Meski tingkat pendidikan formal meningkat, namun krisis moral dan karakter tak terelakkan. Terjadinya berbagai kasus kekerasan pelajar, penyalahgunaan narkoba, serta krisis kesehatan mental yang mengkhawatirkan pun terjadi.
Bila kita cermati, secara umum terdapat perubahan pada pola di kalangan generasi penerus kita saat ini, yakni mengabaikan nilai-nilai agama, dan justru lebih mengedepankan individualisme dan materialisme.
Hal ini tentu ada yang melatarbelakanginya. Sistem pendidikan sekuler yang secara sadar memisahkan nilai-nilai agama dalam pendidikan, dan membangun ruang belajar yang seolah “netral”, namun hampa tanpa arti.
Peserta didik diajarkan skill yang berkaitan dengan how to be successful in life, namun melewatkan mengajarkan mengapa dan untuk apa sukses itu. Berbagai pengetahuan diberikan, tetapi tanpa diimbangi dengan pendidikan kepribadian, tanpa ada tuntunan untuk menjadi manusia yang berarti.
Lantas, mau kemana arah pendidikan kita jika tidak aware dengan problem tersebut?
Sekularisme dalam Pendidikan: Mengkhawatirkan?
Sekularisme adalah paham yang memisahkan agama dari kehidupan (tatanan sosial). Dalam dunia pendidikan, di seluruh level nya telah menjelma kedalam netralitas nilai, dimana hal atau sifat yang bersifat spiritual dipandang tidak relevan atau akan menganggu objektivitas dari ilmu pengetahuan itu sendiri.
Pengembangan kurikulum disusun hanya berdasarkan sains dan rasionalitas, tanpa ada pijakan etika transendental. Akibatnya, lahirlah generasi yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, namun kosong secara ruhani.
Dalam sistem pendidikan yang tersekularisasikan dimana ilmu dipandang sebagai sebuah entitas yang netral. Dalam hal ini, etika, dan agama dipandang bersifat privatis. Pada umumnya, tidak boleh ada dalam kehidupan di dalam ruang kelas. Akhirnya, tidak sedikit para pelajar Muslim meski menempuh pendidikan tinggi sering diidentifikasi dengan krisis identitas yang menyebabkan hilangnya arah moral.
Pendidikan dalam Islam: Memanusiakan Manusia
Pendidikan dalam Islam bukan hanya sekadar proses knowledge transfer semata, melainkan juga proses personality transfer. Tujuannya tentu saja bukan hanya sekadar menghasilkan manusia yang cerdas secara intelektual, namun juga luhur secara moral dan kuat secara spiritual. Dalam pendidikan Islam, ilmu bukanlah sebagai tujuan akhirnya, namun sebagai jalan menuju kedekatan kepada Allah Ta’ala.
Asas utama pendidikan Islam adalah akidah. Semua ilmu pengetahuan dan kehidupan dikembalikan pada keimanan kepada Allah. Akhlak dan adab menjadi inti dari proses pendidikan, bukan hanya sebagai bumbu pelengkap saja. Oleh karena itu, pendidikan Islam menuntut keterpaduan antara ilmu dan iman.
Pendidikan Islam dan Sekularisme
Pendidikan Islam dan sekularisme berasal dari dua sumber yang berbeda. Pendidikan Islam bersumber pada wahyu Ilahi, sementara sekularisme bersumber pada logika manusia semata.
Ketika pendidikan Islam berada di tengah cengkraman sistem sekuler, sering kali terjadi reduksi nilai. Akidah disingkirkan, akhlak disimplifikasi menjadi aturan perilaku, dan ilmu agama terpisah dari ilmu pengetahuan umum.
Tidak sedikit lembaga pendidikan atau sekolah Islam hari ini hanya menambahkan pelajaran agama saja tanpa membangun sistem pendidikan yang berbasis akidah Islam. Hal ini menghasilkan ketimpangan yang disebabkan oleh dikotomi pendidikan, di mana pelajar yang pintar dalam bidang sains dan teknologi, namun buta dalam ilmu agama.
Di sisi lain, pelajar yang kuat dalam aspek spiritual, terkadang belum terintegrasi secara penuh dengan penguasaan ilmu sains dan teknologi modern, serta ilmu kehidupan lainnya.
Penutup
Tantangan pendidikan di tengah cengkraman sekularisme bukan alasan untuk menyerah, namun berusaha untuk menguatkan kembali pondasi pendidikan Islam. Pendidikan sekuler menjauhkan Allah dari ilmu pengetahuan, sedangkan pendidikan Islam justru menjadikan Allah sebagai tujuan ilmu pengetahuan.
Di sinilah letak kemuliaan pendidikan Islam, tidak hanya melahirkan manusia pintar semata, melainkan melahirkan manusia yang mengenal Allah Ta’ala, menjunjung tinggi akhlak mulia, dan memberi manfaat bagi umat manusia.
Saatnya umat Islam membangun kembali sistem pendidikan yang kokoh dalam nilai, luas dalam ilmu, dan kokoh dalam iman. Sebab, dari rahim pendidikan yang benar, akan lahir pula peradaban yang mulia. Wallahu a’lam bishawab. []
PAPUA MUSLIM