Nor Hasanah: Generasi Hebat Butuh Teladan Hebat (Refleksi Hari Anak Nasional 23 Juli 2025)

Redaksi
Senin, Juli 28, 2025 | Juli 28, 2025 WIB Last Updated 2025-07-27T21:49:48Z

 

  Jakarta,detiksatu.com _Setiap 23 Juli, Indonesia memperingati Hari Anak Nasional (HAN) sebagai bentuk kepedulian terhadap perlindungan dan pemenuhan hak anak. Tahun 2025 ini, tema yang diusung adalah “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045” dengan tagline “Anak Indonesia Bersaudara”. Tema ini menekankan pentingnya membangun generasi muda yang sehat, cerdas, tangguh, dan berdaya saing untuk menyongsong seratus tahun kemerdekaan bangsa.

Namun, di balik semangat tersebut, muncul pertanyaan penting: bagaimana kita dapat membentuk generasi hebat yang mampu mewujudkan Indonesia Emas 2045? Salah satu jawabannya terletak pada keteladanan yang diberikan oleh orang tua, guru, dan lingkungan sekitar.


 Teladan adalah contoh perilaku yang baik yang dapat diikuti oleh anak-anak. Dengan melihat teladan yang baik, anak-anak dapat belajar tentang nilai-nilai yang penting dalam kehidupan, seperti kejujuran, kerja keras, dan empati. Teladan juga dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting untuk kesuksesan mereka di masa depan.

Menurut penelitian, anak-anak cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya, baik positif maupun negatif. Jika orang tua dan guru menunjukkan sikap jujur, disiplin, dan bertanggung jawab, anak-anak akan lebih mudah menginternalisasi nilai-nilai tersebut.


Sebaliknya, jika anak-anak menyaksikan perilaku yang tidak konsisten atau negatif, mereka mungkin mengalami kebingungan dalam memahami nilai-nilai yang seharusnya dipegang. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk menjadi teladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa data fakta terkini banyak menunjukkan pentingnya teladan bagi anak-anak. Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh orang tua terhadap anak-anak sangat besar. Anak-anak yang memiliki orang tua yang baik cenderung memiliki perilaku yang baik juga. Demikian juga pengaruh guru terhadap siswa-siswa sangat besar. Guru yang baik dapat membantu siswa-siswa mereka belajar tentang nilai-nilai yang penting dalam kehidupan.


Tantangan dalam Memberikan Keteladanan

Di era digital saat ini, tantangan dalam memberikan keteladanan semakin kompleks. Penggunaan gadget yang berlebihan, kurangnya interaksi sosial, dan tekanan kehidupan modern dapat mempengaruhi kualitas hubungan antara orang tua, guru, dan anak-anak. Oleh karena itu, kita perlu memberikan teladan yang baik kepada anak-anak kita untuk membantu mereka mengatasi tantangan-tantangan tersebut.

Menurut data UNICEF, setiap setengah detik satu anak di dunia mengakses internet untuk pertama kalinya. Di Indonesia, dari 221 juta pengguna internet, lebih dari 9 persen adalah anak usia di bawah 12 tahun. Situasi ini menempatkan anak-anak pada risiko tinggi terhadap konten berbahaya, penipuan digital, hingga eksploitasi daring.

Selain itu, tekanan ekonomi dan sosial dapat membuat orang tua dan guru kesulitan dalam menyediakan waktu dan energi untuk mendampingi anak-anak secara optimal. Hal ini dapat berdampak pada kurangnya keteladanan yang diberikan kepada anak-anak.


Solusi Membangun Keteladanan

Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam membentuk lingkungan yang mendukung pembentukan karakter anak. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain melalui seminar dan pelatihan, orang tua dan guru dapat diberikan pemahaman tentang pentingnya keteladanan dan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah menyelenggarakan seminar nasional bertajuk “Peran Orang Tua dalam Membentuk 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”.


Membangun komunikasi yang hangat dan terbuka antara orang tua dan anak juga dapat membantu anak merasa didengar dan dihargai. Hal ini juga memungkinkan orang tua untuk memberikan arahan dan keteladanan secara lebih efektif.

Di sekolah dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kurikulum, sehingga nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati diajarkan secara sistematis. Guru sebagai teladan juga dapat memperkuat pembelajaran ini melalui perilaku sehari-hari.

Harapannya juga para orang tua dan guru perlu membimbing anak-anak dalam menggunakan teknologi secara bijak, termasuk mengajarkan literasi digital dan etika berinternet. Hal ini penting untuk melindungi anak dari risiko konten negatif dan membentuk perilaku digital yang sehat.


Mewujudkan generasi hebat yang mampu membawa Indonesia menuju masa depan gemilang memerlukan keteladanan yang kuat dari orang tua, guru, dan masyarakat. Dengan memberikan contoh perilaku yang positif, membangun komunikasi yang baik, dan menciptakan lingkungan yang mendukung, kita dapat membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang berkarakter, cerdas, dan tangguh.

Hari Anak Nasional 2025 menjadi momentum untuk merefleksikan peran kita dalam mendampingi dan membimbing anak-anak sebagai generasi penerus bangsa yang sangat membutuhkan teladan yang baik untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang menjadi generasi hebat. Oleh karena itu, mari kita berikan teladan yang baik kepada anak-anak kita. Dengan demikian, kita dapat membantu anak-anak kita mencapai potensi mereka yang sebenarnya dan menjadi generasi yang lebih baik dan lebih berdaya saing di masa depan.

Dengan memberikan teladan yang baik, kita dapat membantu anak-anak kita tumbuh dan berkembang menjadi generasi hebat yang dapat menghadapi tantangan-tantangan di masa depan dengan percaya diri dan kemampuan yang baik. Oleh karena itu, mari kita prioritaskan teladan yang baik bagi anak-anak kita dan membantu mereka mencapai potensi mereka yang sebenarnya.


 Sumber: Nor Hasanah  
Pustakawati UIN Antasari Banjarmasin

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Nor Hasanah: Generasi Hebat Butuh Teladan Hebat (Refleksi Hari Anak Nasional 23 Juli 2025)

Trending Now