Jakarta,detiksatu.com || Diess Natalia Ikatan Sarjana Katolik Indonesia 67 tahun iska berkarya mengabdi dan mewujudkan harapan dalam kesataraan, acara di selenggarakan pada (31/5/25)
Puncak peringatan Dies Natalis ke-67 d
i Hotel Santika Slipi, Jakarta,
i Hotel Santika Slipi, Jakarta,
ISKA berlangsung Seminar Publik dengan tema: ‘Menjawab Krisis, Tantangan dan Arah Baru Ekonomi Global dari Perspektif Indonesia.”
Seminar dilangsungkan pada hari ini Sabtu (31/5) mulai pukul 07:00 WIB dengan menghadirkan dua pembicara yaitu Wakil Menteri Keuangan RI, Thomas Djiwandono,
Sebelumnya, ISKA menggelar kegiatan bakti sosial sebagai bentuk nyata pengabdian dan cinta kasih kepada sesama.
Kegiatan ini menjadi pembuka dari serangkaian acara peringatan hari lahir ISKA, yang mengangkat tema besar: “Berkarya, Mengabdi, dan Mewujudkan Harapan dalam Kesetaraan.”
Bakti sosial kali ini menyasar anak-anak panti asuhan, dengan pemberian bantuan berupa kebutuhan pokok, perlengkapan sekolah, serta bantuan pendampingan emosional dan hiburan edukatif.
Dalam suasana hangat penuh kekeluargaan, para anggota ISKA berinteraksi dengan anak-anak panti dengan membawa semangat solidaritas, cinta kasih, dan kepedulian sosial.
Ketua Panitia Dies Natalis ISKA ke-67, Ardy Susanto, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni simbolik, tetapi perwujudan konkret dari iman yang hidup.
Kami ingin menjadikan momentum Dies Natalis ini sebagai refleksi pengabdian. ISKA tidak hanya hadir sebagai organisasi intelektual Katolik, tetapi juga sebagai komunitas yang menaruh perhatian serius terhadap isu kemanusiaan, khususnya terhadap kelompok rentan seperti anak-anak panti,” ujar Ardy.
Ketua Umum Presidium Pusat ISKA, Lucky A. Yusgiantoro, mengatakan bahwa kegiatan bakti sosial ini bukan hanya kegiatan amal biasa, melainkan wujud permenungan spiritual sekaligus manifestasi sosial dari nilai-nilai Katolik yang dianut ISKA.
“Dies Natalis ke-67 ini adalah momen reflektif, mengingatkan kami bahwa panggilan sarjana Katolik bukan hanya berkutat pada ruang akademik atau intelektual, tetapi juga pada gerakan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat,” kata Lucky.
Tim Redaksi