sikapnya di tengah gelombang kerusuhan yang merebak di berbagai daerah. Situasi yang semestinya menjadi ruang penyampaian aspirasi rakyat justru tercoreng oleh tindakan represif aparat di satu sisi, dan dinamika lapangan yang mengarah pada kerusuhan serta merugikan masyarakat luas di sisi lain.
Koordinator BEM Se-Bogor, Indra Mahfuzhi, menegaskan bahwa mahasiswa akan tetap berdiri di garda terdepan perjuangan rakyat, namun dengan menekankan pentingnya fokus pada substansi tuntutan.
“Kami mengecam keras tindakan represif aparat yang telah mencederai hak-hak demokratis dan bahkan menyebabkan korban jiwa. Namun, pada saat yang sama kami juga menolak segala bentuk kerusuhan, penjarahan, dan perusakan fasilitas umum yang justru merugikan masyarakat luas. Itu bukanlah arah perjuangan rakyat,” tegas Indra.
BEM Se-Bogor menilai, gerakan mahasiswa harus terus diarahkan pada jalur konstitusional dan substansi perjuangan, bukan pada eskalasi destruktif yang kontraproduktif. Oleh karena itu, ada sejumlah tuntutan yang kembali digarisbawahi:
1. Kawal dan mendesak pemerintah transparansi penghapusan tunjangan mewah DPR.
2. Usut tuntas dan secara transparan pelaku represifitas aparat yang menyebabkan korban jiwa.
3. Mendesak pemerintah segera mengambil langkah hukum sesuai undang-undang dalam menyelesaikan kerusuhan.
4. Pecat anggota DPR yang mencederai serta menghina gerakan masyarakat.
5. Kecam dan hentikan tindakan represif aparat serta membebaskan massa aksi yang ditahan.
6. Mendesak pengesahan RUU Perampasan Aset.
7. Reformasi Polri, DPR RI, dan partai politik.
Indra menambahkan, mahasiswa tidak boleh terjebak dalam provokasi yang mengalihkan arah perjuangan rakyat.
“Kami mengajak masyarakat dan mahasiswa tetap menjaga semangat perjuangan dengan cara yang bermartabat. Fokus kita harus pada substansi tuntutan rakyat, bukan pada kerusuhan yang justru mencederai perjuangan itu sendiri.tutupnya
Red-sy.