"Bersahabatlah dengan orang yang berbeda ideologi dan keyakinan iman demi kemanusiaan dan perdamaian tanpa mengorbankan atau mengadaikan iman dan ideologi kita".
Oleh Gembala Dr. Ambirek/t G. Socratez Yoman
Amsal 17 ayat 17 berbunyi:
"Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran".
Ayat ini mengajarkan bahwa persahabatan yang sejati ditandai dengan kasih yang konsisten dan kesediaan untuk mendukung sahabat di saat-saat sulit, bertindak seperti saudara kandung yang selalu ada. Berdiri teguh bersama dan memberikan nasihat, kritik, teguran dan pandangan kepada sahabatnya apabila melangkah dan melakukan yang kurang tepat.
Pada 23 Agustus 2025 ada dua teman mengirim (forward) salah satu tulisan yang menurut saya itu sangat bagus dan mengingatkan saya, supaya saya tetap berdiri sebagai Gembala dan Guru untuk semua dan tidak berpihak pada seseorang.
Ada yang menanggapi tulisan itu dengan komentar sebagai berikut:
"Mengapa saya lanjutkan ke Bapak? Karena saya setuju dengan pendapatnya.
Bapak Gembala harus netral berdiri diatas semua golongan, politik pilkada adalah politik rendah, masuk perangkap agenda kolonialisme. Padahal Bapak sangat berwibawa bicara nasib bangsa dan negara papua diatas semua golongan bukan proyek dan agenda kolonialisme NKRI". --Ustads Ismail Asso--
Ada yang sampaikan kepada saya seperti ini:
"Malam kk besar adik lanjutkan dari grup sebelah, menurut adik masukan ini baik." --SB--
Nasihat yang sangat bagus itu saya kutip utuh sebagai berikut:
"Bapak Pdt Dr Yoman sebaiknya fokus pada menulis tentang isu Papua dalam rangka mencerdaskan dan mendorong generasi muda Papua seperti buku-buku bapak yang ada.
Ini kita apresiasi dan bangga sekali terhadap penerbitan buku bapak.
Sedangkan tentang politik pilkada/Pilgub bapak tidak berkomentar, biarkan masyarakat Papua memainkan politik dengan gaya dan itu sesuai dengan koridor demokrasi.
Bapak harus berposisi sebagai bapak Bangsa yang mengedukasi tentang kepalsuan sejahtera dll tentang Papua.
Jika bapak berkomentar tentang Pilkada Papua, maka bapak jelas-jelas mendukung salah satu kandidat Gubernur Papua sebagai provinsi Induk.
Konsistensi mengangkat isu Papua melalui tulisan berbobot, data valid tersebut terus harus disuarakan tanpa dikontaminasi oleh pikiran sesaat tentang Pilgub Papua dari pada buku-buku bapak tulis itu tentang masa depan Papua.
Kalau bapak Berkomentar tentang ini publik pasti mempertanyakan konsistensi bapak dalam pikiran bapak yang kami baca di sejumlah buku dan artikel.Terima kasih,. 🙏🏿🫡
***
Tulisan ini sangat membantu saya dan juga menyelamatkan rakyat dan bangsa Papua Barat dari Sorong-Merauke yang tertindas dan hidup dalam kepalsuan sejarah bangsa kolonial Indonesia firaun modern yang menduduki dan menjajah kita sudah menjadi 63 tahun sejak 19 Desember 1961 sampai sekarang.
Terima kasih banyak atas nasihat sangat berharga ini. TUHAN Allah Yesus Kristus memberkati.
Akhir kata, "Mengapa Gembala dan Guru bangsa mendukung Prabowo Subianto dan Matius Derek Fakiri?"
Pertanyaan kunci ini tetap misteri dan jawabannya kita temukan beberapa tahun ke depan.
"Tebing terjal harus dibuat tangga untuk dilalui. Jurang yang dalam harus dibangun jembatan untuk dilewati. Keadaan gelap harus dinyalakan lilin kecil supaya bercahaya. Kalau ada ombak besar dan gelombang tinggi harus melihat arah angin.Kalau jembatan putus harus dibangun kembali untuk dilewati. Tembok yang tinggi harus dipasang tangga untuk didaki."
Dalam sebuah bangsa yang tertindas, terluka, rasa gelisah, ketakutan, selalu ada disalahtafsir dan disalah fahami terhadap pemimpin itu adalah hal yang positif.
"A Long to Walk to Freedom" (Mandiba Nelson Mandela)
Terima kasih. Selamat membaca. Tuhan Yesus memberkati
Ita Wakhu Purom, 24 Agustus 2025
Kontak: 08124888458