Lebak, detiksatu. com || Kantor Pemkab Lebak dipenuhi para pendemo dari barisan mahasiswa yang ada di Lebak. Mereka datang akibat keresahan yang dialami rakyat, akses pendidikan yang timpang, pembangunan infrastruktur yang buruk, pelayanan publik yang dinilai masih lamban, relokasi pasar yang dipaksakan, serta ketidakjelasan arah kebijakan pemerintah daerah.
Aksi yang berlangsung damai namun penuh ketegasan itu memperlihatkan bahwa mahasiswa masih memegang peran penting sebagai motor perubahan daerah. Mereka berharap pemerintah tidak sekadar tampil saat situasi terdesak, tetapi hadir setiap saat ketika masyarakat memerlukan perhatian.
Tingginya tekanan massa membuat Bupati akhirnya menemui mahasiswa secara langsung dan mendengarkan berbagai tuntutan yang disampaikan melalui orasi. Momen ini menjadi sorotan karena jarang terjadi dialog terbuka antara mahasiswa dan kepala daerah secara langsung di lapangan.
Namun demikian, King Naga memberi pesan kuat agar peristiwa ini menjadi pelajaran bagi seluruh pemangku kebijakan.
“Rakyat hanya ingin didengar. Jika pemerintah hadir sebelum terjadi aksi besar, mahasiswa tidak perlu turun ke jalan,” ungkapnya.
Lebih jauh, ia menyebut bahwa aksi mahasiswa adalah representasi suara rakyat yang tidak boleh diremehkan.
“Setiap langkah mereka di jalan adalah panggilan nurani. Pemerintah yang baik adalah yang mampu membaca keresahan itu sejak awal,” tegas King Naga.
Ia berharap dialog hari ini menjadi awal dari perubahan positif, bukan sekadar meredakan situasi.
“Rakyat ingin bukti perubahan yang mereka rasakan langsung. Itulah yang menentukan apakah pemerintah bekerja untuk mereka atau tidak,” tutupnya.(Jul/Red)
