Sebab pintu surga dan pintu neraka sudah terbuka lebar untuk siapapun yang akan datang dan pergi di atas tanah ini., Karena itu sudah saatnya kita harus siap. Sebab mereka yang akan datang dari luar dengan berbagai macam visi,misi. Ada yang datang membawa berkat,tetapi ada juga yang membawa kutuk diatas tanah Injil ini.
Karena itu orang asli Papua sebagai pemilik negeri tumpah darah lahir,saatnya kita harus bersatu dan siap terima tantangan berat ini dengan lapang dada sebelum kita punah,habis. sukses,atau hidup berkembang diatas untuk jaga rumah besar Papua ini dalam satu Roh satu kesatuan yang sama.
Pentingnya tinggalkan sentimen dan kembali ke honai dan ptong daging dari dalam honai, bersatu bersama, menatap Papua dari satu arah yang sama sambil menggawal pembangunan kesejahteraan rakyat di wilayah ini.,berjuang bersama,sukses bersama,tapi jangan los kontrol,kendali rakyat harus hidup,perhatikan baik sebab tantangan dan harapan sudah di depan mata.
Untuk itu kepada rakyat Papua pegunungan sedikitpun jangan minder,jangan mundur,jangan diam,jangan tidur hanya karena kita dipandang rendah.Kita bisa,kita harus maju bersama,melangkah dan bertindak bersama,dan berikan sebuah tanggungjawab jika ada peluang,siap dari berbagai aspek,turunkan gengsi tingkatkan potensi,dan bersaing dengan teman-teman dari luar yang datang.
Dengan catatan penting kepada rakyat Papua bahwa satu spangkal tanah sedikitpun jangan kasih cuma-cuma dengan tawaran apapun,dan tidak diperjualbelikan selain sistem kontrak. Untuk selamatkan tanah adat,hutan,dan manusianya adalah pemerintah setempat perlu bikin sertifikat hutan lindung di wilayah kerja pemerintah provinsi Papua Pegunungan dan diperkuat dengan PERDA.
Untuk meningkatkan percaya diri Pake filosofi tali rotan "tidak ada tali rotan akar pun jadi". Artinya bahwa untuk melihat kualitas bibit bobotnya orang asli papua berikanlah mereka sebuah tanggung jawab agar semakin hari semakin dipersiapkan agar mampu bersaing dengan teman-teman lain dan 5-10 tahun kita sudah siap keluar dari daerah yang dianggap sebagai daerah Terisolir,Tertinggal,dan Terbelakang (3T)
Misalnya pemerintah bisa rekrut putra-putri orang asli Papua pegunungan dan kasih tanggung jawab kepada mereka sebagai admin/operator di setiap dinas-dinas kemudian kasih tanggung jawab. Contoh siapkan manusianya,dan berikan peluang kemudian kasih tanggungjawab, diperlengkapi dengan peralatan operator seperti komputer.
Untuk bicarakan hal-hal teknis dan lain-lain seperti ini boleh ciptakan ruang, sebagai orang yang berbudaya,sudah pasti mengerti,oleh karena itu pentingnya kembali ke honai dan bicara dari hati ke hati dari honai,agar outputnya dapat,bicara di jalan-jalan,bukan budaya orang Papua.
*Kalau teman-teman non Papua, misalnya dari orang-orang Jawa mereka pake ilmu padi "semakin berisi semakin merunduk"., Maka orang Papua gunung belajar dari ilmu ubi rambat agar mudah dipahami "ketika ubi rambat itu semakin berisi,ia semakin membongkar tanah disekitarnya".*
Saya percaya bahwa dengan adanya tantangan,peluang dan harapan ini membuat orang asli Papua semakin maju dan meningkatkan potensi mereka yang selama ini terpendam. Untuk bagaiman pemerintah melihat potensi orang asli Papua adalah dengan cara memberikan sebuah tanggungjawab bukan kata-kata.
Sebab budaya orang Papua biasanya bikin masalah baru bicara solusi dari belakang,jadi kalau sekarang trobosan demi trobosan sudah dilakukan oleh pemerintah provinsi Papua Pegunungan dan pemerintah daerah 8 kabupaten maka sudah pasti masyarakat Papua pegunungan sudah siap bersaing.
Kami hanya selama ini ditinggalkan,tapi sesungguhnya kami ini sudah siap.Sudah siap untuk bersaing dalam segala aspek bidang pembangunan,baik itu aspek pembangunan kesejahteraan masyarakat, ekonomi, pendidikan,dan kesehatan Papua pegunungan.
#Salam satu koteka🙏🏿🛖💪🏿
#Elpas.