Miris...!!! Kemana Ujung Kerusuhan Ini?

Redaksi
Agustus 31, 2025 | Agustus 31, 2025 WIB Last Updated 2025-08-31T10:55:13Z
Jakarta,detiksatu.com _ Start of the end. Itulah nasihat ahli manajemen. Ini berlaku juga bagi aktor-aktor di balik kerusuhan di tanah air yang saat ini sedang memanas.

Kerusuhan diawali dengan terbunuhnya pengemudi ojek online (ojol) Affan Kurniawan. Ia wafat ditabrak oleh kendaraan rantis politi. Ada tujuh orang pengendaranya dan kini sedang diadili


Bersamaan dengan itu, tiba-tiba kerusuhan merebak. Beberapa markas polisi dibakar, rumah rumah anggota DPR dijarah, gedung-gedung DPRD di beberapa daerah dibakar dan lain-lain.

Aksi tidak lagi hanya dilakukan oleh pengemudi ojek online, tapi juga oleh mahasiswa dan rakyat umum. Entah siapa yang menggerakkan, tiba-tiba massa datang kepada suatu tempat melakukan pembakaran dan penjarahan, kemudian pindah ke tempat lain lagi.

Beredar informasi, bahwa hari ini dan Senin besok (01/9) aksi akan terus berlangsung. Memang aksi ini belum persis seperti kerusuhan 1998. Kebetulan penulis meliput langsung kerusuhan 98, jadi sedikit tahu tentang peristiwa yang berlangsung saat itu.

Saat itu massa di Jakarta yang diserukan adalah anti Soeharto dan anak-anaknya. Mahasiswa, massa rakyat (dan cendekiawan bersatu). Saat itu massa benar-benar beringas. Penulis melihat langsung bagaimana sebuah kendaraan didorong untuk menabrak pom bensin sehingga timbul kebakaran besar. Kejadian di Jakarta Barat.

Di daerah Jalan Salemba-Kramat, penulis melihat bagaimana massa mengeluarkan mobil-mobil dari showroom dan kemudian membakarnya di jalan raya. Massa menyerbu mall-mall di Jakarta dan menjara berbagai barang di sana. Ada sebuah mall di Jatinegara yang dibakar dan menimbulkan puluhan korban (ini penulis baca di media, tidak melihat langsung). Saat itu penulis memotret peristiwa kerusuhan itu dan menghabiskan dua rol film. Sayang dokumentasi foto itu saya titipkan ke beberapa orang, hilang.

Demo mahasiswa menurunkan Soeharto saat itu berlangsung bukan sehari dua hari. Tapi berminggu-mingggu, sehingga merembet ke daerah-daerah. Puncaknya mereka menguasai gedung DPR MPR dan ‘memaksa pimpinan DPR/MPR’ saat itu untuk menyerukan pengunduran diri Soeharto.

Sementara massa melakukan perusakan di berbagai daerah, kelompok cendekiawan yang anti pak Harto, membuat pernyataan sama dengan mahasiswa: Pak Harto harus mundur. Dan sejumlah menteri (kelompok elit) ikut menekan Pak Harto juga. Mereka mengundurkan diri bersama-sama.

Akhirnya menghadapi tekanan: Jakarta dan berbagai daerah dibakar, mahasiswa dan banyak kelompok cendekiawan bersatu dan sejumlah menterinya mengundurkan diri, maka Pak Harto akhirnya mundur jadi presiden.

Ketika Pak Harto mundur itulah massa menjadi terbelah. Massa kelompok Islam ingin yang menggantikan Pak Harto adalah Habibie sedangkan ‘massa kelompok non Islam/kiri’ menginginkan yang mundur bukan hanya Soeharto tapi juga Habibie. Betul-betul saat itu Indonesia ‘terbelah’.

Kini nampaknya kerusuhan itu baru pemanasan. Hanya massa dan mahasiswa yang bergerak. Kelompok cendekiawan belum muncul secara massif mengeluarkan pernyataan. Menteri-menteri dan Panglima TNI-Polri masih bersatu di bawah Prabowo.

Tapi bila kerusuhan ini terus meluas di berbagai daerah, menimbulkan banyak korban dan terjadi berhari-hari, bukan tidak mungkin akan terjadi gerakan para cendekiawan dan perpecahan kelompok elite. Bangsa ini bisa kembali terbelah.

Pertemuan Prabowo dengan pimpinan 16 ormas kemarin nampaknya sudah mulai ada kelompok tertentu yang ingin mendongkel Prabowo dengan paksa. Sebagai umat Islam, kita mesti merapat ke para cendekiawan Islam dan ulama.

Kita tahu bahwa bukan watak umat Islam mengadakan pembakaran, penjarahan dan kerusuhan yang mengakibatkan korban jiwa. Islam setuju perubahan, tapi perubahan yang damai. Perubahan yang dilakukan dengan musyawarah para tokoh. Bukan perubahan yang tidak jelas arahnya dan dengan kerusuhan, pembakaran dan pembunuhan. Sekali lagi ini bukan watak gerakan umat Islam.

Peristiwa 1998 menjadi ibrah bagi kita. Tentu saja Prabowo juga harus koreksi diri dan banyak melakukan pembenahan. Tapi mendongkel Prabowo dengan cara paksa dengan melakukan kerusuhan dan pembunuhan, bukan jalannya. Karena kaum perusuh bisa jadi agendanya menginginkan presiden yang lebih buruk dari Prabowo. Presiden yang meminggirkan umat Islam dari arena politik, ekonomi, budaya dan lain-lain. Sepuluh tahun umat Islam menderita dibawah Jokowi dan kelompoknya.

Semoga Allah melindungi bangsa ini, khususnya umat Islam dari ‘rekayasa-rekayasa jahat aktor-aktor di balik kaum perusuh.’ Allah Maha Perkasa, Allah Maha Bijaksana. Wallahu azizun hakim. []
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Miris...!!! Kemana Ujung Kerusuhan Ini?

Trending Now