Upaya memperjuangkan hak bernegara semakin sulit dilakukan jelang lengsernya Presiden Joko Widodo. Berbagai forum yang akan kami gelar secara damai, mengalami intimidasi, persekusi dan teror secara brutal oleh kelompok yang mengklaim diri Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi.
Penggunaan diksi 'Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi', menggambarkan jaringan kriminal yang teroganisir dan terkesan dibiarkan oleh Istana. Seolah rezim otoriter Jokowi sengaja melegalkan dan mensponsori kelompok pembunuh bayaran untuk membunuh aspirasi mahasiswa dan rakyat.
Apa bedanya Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi dengan hakikinya operasi Pembunuh Bayaran? Ihwal itu membuat publik resah dan makin muak dengan jejaring relawan yang bertindak gelap mata meneror ruang kebebasan rakyat. Sikap arogansi dan biadab tersebut harus dilawan secara tegas!
Teror oleh Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi alias Pembunuh Bayaran yang merusak ruang demokrasi jelas perbuatan kriminal dan kejahatan untuk melindungi rezim korup Jokowi. Mengapa Istana sangat takut dengan kegiatan Silaturahmi Kebangsaan…?
Menyikapi kejahatan tersebut, kami mengajak seluruh elemen mahasiswa dan rakyat bersatu. Bangkit dan galang solidaritas melawan Pasukan Berani Mati Jokowi alias Jaringan Pembunuh Bayaran yang bertujuan membunuh hak konstitusi rakyat dalam bernegara.
Mengingat acara Silaturahmi Kebangsaan yang rencana kami gelar di dua tempat telah dibatalkan secara sepihak. Maka kami mengundang seluruh elemen gerakan pejuang keadilan menggelar silaturahmi dan konfrensi pers bersama:
Waktu: Senin, 14 Oktober 2024.
Jama: 13:00 WIB.
Tempat: Hotel Gren Alia, Cikini Jakarta Pusat.
#JokowiHarusDiadili
**(inisiator/Ketua Pelaksana Silaturahmi Kebangsaan).

