Papua, detiksatu.com || himpunan Mahasiswa Yahukimo (P-HMY) dan Ikatan Pelajar Mahasiswa Nduga Se-Indonesia (IPMNI), mendesak Presiden Republik Indonesia RI, Parabowo Subianto dan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), AGUS Subianto segera tarik aparat keamanan Non-Organik dari wilayah, Distrik Tangma dan Ukha Kabupaten Yahukimo. Pernyataan itu disampaikan, korlap umum Wolman wolom tingkat Mahasiswa Yahukimo dan Nduga kota studi Wamena, Jayawijaya kepada awak media Rabu, 09/07/2025
Beberapa hari lalu kontak tembak senjata TNI dan TPNPB di Distrik Tangma, berdampak masyarakat tangma dan ukha mengalami rasa takut dan trauma serta pengungsi ke beberapa tempat untuk cari perlindungan, digereja yeriko halihalo, masyarakat selalu tidur di gereja, setelah meninggalkan tempat tinggal rumah dan kampung mereka.
Melihat dengan kondisi tersebut, maka konferensi pers yang digelar di Wamena, (09/07), mahasiswa Yahukimo dan Nduga menyampaikan Pernyataan sikap beberapa point tuntutan yang menjadi perhatian pemerintah Indonesia dan Aparat Militer. Dibawah isi peryataan sikap berikut:
1. kami Mahasiswa Yahukimo dan Nduga mendesak kepada presiden Republik Indonesia Bapak Parabowo Subianto segera tarik Aparat Militer Non-Organik seluruh tanah Papua.
2. Kami Mahasiswa Yahukimo dan Mahasiswa Nduga meminta Panglima Agus Subianto segera tarik kembali Aparat Militer Non-Organik di tanah Papua Pada khususnya distrik Tangma dan Ukha Kabupaten Yahukimo
3. Kami Mahasiswa Yahukimo dan Nduga mendesak TNI hentikan pendoropan Aparat Militer Non-Organik dari wilayah Papua dan kampung-kampung.
4. Pangdam cendrawasih Mayor Jendral TNI Rudi Puruwito segera bertanggung jawab atas penembakan warga sipil atas nama mesak aspalek yang diduga anggota TPNPB
5. Kami Mahasiswa Yahukimo dan Nduga mendesak kepada kapolda Papua dirjen pol Petrus patrige Rudolf Renwarin intruksikan kepada pimpinan Daerah untuk menjaga keamanan di seluruh tanah Papua.
6. Kami Mahasiswa meminta kepada pihak kementian Hukum dan Ham Republik Indonesia menyelesaikan konflik persoalan di tanah Papua secara damai dan bermartabat.
7. Kami Mahasiswa meminta kepada president Republik Indonesia buka ruang badan independent atau Jurnalis PBB untuk investigasi konflik di tanah Papua.
8. Kami Mahasiswa meminta kepada pemerintah provinsi Papua pengunungan, pemerintah Daerah kabupaten Yahukimo, DPRP, DPRD Menyinggapi kejadian tersebut.
9. Kami Mahasiswa Yahukimo dan Mahasiswa Nduga mendesak tarik Aparat Militer Non-Organik Satgas habema yang berada di Distrik Tangma kabupaten Yahukimo
10. Kami Mahasiswa Yahukimo dan Nduga tegas dan menyatakan Stop pendoropan Aparat Militer Non-Organik di tanah Papua.
Demikian peryataan sikap kami, sebagai moral Mahasiswa asal Yahukimo dan Mahasiswa Nduga prihatinan atas Warga sipil yang terkenah dampak bentrok senjata TNI dan TPNPB di Distrik Tangma. Mereka juga menegaskan kedua kombatan tersebut, mengedepankan law Humanity International, Melindungi, Warga sipil tanpa mencabut hak hidup Masyarakat.
Aspirasi kami semua pihak terus menyeruhkan, tidak hanya diam pura-pura hening, masyarakat korban jiwa karena konflik bersenjata di tanah Papua.
Report Saranus Kogeya