomi kerakyatan pada waktu itu, ada juga sosok yang hampir terupakan namun jejak dan karyanya sampai hari ini dinikmati seluruh komponen warga bangsa Indonesia. Sosok tersebut ialah Raden Mas Margono Djojohadikusumo yang kita kenal dengan RM Margono,” kata Nasaruddin.
Dikatakan Nasaruddin, RM Margono lahir di Purwokerto pada 16 Mei 1894 dan wafat pada 25 Juli 1978. Di usianya yang ke-84, ia meninggalkan warisan penting dalam bentuk gagasan dan lembaga ekonomi yang masih eksis hingga kini.
RM Margono juga merupakan Ketua Dewan Perwakilan Agung Sementara (DPAS) pertama yang berperan penting dalam perumusan kebijakan ekonomi pascakemerdekaan.
Selain itu, RM Margono juga dikenal sebagai penggagas pendirian bank sirkulasi yang sesuai dengan amanat UUD 1945, yang kemudian dikenal sebagai Bank Negara Indonesia (BNI).
“RM Margono adalah mengusulkan supaya dibentuk sebuah bank sentral atau bank sirkulasi seperti yang dimaksudkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang kemudian diberikan nama Bank Negara Indonesia atau BNI,” kata Nasaruddin.
Sebagai pendiri Bank Negara Indonesia atau BNI, ya beliau meratakan prinsip-prinsip keuangan yang berkeadilan, inklusif dan berorientasi pada kepentingan rakyat,” imbuhnya.
Nasaruddin menyatakan, visi RM Margono tentang sistem keuangan modern lahir dari kesadaran akan pentingnya ekonomi sebagai tulang punggung kemanusiaan dan pendorong utama nasionalisme bangsa. Menurutnya, hal itu selaras dengan prinsip agama.
“Agama mengajarkan keadilan ekonomi sementara semangat kebangsaan mengajarkan bahwa kemandirian ekonomi adalah harga mati bagi negara memerdekat. Yang kedua, peran pemimpin yang visioner. Dan berani mengambil resiko untuk kepentingan jangka panjang,” kata Nasaruddin.
Ia mencontohkan pendirian BNI yang dilakukan di tengah situasi revolusi kemerdekaan sebagai bentuk keberanian dan keteguhan hati RM Margono. Selain itu, Nasaruddin menekankan pentingnya literasi keuangan dalam masyarakat, sebagaimana diyakini oleh RM Margono.
“RM Margono Djojohadikusumo percaya bahwa ekonomi yang maju harus didukung oleh masyarakat yang melek finansial,” tuturnya.
Lebih jauh, Nasaruddin menekankan keselarasan nilai-nilai ekonomi yang diperjuangkan RM Margono dengan ajaran agama.
“Dalam konteks agama, nilai-nilai keadilan, kesejahteraan, dan keperluan sosial yang diperjuangkan oleh RM Marwono sejalan dengan ajaran agama-agama yang ada di Indonesia,” katanya.
Lebih jauh, Nasaruddin berharap agar semangat perjuangan RM Margono terus dijadikan inspirasi dalam membangun bangsa melalui pendekatan yang bermoral dan beretika.
“Seminar ini tentu bukan hanya sebagai ajang mengenang jasa-jasa beliau tetapi juga sebagai momentum untuk merefleksikan bagaimana kita dapat meneruskan perjuangan beliau di dalam konteks kekinian,” tutupnya
Tim Redaksi