Ayu Mela Yulianti: Perang Tabuk dan Kedermawanan Para Sahabat

Redaksi
Juli 29, 2025 | Juli 29, 2025 WIB Last Updated 2025-07-29T05:27:43Z
Jakarta,detiksatu.com _Mendengar kabar bahwa Kaisar Heraklius di Romawi hendak menyerang wilayah Arab bagian Utara, maka Rasulullah Saw bersegera mempersiapkan pasukan perang hingga terkumpul 30.000 orang pasukan


Bukan upaya mudah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw, dalam mengumpulkan orang-orang untuk ikut dalam perang Tabuk. Sebab lokasi perang yang cukup jauh, ditambah cuaca sangat panas, sebab seruan perang ini terjadi diakhir musim panas dan awal musim gugur, adalah waktu untuk memanen kurma. Maka sangat wajar jika banyak yang tidak mau ikut perang, bahkan banyak yang saling memprovokasi satu sama lain untuk menolak ajakan perang.

Hal yang membuat Rasulullah Saw sangat sedih dan gusar luar biasa. Bagaimana tidak, dinegeri lain musuh sudah berjalan untuk memerangi, melumat dan membinasakan kaum muslimin. Sementara kaum muslimin disibukan dalam keengganan untuk berangkat berperang. Macam-macam alasan yang dikemukakan mereka yang tidak ingin ikut berperang, semua diabadikan dalam Al- Qur’an.


Allah SWT berfirman:

وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ يَّقُوۡلُ ائۡذَنۡ لِّىۡ وَلَا تَفۡتِنِّىۡ‌ ؕ اَلَا فِى الۡفِتۡنَةِ سَقَطُوۡا‌ ؕ وَاِنَّ جَهَـنَّمَ لَمُحِيۡطَةٌ ۢ بِالۡـكٰفِرِيۡنَ

“Dan di antara mereka ada orang yang berkata, “Berilah aku izin (tidak pergi berperang) dan janganlah engkau (Muhammad) menjadikan aku terjerumus ke dalam fitnah.” Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sungguh, Jahanam meliputi orang-orang yang kafir.” (QS. At-Taubah: 49).


Seruan Rasulullah Saw kepada kaum muslimin untuk berperang melawan kekuatan Heraclius yang berencana untuk menyerang wilayah Arab bagian Utara, dan menghancurkan Madinah, menyebabkan kaum muslimin terbagi atas dua golongan besar yaitu golongan orang-orang yang mukhlisin yaitu golongan orang-orang yang ikhlas, semangat menyambut seruan perang dari Baginda Rasulullah Saw. Dan golongan munafiqun yaitu golongan yang menunda, mengulur waktu, menolak, bahkan memprovokasi yang lain untuk menolak ajakan perang Rasulullah Saw.


Allah SWT berfirman:

فَرِحَ الۡمُخَلَّفُوۡنَ بِمَقۡعَدِهِمۡ خِلٰفَ رَسُوۡلِ اللّٰهِ وَكَرِهُوۡۤا اَنۡ يُّجَاهِدُوۡا بِاَمۡوَالِهِمۡ وَاَنۡفُسِهِمۡ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ وَقَالُوۡا لَا تَنۡفِرُوۡا فِى الۡحَـرِّؕ قُلۡ نَارُ جَهَـنَّمَ اَشَدُّ حَرًّا‌ؕ لَوۡ كَانُوۡا يَفۡقَهُوۡنَ

“Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang), merasa gembira dengan duduk-duduk diam sepeninggal Rasulullah. Mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah dan mereka berkata, “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.” Katakanlah (Muhammad), “Api neraka Jahanam lebih panas,” jika mereka mengetahui.” (QS. At-Taubah : 81).

Karenanya, sebab perang Tabuk ini bukan perang biasa, maka Rassulullah saw memberikan sikap tegas terhadap golongan kaum munafiqun yaitu hingga membakar rumah Suwailam, yang dijadikan sebagai tempat makar untuk menolak ajakan perang Rasulullah Saw. Hingga orang yang berada didalamnya semuanya terbakar hidup- hidup.

