Menurut habibi warga Desa Buhut Jaya, perusahaan tampaknya lebih memprioritaskan kepentingannya untuk diri sendiri tanpa mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar. “Kami merasa seperti tidak ada perubahan signifikan dalam kehidupan kami sejak perusahaan ini beroperasi. Padahal, kami berharap perusahaan bisa membantu meningkatkan taraf hidup kami,” ujar si habibi warga Desa Buhut Jaya.
Warga juga mengungkapkan keprihatinan mereka terkait dengan masalah lingkungan yang timbul akibat aktivitas perusahaan. Mereka khawatir bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi tidak hanya berdampak pada kehidupan sehari-hari mereka, tetapi juga mengancam sumber daya alam yang menjadi mata pencaharian utama warga.
“Kami sudah beberapa kali menyampaikan keluhan kami kepada pihak perusahaan, namun terkesan tidak ada respon yang serius. Seolah-olah kami tidak terlihat,” tambah warga lainnya.
Novan juga menyampaikan
Selain itu, warga dan pelaku usaha lokal juga merasa bahwa PT Petrosia tidak mau bermasyarakat dan enggan berhubungan dengan mereka. Joni pelaku usaha lokal “Kami mencoba untuk berkolaborasi dan menawarkan jasa atau produk kami, tapi selalu ada saja alasan untuk menolak,” padahal perkembangan perusahaan semakin pesat.
Hal ini semakin memperlebar jarak antara perusahaan dan masyarakat lokal, serta menimbulkan kesan bahwa PT Petrosia hanya memikirkan kepentingannya sendiri tanpa peduli dengan potensi dan kebutuhan lokal.
PT Petrosia sejauh ini belum memberikan pernyataan resmi terkait dengan tuduhan ini. Namun, harapan warga tetap tinggi bahwa perusahaan dapat lebih peduli dan terlibat aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Buhut Jaya.
Kasus ini menjadi perhatian penting bagi pemerintah setempat untuk mengawasi aktivitas perusahaan dan memastikan bahwa perusahaan benar-benar menjalankan tanggung jawab sosialnya terhadap masyarakat sekitar.
Tambahan dari sanjo"semoga pemerintah Daerah lebih berpihak ke warga. (Fahmi)
