Dalam sambutannya, ia mengingatkan umat Islam agar dalam beragama harus secara utuh atau totalitas. Ditegaskan bahwa seluruh syariat Islam harus dijalankan tanpa dipisahkan satu sama lain.
“Seluruh syariat Islam itu harus diamalkan, tidak boleh dipotong satupun. Karena kebenaran mutlak di dunia itu hanya Islam,” jelasnya.
Ustaz ABB juga menyatakan bahwa manusia akan menjadi baik jika berhukum dengan hukum Islam. Ia mengaitkan hal itu dengan ayat yang berbunyi; “Bahwa Allah adalah pelindung bagi orang beriman dan syariat-Nya dapat membawa manusia dari “gelap menuju terang”. Sebaliknya, kata dia, mereka yang mengikuti sesembahan selain Allah disebutnya akan menuju “kegelapan setelah hidup terang”.
Ia menegaskan pandangannya bahwa keselamatan individu maupun negara hanya dapat dicapai melalui penerapan hukum Islam.
“Negara yang dihukumi dengan Islam itu kendaraan ke surga. Tapi kalau diatur selain Islam, itu kendaraan menuju neraka,” tuturnya, sembari menambahkan bahwa penyampaian hal tersebut bukanlah bentuk kekerasan atau kesombongan, tapi kebenaran.
Ustaz ABB kemudian merangkum pandangannya tentang syariat Islam ke dalam dua kategori: syariat yang mengatur kehidupan pribadi sehari-hari dan syariat yang mengatur negara. Ia berpendapat bahwa umat Islam seharusnya hidup di negara yang menerapkan hukum Islam agar tidak merusak keimanan, meskipun ia menegaskan bahwa perjuangan untuk mewujudkan hal tersebut harus ditempuh tanpa kekerasan.
“Dalam perjuangannya jangan ada kekerasan. Cukup dengan dakwah dan doa. Masyarakat kita dakwahi, pemerintah pun kita nasihati,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa tugas kita adalah menasehati dan mendoakan dengan cara damai, adapun yang mengubah hatinya itu berada di tangan Allah.
Menutup nasehat singkatnya, Ustaz ABB kembali mengajak para ulama, habaib, dan tokoh masyarakat untuk terus menasihati pemerintah, agar negara ini diatur dengan hukum Islam. Ia pun menegaskan bahwa ajakan tersebut merupakan seruan kebenaran dan bukan tindakan kekerasan.
rep : suhail

