Selain sebagai bentuk rasa syukur atas capaian pembangunan sepanjang tahun 2025, kegiatan ini juga menjadi sarana memperkuat kebersamaan antara pemerintah dan masyarakat. Dalam sambutannya, Bupati Bogor Rudy Susmanto menegaskan bahwa Masjid Raya Nurul Wathon dipilih sebagai lokasi doa bersama karena sekaligus memperkenalkan Mesjid ini sebagai pusat kegiatan keagamaan dan persatuan umat. Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara pembangunan fisik dan pembangunan akhlak serta moral masyarakat.
Acara doa bersama ini juga dihadiri oleh Gus Miftah, tokoh agama nasional. Yang mana dalam ceramahnya Gus Miftah mengatakan Malam ini kita berkumpul di rumah Allah, bukan untuk pesta kembang api, bukan untuk hura-hura, tapi untuk menundukkan kepala, melapangkan dada, dan membuka hati. Kita tutup tahun dengan doa, bukan dengan dosa. Karena sejatinya, orang yang paling beruntung bukan yang paling banyak hartanya, tapi yang paling jujur menilai dirinya sendiri. Akhir tahun itu bukan sekadar ganti kalender. Akhir tahun adalah cermin. Cermin untuk bertanya pada diri kita masing-masing: “Selama setahun ini, aku lebih sering mengeluh atau bersyukur?” “Lebih banyak menyakiti atau menguatkan?” “Lebih rajin menyalahkan orang lain, atau memperbaiki diri sendiri?” Kalau jawaban kita masih banyak yang bikin dada sesak, tenang… Allah tidak pernah menutup pintu taubat. Yang ditutup itu pintu kesombongan kita sendiri.
Kadang kita ini rajin ibadah, tapi pelit memaafkan. Rajin shalat, tapi lisan masih melukai. Rajin doa, tapi hati masih sombong. Ingat… Allah tidak butuh kesucian yang dipamerkan, Allah cinta kejujuran yang diperjuangkan.
Kalau kita merasa belum baik, itu tanda iman masih hidup. Yang bahaya itu bukan orang yang banyak dosa, tapi orang yang merasa dirinya paling benar.
“Melalui doa bersama ini, kita memohon agar Kabupaten Bogor dan Indonesia senantiasa berada dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa, diberikan kedamaian, persatuan, dan kekuatan dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan,” ujar Rudy Susmanto. Ia juga mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Bogor untuk menjadikan akhir tahun sebagai momentum introspeksi, memperkuat solidaritas sosial, serta menumbuhkan semangat gotong royong demi terwujudnya Indonesia yang maju dan bermartabat. Doa dipimpin oleh para tokoh agama dan ulama, dengan rangkaian dzikir, doa bersama, serta tausiyah kebangsaan yang menyejukkan. Kita pemerintah hanya membangun badannya saja, maka untuk jiwanya kami serahkan kepada para Ulama, Kiai dan masyarakat kabupaten BogorBogor. Tutupnya
Red-hl