(Pengamat inteljen)
Opini || detiksatu.com ||Pada era Orde Baru dan Polri masih menyatu dalam ABRI, Polri mengatakan bahwa mereka tidak bisa berperan dan berbuat banyak terhadap masyarakat dalam hal penegakan hukum karena dianggap sebagai "Saudara Muda". Setelah Polri berdiri sendiri dan sejajar dengan TNI, kita bisa menyaksikan dan merasakan arogansi kekuasaan yang melebihi dari TNI. Polri telah berobah dari _Penegak Hukum_ menjadi _Penguasa Hukum_. Polri menjadi "Tangan Tuhan" yang dapat menentukan nasib seseorang dan sebagai institusi yang memonopoli kebenaran.
Pada waktu bersama ABRI, Polri merasa _Rendah Diri_ dengan membahasakan diri sebagai _Anak Tiri,_ tetapi ketika _Berdiri Sendiri_ ternyata Polri _Lupa Diri_ karena merasa _Paling Hebat Sendiri._ Jika dulu ABRI hanya musuh aktivis dan mahasiswa, Sekarang Polri Menjadi Musuh Aktivis, Mahasiswa dan Rakyat Jelata. Reformasi Menempatkan _Hukum Sebagai Panglima_ ternyata _Penegak Hukum Sebagai Panglima_
Di Era Orde Baru, ABRI musuh aktivis tapi setelah Polri berdiri sendiri, Polisi menjadi musuh masyarakat, pengusaha, aktivis, mahasiswa, preman, pedagang, tukang ojek, sopir, dll.
Sesuai dengan skenario dunia Global War On Terror yang dimulai dengan Bom WTC 2001, Reformasi diperuntukan untuk Polri dengan penegakan hukum sebagai panglima karena Orde Baru lebih menitikberatkan kepada unsur pertahanan yang dipegang oleh TNI.
Selama 27 reformasi sejak Polri berpisah dengan TNI masyarakat melihat dan merasakan bahwa Polri semakin menjauh dari tujuan awal dipisahnya Polri dari TNI. Kasus demi kasus, skandal demi skandal menimpa Polri, seakan tidak habis-habisnya walaupun Ka.Polri silih berganti.
Didalam sejarah dunia modern, hanya di Indonesia, Polisi memiliki kekuasaan dan peran yang sangat luar biasa karena dapat mengadili seseorang atau satu perkara, dapat melakukan penyelidikan dan penyidikan, dapat melakukan Surveillance, mempunyai pasukan dan peralatan militer dan posisinya di bawah President (Executive).
Peran polisi sangat luar biasa dalam :
• Menangani Terorisme
• Mengatur Lalu-lintas
• Memungut Pajak Kendaraan
• Menerbitkan SIM
• Menetapkan Tersangka
• Membuat Perkara dan Mengajukan Perkara ke Pengadilan
• Menghentikan Perkara
• Menangkap, Menahan dan Memenjarakan Tanpa Proses Peradilan
Polisi di Indonesia bertindak sebagai:
• Penegak Hukum
• Penuntut
• Hakim
• Jury
• Saksi
Puncak kekuasaan Polri di Indonesia terjadi sejak Jokowi menjadi Presiden selama 10th. Selama periode Jokowi berkuasa, Polri menjadi "Bodyguard" Jokowi beserta keluarga. Polri menjadi Institusi yang memonopoli Kebenaran. Polri menempatkan personilnya hampir diseluruh institusi negara. Indonesia berobah menjadi negara Junta Polisi, padahal kita hanya mengenal istilah Junta Militer. BNN yang merupakan instusi pemberantasan Narkoba berobah menjadi institusi keuangan yang menghitung nilai perputaran uang perdagangan narkoba.
Saat ini hampir semua Institusi negara terdapat personil Polri, tetapi tetap saja kasus korupsi semakin marak dan terbuka. Polri ingin menguasai dan mengendalikan semua sendi kehidupan bernegara tetapi Bahanbaku pembentukan personil Polri tidak cukup untuk mengatasi persoalan negara yang demikian kompleks. Polri sekan memaksakan diri untuk terlibat dalam menentukan kebijakan disegala bidang kehidupan. Saat ini tidak ada satupun kejahatan yang terstruktur yang tidak melibatkan polri.
Puncak kasus yang terakhir adalah penentuan oleh Bareskrim tentang keaslian ijasah Jokowi. Baru kali ini terjadi didunia Polisi menentukan Keasliah Ijasah yang diterbitkan oleh perguruan tinggi. Dan juga pembentukan Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara.
Nasib rakyat Indonesia saat ini ditentukan oleh partai politik, karena presiden dan kepala daerah dipilih oleh partai politik, bahkan pemilihan Panglima TNI, Kapolri dan Dutabesar harus melalui persetujuan partai politik di DPR. Karena partai politik yang menentukan segalanya maka timbul istilah baru dalam sejarah politik di Indonesia yaitu Partai Coklat (Parcok) yang sangat dibutuhkan sekaligus dibenci. Hal ini karena Polri bisa melakukan apa-saja, terhadap siap-saja dan mempunyai struktur komando sampai ketingkat desa. Akhirnya masyarakat pada suatu kesimpulan bahwa Polri adalah Institusi "Negara dalam Negara" atau "Warung dalam Restaurant".
Prabowo sangat paham dan mengerti akan situasi dan kondisi negri ini karena Prabowo pernah didalam system kemudian keluar dan masuk kembali kedalam system. Saat ini Prabowo telah terpilih sebagai Presiden yang ke-8, sangat besar harapan rakyat kepada Prabowo untuk membenahi kekacauan yang telah dibuat oleh Polri.
Reporter : SUDARSNO