Menuju Seabad Republik :Antara Cita -Cita dan Asta Cita

Redaksi
Agustus 08, 2025 | Agustus 08, 2025 WIB Last Updated 2025-08-08T08:55:40Z
Jakarta,detiksatu.com _Agustus 2025 ialah bulan dimana indonesia dapat mengibarkan merah putih secara gagah dan berani. pemerintah mewajibkan bagi siapa saja mendiami tanah air ini harus mengibarkan bendera dengan dua warna merah dan putih. 

Walaupun kita tau bersama sebelum memasuki tanggal perayaan kemerdekaan semua media sosial telah di penuhi dengan sebuah bendera hitam berlatar tengkorak dengan ekspresi senyum dan dua tulang menyilang topi jerami kuning ciri khas sebuah film animasi, biasa disebut(one piece). Kata beberapa pejabat negara mengibarkan bendera bajak laut (one piece) akan di penjara. 

Mengapa demikian? Mereka ingin kita merayakan setiap Agustus agar mengenang para pahlawan secara hikmat tanpa ada warna bendera lainnya di bumi pertiwi. 

Tahun ini, Indonesia memperingati 80 tahun kemerdekaannya dengan tema: “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju,” yang menegaskan semangat kolektif untuk terus menjaga api perjuangan, memperkuat gotong royong, dan mempercepat langkah menuju bangsa yang besar dan sejahtera. (Siaran pers istana). Semacam ada yang janggal pada tema yang di usung istana, sebab kelihatannya tidak realistis dengan fakta bahwa kita masih di kuasai oleh pihak asing dalam banyak hal. 

Rupanya Agustus di buka dengan doa bersama seluruh umat beragama. Agar apa? Indonesia dan pemerintah terlihat religius, plural, toleran dan inklusif kepada umat beragama di indonesia. Artinya kalau tidak berdoa bersama berarti tidak religius atau toleran? Bukankah selama ini Republik kita masih berada di atas tingkat toleransi tertinggi di dunia. Salah satu kota di Indonesia pernah di berikan Nobel peace prize oleh lembaga toleransi dunia VOPI (vision of peace initiatif). 

 *Perayaan penuh pemeran dan pameran.* 

17 Agustus yang ke 80 ini membutuhkan sesuatu yang lebih dari pada apa yang kita rayakan sebagai monumen, perayaan yang klasik sering kita gaungkan sebagai formalitas keadaan merdeka. Padahal kita sering membaca kilas balik sejarah negeri ini dengan berbagai perjuangan heroiknya para pejuang terkadang kita lupa. Bahwa tanpa mereka kita mungkin masih di bawah bayang penjahan sebagaimana beberapa negara yang sampai saat ini belum di lepaskan dari penjajahan, misalnya palestina. Sampai saat ini masih terus di bombardir oleh Israel. 

Banyak dari warga indonesia yang melihat secara langsung maupun melalui media massa, pemimpin negara kita mengelolah negara dengan sangat baik di sertai berbagai kebijakan yang bahkan banyak orang kaget setelahnya. Salah satu contoh adalah food estate yang di balik alasannya ialah ingin mempersiapkan pangan nasional karena apabila dunia mengalami konflik panjang krisis pangan dunia, indonesia sudah siap menghadapinya dengan ketersediaan pangan yang cukup. Ternyata, dengan kebijakan ini kita banyak melihat kerusakan lingkungan dan pengabaian terhadap hak masyarakat adat begitu hilang. Dan kebijakan food estate ini terkesan terburu-buru dan belum cukup matang untuk di implementasikan karena bukan hanya di buka tapi soalnya adalah keberlanjutannya yang terpenting "prof subejo" (Pakar pertanian UGM). 

Sayangnya, pemerintah sebagai pemeran utama di balik kebijakan negara ini hanya menganggap ini harus dan wajib di ikuti oleh seluruh warga negara tanpa mempertimbangkan keadaan lokal kita. Ditambah dengan program strategis nasional (PSN) semakin memperparah keadaan masyarakat lokal oleh sebab pengabaian terhadap hak masyarakat adat dan kerusakan lingkungan yang sukar untuk di perbaiki kembali. Momentum ini pun pemerintah memberikan beberapa kebijakan yang rupanya cukup kontroversial, yakni pemberian abolisi dan amnesti kepada mereka yang di putuskan bersalah oleh lembaga peradilan. Pameran ini tidak boleh di biarkan terus tanpa mengantisipasi gejolak secara masif nanti yang berakibat pada hilangnya kepercayaan publik terhadap pemerintah dan munculnya gerakan berujung pada disintegrasi nasional. 

