Sebelumnya, Sekretaris Direktur RSUD Kota Bogor sempat melontarkan pernyataan bernada sinis, “Kalau satu bendera media saja minta pembebasan biaya, rumah sakit bisa bangkrut.” Ucapan tersebut kemudian menimbulkan kekecewaan di tubuh PWRI, yang menilai kalimat itu mencerminkan kurangnya empati terhadap profesi wartawan sebagai mitra strategis pelayanan publik.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama RSUD Kota Bogor, Ilham, langsung mengambil langkah cepat dengan mengundang keluarga besar PWRI untuk melakukan klarifikasi terbuka. Dalam pertemuan tersebut, Ilham menegaskan bahwa permasalahan telah diselesaikan secara kekeluargaan.
“Pegawai yang bersangkutan sudah menyampaikan permintaan maaf, dan pihak PWRI juga telah memaafkan. Semua sudah kami selesaikan dengan baik. Kami ingin sinergi terus terjaga,” ujar Ilham menegaskan.
Lebih lanjut, Ilham menyampaikan apresiasinya kepada PWRI atas semangat kolaboratif dalam membangun komunikasi publik yang sehat antara rumah sakit dan media.
“PWRI adalah mitra penting kami. Ke depan, bila ada anggota PWRI atau keluarganya yang membutuhkan pelayanan di RSUD Kota Bogor, tentu akan kami perhatikan dengan prioritas. Itu bentuk penghargaan kami terhadap sinergi yang telah terjalin,” ungkapnya.
Pertemuan tersebut ditutup dengan suasana hangat dan penuh rasa saling menghargai. Kedua pihak sepakat memperkuat kerja sama dalam memperjuangkan pelayanan publik yang transparan, humanis, dan berkeadilan.
Langkah cepat Dirut RSUD Kota Bogor ini dinilai sebagai bentuk kepemimpinan terbuka dan responsif terhadap kritik, sekaligus menegaskan komitmen RSUD untuk menjadi rumah sakit yang bersahabat dengan masyarakat dan insan pers.