Aksi tegas Rasulullah Saw, memberikan hasil yang nyata, hingga terkumpul sekitar 30.000 pasukan perang. Dengan bekal persediaan logistik yang cukup, yang diperoleh dari sumbangan orang-orang kaya dari golongan kaum muslimin.


Abu Bakar Ash-Shiddiq menyumbangkan seluruh hartanya sebesar 4000 dirham, Umar bin Khattab menyumbangkan separuh jumlah hartanya, Utsman bin Affan menyumbangkan 1000 keping dinar emas dan 300 ekor unta yang dilengkapi dengan pelana dan perlengkapan persenjataan perang, Abdurrahman bin Auf ra menyumbangkan 500 ekor kuda tunggangan, dan masih banyak lagi sahabat lainnya yang turut menyumbangkan hartanya untuk memenuhi kebutuhan logistik perang, hingga seluruh kebutuhan logistik perang Tabuk terpenuhi dengan sempurna.


Berbeda dengan perang-perang sebelumnya, untuk perang Tabuk Rasulullah Saw mengumumkan rencana perang Tabuk dari sejak hari pertama rencana ini dibuat, dengan maksud agar kaum muslimin betul-betul mempersiapkan diri untuk menjawab tantangan perang dari negara adikuasa negara adidaya saat itu yaitu kekaisaran Romawi.


 Dengan persiapan yang matang sebab jarak tempuh yang sangat jauh yang membutuhkan pada persiapan yang matang dan niat yang kuat. Juga karena tentara yang akan dihadapi adalah tentara yang sangat kuat, banyak, dengan persenjataan yang canggih di zamannya.



Karenanya Rasulullah Saw betul-betul mengajak para sahabat untuk mempersiapkan diri menyongsong perang, dengan persiapan yang sangat matang, dalam waktu yang sangat singkat.

Upaya maksimal yang dilakukan oleh Baginda Rasul saw dan para sahabat untuk melaksanakan perintah jihad fisabilillah ini, akhirnya mendapatkan pertolongan dari Allah SWT, yaitu dengan menurunkan rasa takut dibenak hati orang-orang kafir sehingga Heraclius dan pasukannya mundur kembali pulang ke Romawi, padahal mereka telah mendirikan tenda di wilayah Tabuk, sebab ingatan mereka tentang keteguhan, kehebatan, dan kekuatan pasukan perang kaum muslimin di perang Mu’tah. Dan mendengar bahwa Rasulullah Saw sendiri yang langsung memimpin pasukan perang Tabuk dengan jumlah pasukan yang sangat besar yaitu 30.000 pasukan, atau 10 kali lipat lebih banyak dibandingkan pasukan perang Mu’tah yang dikirim Rasul sebelumnya yang dipimpin oleh Zaid bin Haritsah ra, Ja’far bin Abi Thalib ra, dan Abdullah bin Rawahah ra. Sehingga perang Tabuk dimenangkan oleh kaum muslimin tanpa pertumbuhan darah.

Rasulullah Saw bersabda:

عَنْ جَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:

أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ مِنْ الأَنْبِيَاءِ قَبْلِي: نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ، وَجُعِلَتْ لِي الأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا، وَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلاَةُ فَلْيُصَلِّ، وَأُحِلَّتْ لِي الْغَنَائِمُ، وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ كَافَّةً، وَأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ

“Dari Jabir ibn Abdillah, dia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: Aku diberikan lima perkara yang tidak diberikan kepada seorangpun dari Nabi-Nabi sebelumku: Aku ditolong melawan musuhku dengan ketakutan mereka dari jarak sebulan perjalanan, bumi dijadikan untukku sebagai tempat sujud dan suci, maka dimana saja seorang laki-laki dari umatku mendapati waktu shalat hendaklah ia shalat, dihalalkan harta rampasan untukku, para Nabi sebelumku diutus khusus untuk kaumnya sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia, dan aku diberikan (hak) syafaat.” (HR. Bukhari). Wallahu a’lam.

Ayu Mela Yulianti, S.Pt., Pegiat Literasi dan Pemerhati Kebijakan Publik.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Ayu Mela Yulianti: Perang Tabuk dan Kedermawanan Para Sahabat

Trending Now