 *Cita-cita merdeka & delapan asta cita* 

Sejarah ini telah menjadi momentum penting dalam perjalanan bangsa indonesia yang sangat identik dengan perjuangan pendiri bangsa pada masa itu. Sebagai komunitas terjajah keinginan untuk merdeka hanyalah sebuah anggan-anggan. Yang dikatakan oleh seorang sejarawan dan antropolog "benedict anderson" sebagai (imagine comunity) Namun dengan tekad dan perjuangan keras untuk mempersatukan cita-cita besar (nasionalisme) sehingga ekspektasi besar itu pun menjadi kenyataan.  

Kita hanya perlu sedikit bernostalgia diantara kepingan sejarah kemerdekaan kita ada salah satu kalimat yang kita tidak lupa dan sering di gaungkan oleh siapa saja ialah "Jas merah" Jangan sekali sekali melupakan sejarah oleh bung Karno mengucapkan itu saat merayakan 17 Agustus 1966. sebuah seruan untuk memahami dan menghargai perjuangan para pendahulu, serta menjadikannya sebagai landasan untuk membangun masa depan yang lebih baik. 

Saatnya Indonesia memasuki 80 tahun merdeka, sebuah umur yang ketika di bandingkan dengan umur biologis manusia bahkan penyakitnya telah didiagnosa bahkan hanya menunggu waktu vonis. Akan tetapi itulah Indonesia dengan segala doa, harapan, daya dan upaya yang di lakukan melalui berbagai macam kalangan baik yang tua maupun mudah indonesia mampu lolos sampai saat ini. Kalangan elit tidak diam begitu saja tatkala pihak asing ingin mengobok-obok indonesia beberapa kalangan muda juga tidak apatis dengan jalannya dinamika kebangsaan hari-hari ini semakin tidak teratur. 

Kita bicara tentang kelompok muda maka kita bicara tentang gerakan dan daya juang. Namun, selain itu kita tidak bisa hindari Yang namanya elitisme kaum muda. Elitismenya kaum muda selalu diidentikan dengan kelompok praktis Yang oleh "ichsanudin noorsi" Menyampaikan bahwa kelompok elite-nya Indonesia itu ada dua, pertama kelompok nasionalis yang menginginkan bahwa Indonesia harus tetap merdeka, artinya integritas bangsa ini harus selalu di jaga serta tidak boleh di jajah dalam bentuk yang baru. Dan kedua ialah kelompok senang untuk di jajah dengan bentuk baru yaitu bergabung dalam Parlemen dan ingin tetap mengikuti langkah praktis. 

Indonesia telah melewati tujuh kepemimpinan yang pokok pikiran serta kebijakan secara beragam dan proses yang di lalui pun berbeda beda, namun yang kita lihat saat ini adanya ketidaksesuaian antara misi kepemimpinan nasional dan fakta yang terjadi saat di implementasikannya "asta cita". Saat ini Indonesia di pimpin oleh presiden berumur 73 tahun dan seorang wakil presiden berumur 37 tahun yang artinya ada gabungan antara kaum muda dan tua dari hasil pemilihan umum. Kita perlu mempelajari lebih dalam narasi-narasi publik yang mengarah pada kebencian pribadi. Sebab, narasi publik berbau pribadi biasa muncul dari konflik interest para elit politik akibatnya rakyat menjadi tumbal issu. diantaranya, ijasa palsu hingga tanah nganggur akan di tarik oleh negara. reaksi membela kepentingan tokoh-tokoh tertentu di anggap benar bagian dari polarisasi interest para elit.

Sumber:Alexander Sagey
Adalah Aktivis Sosial dan Politik
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Menuju Seabad Republik :Antara Cita -Cita dan Asta Cita

Trending Now