Membangun Ketahanan Keluarga di Era Digital

Redaksi
Desember 16, 2025 | Desember 16, 2025 WIB Last Updated 2025-12-16T16:06:35Z
Jakarta,detiksatu.com -- Ketahanan keluarga di era modern adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia, terutama bagi umat Islam yang berupaya menjalani hidup sesuai dengan ajaran agama.

Di tengah derasnya arus globalisasi, perkembangan teknologi (digitalisasi), dan perubahan nilai-nilai sosial, keluarga sering kali menjadi benteng terakhir dalam mempertahankan moralitas dan stabilitas emosional.


Namun, di saat yang sama, keluarga juga menjadi entitas yang paling rentan terhadap berbagai tekanan dari luar. Tantangan ini semakin rumit ketika gaya hidup modern memperkenalkan distraksi baru, seperti media sosial, individualisme, dan perubahan ekspektasi sosial terhadap peran masing-masing anggota keluarga.

Dalam Islam, keluarga memiliki kedudukan yang sangat istimewa. Ia tidak hanya dilihat sebagai unit sosial terkecil, tetapi juga sebagai wadah utama pendidikan karakter dan penguatan nilai-nilai keimanan.

Dalam QS. At-Tahrim: 6, yang berbunyi

قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا

(jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka), mengindikasikan tanggung jawab besar yang dipikul oleh setiap individu untuk menjaga keluarganya, baik secara spiritual, emosional, maupun fisik.

Di tengah tekanan hidup modern, ayat ini menjadi pedoman yang mengingatkan kita untuk selalu menempatkan nilai-nilai agama sebagai landasan utama dalam membangun keluarga yang kuat.

Namun, membangun ketahanan keluarga tidak hanya bergantung pada keimanan semata. Kehidupan modern menuntut keluarga Muslim untuk juga memiliki kecerdasan emosional, kemampuan adaptasi, serta keterampilan dalam memanfaatkan teknologi secara bijaksana.

Teknologi, misalnya, bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, ia mempermudah komunikasi dan akses informasi, tetapi di sisi lain, ia juga dapat menciptakan jurang dalam hubungan keluarga jika tidak digunakan dengan baik.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa penggunaan perangkat digital yang berlebihan sering kali mengurangi kualitas waktu bersama keluarga. Interaksi tatap muka tergantikan oleh percakapan virtual, dan momen kebersamaan menjadi jarang terjadi karena setiap anggota sibuk dengan perangkat mereka masing-masing.


Salah satu contoh ketahanan keluarga yang paling menginspirasi dalam Islam adalah kisah Nabi Ibrahim AS bersama keluarganya. Ketika Nabi Ibrahim AS diperintahkan oleh Allah SWT untuk meninggalkan Hajar dan Ismail di lembah gersang yang kemudian menjadi Mekah, ujian keimanan yang mereka hadapi sangatlah berat.

Namun, melalui ketaatan kepada Allah, kesabaran, dan kepercayaan yang kuat di antara mereka, keluarga ini mampu menghadapi ujian tersebut dengan penuh ketabahan. Kisah ini mengajarkan bahwa ketahanan keluarga tidak hanya dibangun di atas dasar cinta semata, tetapi juga melalui sinergi iman, komunikasi yang baik, dan kerja sama yang solid dalam menghadapi tantangan.

Di era modern, nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim as tersebut tetap relevan. Ketahanan keluarga harus dimulai dari penguatan fondasi spiritual. Salat berjamaah, membaca Al-Qur’an bersama, dan berdiskusi tentang nilai-nilai Islam adalah cara-cara yang dapat mempererat hubungan antaranggota keluarga.

Selain itu, komunikasi yang terbuka dan penuh kasih sayang juga menjadi kunci. Banyak keluarga yang hancur bukan karena kekurangan materi, tetapi karena kurangnya komunikasi yang sehat di antara mereka. Orang tua perlu mendengarkan anak-anak mereka dengan empati, sementara anak-anak juga diajarkan untuk menghormati dan memahami orang tua mereka.

Tidak kalah penting, peran setiap anggota keluarga harus dikelola dengan adil dan penuh pengertian. Rasulullah Saw adalah teladan utama dalam hal ini. Sebagai seorang pemimpin umat, beliau tetap meluangkan waktu untuk membantu pekerjaan rumah tangga dan bermain bersama anak-anak.

Dalam konteks modern, hal ini mengajarkan pentingnya pembagian peran yang adil antara suami dan istri, serta melibatkan anak-anak dalam tugas rumah tangga agar mereka belajar tanggung jawab sejak dini.

Meski demikian, teknologi bukanlah musuh. Justru, jika dimanfaatkan dengan tepat, ia dapat menjadi alat yang mempererat hubungan keluarga. Orang tua, misalnya, dapat menggunakan teknologi untuk memperkenalkan anak-anak pada nilai-nilai Islam melalui konten edukatif yang menarik, seperti video kisah para nabi, aplikasi belajar Al-Qur’an, atau permainan yang mengajarkan akhlak mulia.

Selain itu, teknologi juga memungkinkan keluarga yang terpisah secara geografis untuk tetap saling terhubung melalui panggilan video atau pesan instan. Namun, keseimbangan tetap diperlukan. Waktu tanpa perangkat (device-free time) harus menjadi prioritas, di mana seluruh anggota keluarga berkumpul tanpa distraksi teknologi untuk berdiskusi, berbagi cerita, atau sekadar menikmati kebersamaan.

Selain itu, keluarga juga perlu memberikan perhatian khusus pada pendidikan anak. Anak-anak adalah amanah yang akan menentukan masa depan umat Islam. Orang tua harus memastikan bahwa mereka tumbuh dengan nilai-nilai Islami yang kuat, meski di tengah derasnya pengaruh budaya luar.

Pendidikan ini tidak harus selalu dilakukan melalui cara formal, tetapi juga melalui teladan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, mengajarkan anak-anak tentang pentingnya kejujuran, kerja keras, dan ketaatan kepada Allah melalui tindakan nyata.

Ketahanan keluarga di era modern adalah perjalanan panjang yang membutuhkan kerja sama, kesabaran, dan dedikasi. Dengan memadukan nilai-nilai spiritual yang diajarkan Islam dan pendekatan rasional yang relevan dengan tantangan zaman, keluarga Muslim dapat menjadi benteng yang kokoh dalam menghadapi dinamika kehidupan modern.

Seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya.” Dengan memahami pesan ini, kita diajak untuk menjadikan keluarga sebagai prioritas utama, bukan hanya untuk kebahagiaan dunia, tetapi juga sebagai bekal menuju akhirat.[]
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Membangun Ketahanan Keluarga di Era Digital

Trending Now