35 TAHUN SUDAH, LMK KCI BIKIN PENCIPTA LAGU, HAPPY

Redaksi
Jumat, Juni 20, 2025 | Jumat, Juni 20, 2025 WIB Last Updated 2025-06-20T02:30:16Z
Foto: Ramsudin Manulang, Enteng Tanamal, Darma Oratmangun (kemeja biru)

Jakarta,detiksatu.com || Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI), pada 12 Juni2025, tepat berusia 35 tahun. 


Sudah tiga dekade lebih, YKCI membagikan royalti kepada para penciptalagu yang telah memberikan kuasanya kepada YKCI.

 Hari jadi YKCI ke 35 dirayakan denganmemberikan reward atau apresiasi kepada Big Ten Royalty KCI yang diterima langsung oleh si penciptalagu itu sendiri dan/atau ahli warisnya.


 Mereka adalah berturut-turut dari urutan ke 10, keluarga IsmailMarzuki, Slamet Adriyadie (pencipta lagu Widuri), Benny Panjaitan, Eko Saky, Bartje Van Houten, IsHaryanto, Ebiet G Ade, A. Riyanto, dan diurutan kedua terbesar dan pertama didapatkan oleh ObbieMessakh dan Pance Pondaag. 


Acara itu digelar pada hari Kamis, 19 Juni 2025, di Cerita Rasa RestoAmpera, Jakarta Selatan itu dihadiri oleh insan pencipta lagu dan pengusaha industri musik tanah air.Bung Enteng Tanamal (BET), Ketua Dewan Pembina YKCI, pelaku industri musik baik sebagaimusisi maupun pengusaha, adalah tokoh sentral dibalik lahirnya LMK-LMK yang saat ini berjumlah lebihkurang 16 LMK. 


“Tahun 50-60 an itu banyak seniman musik, tapi sedikit yang punya kesempatan masukke industrinya. Saya termasuk yang beruntung bisa masuk industri musik saat itu,” ujar Entengmengawali ceritanya.


 “Dan, setelah menjadi pengusaha, saya melihat yang paling kasihan itu ya penciptalagu. Mereka hanya dibayar sekali dan dihargai murah sekai. 


Jual putus pula. Sementara penyanyi,pemain musiknya, menerima jauh lebih besar dan bisa berkali-kali mereka dapat,” lanjutnya.Kegelisahan Enteng melihat nasib para pencipta lagu, terus berlanjut. Hingga suatu saat sebagaipengusaha Enteng mendapatkan kesempatan hadir di Yamaha Festival Tokyo, tahun 1987. 


Saat itu, YopieLatul, artis yang dibina Enteng, tampil diacara itu membawakan lagu karya Guruh Soekarnoputra,berjudul Kembalikan Baliku. 

Di Tokyo, Enteng melihat satu situasi yang sangat berbeda dengan nasibpencipta lagu di Indonesia. Di Tokyo, para pencipta lagu bisa hidup bergelimang harta, mereka sangatdihargai.


 Rasa ingin tahu Enteng mengarahkannya bertemu dengan asosiasi di Jepang yang kompetenmengurus royalti para pencipta lagu. Dari Tokyo, Enteng berkirim surat ke Singapore dan diarahkanuntuk melakukan komunikasi dengan BUMA STEMRA (Anggota Komite Asia Pasifik CISAC), karenaIndonesia, sebelum merdeka, tercatat di bawah naungan Belanda. 


Dan Belanda, diwakili Meneer GerWillemsen, senang sekali ketika Enteng mengutarakan niatnya untuk bisa mensejahterakan para penciptalagu.CISAC (Confederation Of Societies Of Authors and Composers), didirikan tahun 1926,organisasi non pemerintah dan nir-laba dengan kantor pusat di Prancis dan kantor regional di Afrika,Amerika Selatan (Chili), Asia-Pasifik (Tiongkok), dan Eropa (Hunggaria).


 Menurut cisac.org., saat iniCISAC beranggotakan 228 lebih perhimpunan anggota di lebih dari 111 negara yang mewakili 5 jutakreator dari semua wilayah geografis dan semua repertoar artistik, musik, sastra, dan seni visual. Saat iniCISAC dipimpin oleh penulis lagu, musisi, penyanyi, gitaris, produser Swedia dan anggota group musikABBA Swedia, Bjorn Ulveus. CISAC melindungi hak dan mempromosikan kepentingan kreator diseluruh dunia. Pada tahun 1991, KCI diterima sebagai anggota CISAC ke 109, dan diberikan kuasamelalui Reciprocal Agreement untuk mengelola seluruh lagu asing di Indonesia yang berkaitan denganHak Mengumumkan (Performing Rights).


Sampai dengan usia KCI memasuki ke 35 tahun, tercatat 2400 pencipta lagu yang sudahmemberikan kuasanya kepada KCI untuk mengurus royalti performing rights. Youngki RM, pencipta laguSepatu Dari Kulit Rusa, merasakan betul manfaat ekonomi dengan hadirnya KCI. “Aku masih terusmenciptakan lagu. Tapi, saat ini sudah tidak ada lagi produser rekaman yang antusiasnya seperti dulu,seperti jaman industri Glodok. Alhamdulillah ada KCI. Sehingga meski jualan lagu sulit, masih ada

harapan hidup dari royalti yang diberikan KCI,” ujarnya. “Dulu, lagu saya dibeli murah,” timpal ObbieMessakh yang masuk dalam nominasi penerima royalti terbesar kedua dari 10 penerima royalti terbesarKCI dalam kurun waktu terakhir ini.


Acara yang digelar cukup meriah dan dipandu Vien Is Haryanto, selain dihadiri para penciptalagu, hadir pula Ketua LMKN (Lembaga Manajemen Kolektif Nasional), Darma Oratmangun danjajarannya, juga Candra Darusman, musisi yang pernah menjadi general manager KCI selama satu dekadedi periode awal KCI berdiri. 



Dalam kesempatan itu hadir pula perwakilan WAMI (Wahana MusikIndonesia), LMK yang lahir kemudian. Untuk diketahui, WAMI adalah LMK kedua, yang lahir setelahKCI. WAMI saat ini dipimpin Adi Adrian (Adi Kla) sebagai Presiden Director. Managing DirectorWAMI, Suseno, mewakili LMK WAMI berkesempatan memberikan apresiasi khusus kepada BungEnteng Tanamal. Menurut Suseno ada beberapa hal yang mendasari WAMI memberikan penghargaankhusus kepada KCI dan BET dihari jadi KCI ke 35.


 “KCI itu LMK pertama, pelopor performing rigtcollection untuk kepentingan pencipta di Indonesia. Hubungan sejarah antara KCI dan WAMI sangat kuat.Beberapa staff WAMI adalah ex karyawan KCI. Artinya pernah digembleng di KCI. Bung Enteng sendiriadalah tokoh performing right di Indonesia yang sangat dihormati, tidak terkecuali oleh WAMI sendiri,”ujar Suseno.

 “Dan, WAMI berharap, KCI dan WAMI bisa menjadi penggerak pengkoleksian performingright yang lebih baik dimasa depan,” harapnya. bangnoel. 


Tim Redaksi 


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • 35 TAHUN SUDAH, LMK KCI BIKIN PENCIPTA LAGU, HAPPY

Trending Now