Sastrawan Politik
Akhirnya, Partai NasDem dan PAN menonaktifkan kader mereka dari DPR. Uya Kuya dan Eko Patrio, dinonaktifkan oleh PAN setelah NasDem menonaktifkan Sahroni dan Nava Urbach.
Tindakan ini diambil, bukan atas kesadaran. Melainkan, setelah amarah rakyat memuncak dan berujung pada amuk dan penjarahan di rumah 'Anggota Dewan yang terhormat' tersebut. Saat belum ada amarah, PAN dan NasDem tak mengambil sikap apapun. Mengacuhkan, bahkan cenderung 'setuju' dengan kelakuan kader mereka.
Sebenarnya, kader partai partai lain juga sama. Sama-sama berkhianat, bahkan menari-nari diatas luka dan penderitaan rakyat. Tidak PDIP, Golkar, Demokrat, Gerindra maupun PKS. Semua bersorak sorai atas kenaikan gaji mereka di DPR.
Sekarang, semua partai sok merakyat. Kompak mengkritisi kebijakan, yang sebelumnya mereka sombongkan. Kebijakan, yang membuat seluruh anggota DPR dari seluruh partai bersorak sorai, berjoget ria merayakan kenaikan gaji.
Apakah umat ini akan selalu demikian? Dipermainkan, dan dianggap bahan candaan oleh para politisi dan partai?
Sudah saatnya, umat ini kembali kepada Islam. Mengkoreksi total sistem sekuler Demokrasi, yang berulangkali khianat pada amanah rakyat.
Ingat! Reformasi 1998 yang dulu dirayakan juga hanya menghasilkan pemimpin kaliber Sahroni dkk. Sudah saatnya, umat Islam menyuarakan sistem Islam.
Sistem Islam, yang akan menggantikan era Mulkan Jabariyan. Era Khilafah ala Nubuwah, yang telah dijanjikan kedatangannya, melalui kabar gembira (bisyaroh) Rasulullah Saw.
Sudah terlalu lama, umat ini ditipu dan dizalimi. Umat ini butuh pemimpin dan sistem yang amanah. Pemimpin yang komitmen pada Islam, yang akan menerapkan syari'at Islam.
Wahai pengemban dakwah, wahai pejuang Islam. Bersuaralah! Suarakan alternatif sistem Islam. Tampilah, sebagai pemimpin harapan umat untuk mewujudkan impian mereka.
Jangan selalu bergumul pada selimut tidur kalian. Jangan hanya sibuk meraih dan bersaing kepemimpinan diantara kalian.
Bangun, bangkit dan masuklah ke masyarakat. Hampiri dan bersahabat kariblah dengan umat. Hingga mereka mendapatkan keyakinan, ada pemimpin alternatif yang akan memperbaiki negeri ini dengan Islam. Ya, dengan Islam. Bukan dengan yang lain. [].