BOGOR,detiksatu.com – Nama BES Brother Egi Sudjana tengah menjadi sorotan publik dan nitizen setelah digadang-gadang masuk dalam bursa tiga jabatan strategis Kabinet Merah Putih, yakni Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Menteri Dalam Negeri, serta Jaksa Agung Republik Indonesia. Wacana ini mencerminkan besarnya kepercayaan terhadap kapasitas dan rekam jejak BES dalam bidang pemerintahan, hukum, dan pengelolaan sumber daya publik.
Rekam jejak Kedekatan Prabowo dengan BES
Menjadi sorotan publik saat Prabowo Subianto dan tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) yang hadir ke Polda Metro Jaya pada 15 Mei 2019 untuk membesuk BES meskipun kunjungan mereka ditolak. Dalam proses hukumnya, Tim Pemenangan Prabowo berhasil mengajukan penangguhan penahanan untuk BES . Meski demikian, pada November 2024, Eggi mengungkapkan bahwa ia masih berstatus tersangka, yang menunjukkan belum ada kepastian hukum dalam kasus yang telah berlangsung lebih dari lima tahun ini.
Latar Belakang Isu
Kabinet Merah Putih saat ini menghadapi tantangan besar: transisi energi, penguatan tata kelola pemerintahan daerah, serta penegakan hukum yang tegas dan berkeadilan. Figur yang mampu menjembatani kepentingan rakyat dengan kebijakan strategis sangat dibutuhkan, dan nama BES pun muncul sebagai salah satu kandidat yang dianggap memenuhi kriteria tersebut dalam sorotan publik.
Nilai Prestasi dan Rekam Jejak BES
Beberapa poin prestasi BES yang menjadi sorotan publik:
Kepemimpinan di sektor energi: Egi dikenal aktif mendorong kebijakan transisi energi berkelanjutan, dengan fokus pada pemanfaatan energi baru dan terbarukan.
Pengalaman dalam tata kelola pemerintahan: Ia memiliki rekam jejak dalam membangun koordinasi lintas lembaga dan daerah, serta menekankan pentingnya transparansi birokrasi.
Komitmen terhadap penegakan hukum: BES kerap menyuarakan pentingnya supremasi hukum dan pemberantasan korupsi, serta mendukung penguatan lembaga penegak hukum agar lebih independen.
Advokasi publik: Ia dikenal sebagai figur yang vokal dalam memperjuangkan hak masyarakat, khususnya terkait keterbukaan informasi dan akuntabilitas pemerintah.
Kapasitas akademik dan komunikasi publik: Dengan latar belakang akademis dan pengalaman komunikasi, BES mampu menjembatani isu-isu kompleks menjadi kebijakan yang mudah dipahami masyarakat.
Berikut adalah profil singkat Prof. Dr. H. Egi Sudjana, S.H., M.Si.: BES (BROTHER EGI SUDJANA)
Data Pribadi
- Tempat & Tanggal Lahir: Jakarta, 3 Desember 1959
- Agama: Islam
- Status Perkawinan: Menikah dengan Asmini Budi Ani, memiliki 5 anak
- Tempat Tinggal: Bogor
Riwayat Pendidikan
- SMA: SMAN 30 Jakarta (1976-1979)
- S1 Hukum: Universitas Jayabaya Jakarta (1981-1985)
- S2 Lingkungan: Institut Pertanian Bogor (IPB) (1992-1994)
- S3 Lingkungan: IPB (2002-2004)
- Studi Lanjutan: Universitas Teknologi Berlin (1990-1991)
Karier & Profesi
- Pengacara: Pendiri law firm Egi Sudjana and Partners (2004-2023) dan mantan managing partner HSJ & Partners Law Firm. Juga membentuk Tim Pembela Muslim tahun 2001.
- Dosen: Telah mengajar di beberapa universitas, antara lain Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Sahid Jakarta, dan Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran Jakarta.
- Aktivis: Aktif sejak masa mahasiswa di HMI, pernah menjabat Ketua Umum PB HMI (1986-1988), Presiden PPMI (1998-2004), dan Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) (2017-2023).
- Politisi: Pernah mendirikan Partai Pemersatu Bangsa (PBB), bergabung dengan PPP dan PAN, mencalonkan diri sebagai gubernur Jabar (2013, 2018) dan Jatim (2013), serta caleg DPR RI dari PAN (2019).
Respons Publik
Isu ini menimbulkan beragam tanggapan:
Akademisi menilai BES sebagai figur yang memiliki kapasitas multidisipliner, sehingga wajar jika namanya masuk dalam lebih dari satu bursa jabatan.
Masyarakat sipil menekankan perlunya proses seleksi yang transparan agar penunjukan pejabat tinggi negara tidak menimbulkan persepsi elitis.
Pengamat politik melihat dinamika ini sebagai cerminan arah kebijakan pemerintahan yang tengah mencari figur dengan integritas dan daya dukung publik yang kuat.
Penutup
Apapun keputusan akhir, publik berharap proses penunjukan pejabat tinggi negara dilakukan secara transparan, akuntabel, dan berorientasi pada kepentingan rakyat. Nama BES yang masuk dalam bursa tiga kursi strategis Kabinet Merah Putih menjadi bukti bahwa figur dengan rekam jejak prestasi dan komitmen publik tetap mendapat tempat dalam dinamika politik nasional. [A T Solihin]
Redaksi

