Morotai, detiksatu.com || Ketua Formatur Terpilih Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Pulau Morotai, Jhulkifli Samania, menanggapi sejumlah isu terkait sepinya aktivitas pasar.
Menurutnya, menjadikan kondisi pasar sebagai satu-satunya indikator daya beli masyarakat merupakan pendekatan yang keliru dan tidak utuh.
“Pasar memang sering dijadikan alat ukur daya beli, tapi itu bukan satu-satunya. Ada banyak faktor yang memengaruhi, termasuk inflasi, harga barang dan jasa, serta tingkat kepercayaan konsumen,” kata Jhulkifli kepada wartawan, Kamis (10/7/2025).
Ia menambahkan, untuk memahami daya beli secara akurat, seharusnya menggunakan data Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dikeluarkan oleh lembaga statistik resmi.
Menurutnya, penurunan aktivitas di pasar tidak selalu mencerminkan kondisi ekonomi masyarakat secara menyeluruh.
“Kita perlu memahami bahwa peran pasar hanya sebagian dari aktivitas ekonomi. Pendapatan masyarakat tidak semuanya digunakan di pasar. Banyak transaksi ekonomi juga terjadi di sektor informal maupun daring,” tambahnya.
Jhulkifli juga menyayangkan jika kesimpulan terhadap efek event seperti Festival Morotai hanya didasarkan pada pengamatan sepihak terhadap pasar.
“Kalau mau menilai apakah festival berdampak pada daya beli, maka harus ada data statistik yang valid. Jangan hanya pakai asumsi. Ini penting agar tidak menimbulkan kesimpulan yang menyudutkan kegiatan positif yang justru digagas untuk mendorong ekonomi lokal,” tegasnya.
Ia pun mendorong adanya kolaborasi antara instansi terkait dan pelaku media dalam menyajikan informasi yang akurat, berbasis data, dan tidak menimbulkan persepsi keliru di tengah masyarakat.
“KNPI siap menjadi mitra kritis dan konstruktif dalam pembangunan, termasuk mendorong pendekatan berbasis data dalam menganalisis isu-isu ekonomi lokal,” tutup Jhulkifli.
Reporter: RT