Tokoh Intelektual Papua Otis Tabuni : Deklarasi Rekonsiliasi dan Doa Pemulihan kota Wamena Sebagai Komitmen Bupati Jayawijaya Letkol Athenius Murib bersama Wakil Ronny Elopere

Redaksi
Agustus 01, 2025 | Agustus 01, 2025 WIB Last Updated 2025-08-01T03:54:15Z
Papua pegunungan Detiksatu.com ||Tokoh Intelektual Papua Otis Tabuni SH.M.H  Menilai Deklarasi Rekonsiliasi dan Doa Pemulihan kota Wamena Sebagai bentuk Komitmen diri  Bupati Jayawijaya Letkol Athenius Murib, SH., M.H bersama Wakil bupati Jayawijaya Ronny Elopere S.IP.M.KP untuk Mengajak masyarakat Jayawijaya kembali ke kehidupan yang damai dalam iman kristus tanpa ancaman, ketakutan dan traumatis di atas tanahnya, Papua 1/8/2025

bukannya tidak menghormati dan menghargai pemikiran dan kolaborasi gagasan antara pemerintah bersama seluruh unsur pimpinan daerah kabupaten Jayawijaya tingkat pemerintah,  Gereja, kepala suku, Tokoh Pemuda tokoh masyarakat dan perempuan serta lembaga-lembaga lainnya , tetapi jika PEMDA bukan yang menjadi eksekutor, gagasan dan agenda apapun tak akan bisa sukses. Oleh sebabnya tokoh penting atas lahirnya tanggal hari rekonsiliasi dan Doa bahkan menetapkan sebagai kalender libur (31 Juli sebagai Hari Doa) bagi  rakyat Jayawijaya ) adalah Bupati dan wakil Bupati Jayawijaya provinsi Papua Pegunungan. 


Mengapa Penulis Sebut Komitmen kedua pemimpin?

Kedua pemimpin bukan dari luar bukan tak tahu berbagai persoalan di Wamena.  Mereka tahu berbagai persoalan yang terjadi di Jayawijaya Wamena.  Atas dasar pemahaman mereka tentang konflik sosial, konflik horizontal, kriminal dan kekerasan, pencurian dan kemalingan/ Maling, kebencian kedang kian antar umat, pembunuhan liar di jalanan, ketakutan dan traumatis me psikologis masyarakat dan seterusnya telah dilihat dan  dirasakan oleh Bupati dan wakil Bupati  jadi respon itu kemudian lahirlah rekonsiliasi sebuah hasil komitmen bersama para pemimpin baik itu eksekutif, legislatif, pemimpin Adat, kepala suku, perempuan, pemuda dan lainnya. 

Mengapa Harus Lahirkan Rekonsiliasi?

Konsep rekonsiliasi bukan hanya karena konflik vertikal dan konflik politik yang melahirkan kejahatan dan pelanggaran HAM dan kemudian merekonsiliasi untuk saling mengakui dan memaafkan contoh seperti Afrika Selatan dalam rekonsiliasi konflik apartheid. Tetapi penting sekali adalah rekonsiliasi diri, rekonsiliasi keluarga, rekonsiliasi kelompok sosial masyarakat  organisasi dan lainnya.

Tujuannya  adalah merefleksikan diri dengan sesama umat manusia, merefleksikan diri dengan alam, refleksi diri dengan Tuhan, mengakui kesalahan, memohon maaf  dan meminta pengampunan, memperbaharui hidup dengan perkuat nilai-nilai spritual sehingga melahirkan cinta damai, cinta kasih, cinta sesama dan cinta pada alam yang lahir dari jiwa dan roh kebenaran.. 

Kalau semua rakyat Jayawijaya merenungkan secara mendalam, peristiwa deklarasi rekonsiliasi hari ini akan menjadi sejarah peradaban baru bagi kemajuan dan generasi yang baru lahir setelah peristiwa rekonsiliasi ini menikmati kehidupan tanpa  masalah dan konflik seperti sebelumnya..

Apa Landasan Yang kuat Pemerintahan Murib Lahirkan rekonsiliasi?

Saya berpendapat ada beberapa hal tanpa mengetahui langsung tujuan Murib.
Pertama, Beliau sangat dekat gereja, bahkan pelayan umat di gereja. penulis perna di satu gereja waktu kami di Semarang Jawa Tengah tempo dulu bahwa Beliau pelayan setia. Atas dasar ini,  begitu bertugas di Wamena sebagai Dandim, punya catatan berbagai persoalan, ketidaknyamanan, traumatis, Gangguan Psikologis kepada rakyatnya. 

Selain itu, beliau punya catatan ketidak beneran hidup anak-anak muda di Wamena yang kebanyak hidup di jalanan dengan aktivitas yang tidak sesuai dengan nila spiritual. Jadi Bapak Atenus Murib, sebagai pemimpin ingin selamatkan generasi hanya melalui rekonsiliasi untuk pemulihan dan memulihkan jiwa semua ini hanya melalui rekonsiliasi, Doa dan refleksi.

Apa yang terjadi di Jayawijaya, Wamena  hari ini menjadi catatan penting bagi Papua secara umum sebab persoalan sosial, konflik yang lahir di masyarakat, kelompok anak-anak muda-mudi yang kehidupannya sudah tidak benar,  gesekan budaya, persoalan lingkungan, persoalan tanah adat bahkan persoalan konflik bersenjata dan kekerasan terus menerus terjadi diatas tanah Papua.  Dengan demikian, butuh Doa, Refleksi, rekonsiliasi dsn revitalisasi nilai-,nilai dan norma kehidupan yang benar. 

Manusia melakukan apa yang bisa di lakukan dalam keterbatasan, selebihnya Tuhan Yesus menyatakan kuasanya sebab itu yang dikehendaki Allah sang pencipta.|| Tutup Otis


Papua, 1 Agustus 20225
Otis Tabuni


( Inggi Kogoya )
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tokoh Intelektual Papua Otis Tabuni : Deklarasi Rekonsiliasi dan Doa Pemulihan kota Wamena Sebagai Komitmen Bupati Jayawijaya Letkol Athenius Murib bersama Wakil Ronny Elopere

Trending Now

Iklan

iklan