Pada bahasan kali ini akan membahas dalil-dalil Al-Qur’an, hadits, serta contoh sejarah umat terdahulu yang dibinasakan oleh Allah Subhana Wata'ala karena membiarkan kezaliman terjadi.
𝗗𝗮𝗹𝗶𝗹-𝗱𝗮𝗹𝗶𝗹 𝗔𝗹𝗾𝘂𝗿𝗮𝗻 𝗮𝘁𝗮𝘀 𝗿𝗶𝘀𝗶𝗸𝗼 𝗯𝗮𝗴𝗶 𝘀𝗲𝘁𝗶𝗮𝗽 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗶𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗲𝘇𝗮𝗹𝗶𝗺𝗮𝗻.
Resiko bagi pelaku pembiaran kezaliman akan mendapatkan azab yang pedih baik di dunia dan di akhirat sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Al-Qur'an di beberapa surah diantaranya sebagai berikut ini:
1. Surah Al-Baqarah (2:114)
"𝘿𝙖𝙣 𝙨𝙞𝙖𝙥𝙖𝙠𝙖𝙝 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙯𝙖𝙡𝙞𝙢 𝙙𝙖𝙧𝙞𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙝𝙖𝙡𝙖𝙣𝙜-𝙝𝙖𝙡𝙖𝙣𝙜𝙞 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙗𝙪𝙩 𝙣𝙖𝙢𝙖 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝 𝙙𝙞 𝙩𝙚𝙢𝙥𝙖𝙩-𝙩𝙚𝙢𝙥𝙖𝙩 𝙞𝙗𝙖𝙙𝙖𝙝-𝙉𝙮𝙖 𝙙𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙪𝙨𝙖𝙝𝙖 𝙢𝙚𝙧𝙤𝙗𝙤𝙝𝙠𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖?"
2. Surah Al-Ma’idah (5:33)
"𝘚𝘦𝘴𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘢𝘴𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘩𝘢𝘥𝘢𝘱 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘪 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘙𝘢𝘴𝘶𝘭-𝘕𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘮𝘶𝘬𝘢 𝘣𝘶𝘮𝘪, 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘥𝘪𝘣𝘶𝘯𝘶𝘩 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘥𝘪𝘴𝘢𝘭𝘪𝘣, 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘥𝘪𝘱𝘰𝘵𝘰𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘬𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘪𝘮𝘣𝘢𝘭 𝘣𝘢𝘭𝘪𝘬, 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘥𝘪𝘣𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘯𝘦𝘨𝘦𝘳𝘪 (𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘥𝘪𝘢𝘮𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢)."
3. Surah Al-Anfal (8:25)
"𝘿𝙖𝙣 𝙩𝙖𝙠𝙪𝙩𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙠𝙚𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙛𝙞𝙩𝙣𝙖𝙝 (𝙨𝙞𝙠𝙨𝙖𝙖𝙣) 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙠𝙝𝙪𝙨𝙪𝙨 𝙢𝙚𝙣𝙞𝙢𝙥𝙖 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜-𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙯𝙖𝙡𝙞𝙢 𝙨𝙖𝙟𝙖 𝙙𝙞 𝙖𝙣𝙩𝙖𝙧𝙖 𝙠𝙖𝙢𝙪. 𝘿𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙩𝙖𝙝𝙪𝙞𝙡𝙖𝙝 𝙗𝙖𝙝𝙬𝙖 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝 𝙖𝙢𝙖𝙩 𝙠𝙚𝙧𝙖𝙨 𝙨𝙞𝙠𝙨𝙖𝙣𝙮𝙖."
4. Surah Al-Qasas (28:40)
"𝘔𝘢𝘬𝘢 𝘒𝘢𝘮𝘪 𝘣𝘪𝘯𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢𝘯𝘺𝘢, 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘒𝘢𝘮𝘪 𝘭𝘦𝘮𝘱𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘬𝘦 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘭𝘢𝘶𝘵."
5. Surah Al-Ankabut (29:40)
"𝙈𝙖𝙠𝙖 𝙢𝙖𝙨𝙞𝙣𝙜-𝙢𝙖𝙨𝙞𝙣𝙜 𝙆𝙖𝙢𝙞 𝙨𝙞𝙠𝙨𝙖 𝙙𝙞𝙨𝙚𝙗𝙖𝙗𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙤𝙨𝙖𝙣𝙮𝙖, 𝙢𝙖𝙠𝙖 𝙙𝙞 𝙖𝙣𝙩𝙖𝙧𝙖 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙖𝙙𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙆𝙖𝙢𝙞 𝙩𝙞𝙢𝙥𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙥𝙖𝙙𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙝𝙪𝙟𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙩𝙪 𝙠𝙚𝙧𝙞𝙠𝙞𝙡 𝙙𝙖𝙣 𝙙𝙞 𝙖𝙣𝙩𝙖𝙧𝙖 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙖𝙙𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞𝙩𝙞𝙢𝙥𝙖 𝙨𝙪𝙖𝙧𝙖 𝙠𝙚𝙧𝙖𝙨 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙜𝙪𝙣𝙩𝙪𝙧, 𝙙𝙖𝙣 𝙙𝙞 𝙖𝙣𝙩𝙖𝙧𝙖 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙖𝙙𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙆𝙖𝙢𝙞 𝙗𝙚𝙣𝙖𝙢𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙚 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙗𝙪𝙢𝙞, 𝙙𝙖𝙣 𝙙𝙞 𝙖𝙣𝙩𝙖𝙧𝙖 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙖𝙙𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙆𝙖𝙢𝙞 𝙩𝙚𝙣𝙜𝙜𝙚𝙡𝙖𝙢𝙠𝙖𝙣."
Bahkan, bahaya atas pembiaran kezaliman ini Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga banyak sabdakan agar umat Islam tidak Abai dan membiarkan kezaliman terjadi agar tidak terkena dampak dan 𝙧𝙞𝙨𝙞𝙠𝙤 𝙥𝙚𝙢𝙗𝙞𝙖𝙧𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙯𝙖𝙡𝙞𝙢𝙖𝙣 𝙖𝙥𝙖𝙡𝙖𝙜𝙞 𝙩𝙚𝙧𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙨𝙚𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙖𝙣𝙜-𝙩𝙚𝙧𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞𝙧𝙞𝙬𝙖𝙮𝙖𝙩𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙞 𝙗𝙚𝙗𝙚𝙧𝙖𝙥𝙖 𝙝𝙖𝙙𝙞𝙨 𝙙𝙞𝙖𝙣𝙩𝙖𝙧𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙖𝙜𝙖𝙞 𝙗𝙚𝙧𝙞𝙠𝙪𝙩 𝙞𝙣𝙞:
1. HR. Tirmidzi
"𝙎𝙚𝙨𝙪𝙣𝙜𝙜𝙪𝙝𝙣𝙮𝙖 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙡𝙞𝙝𝙖𝙩 𝙠𝙚𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙯𝙖𝙡𝙞𝙢 𝙙𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙚𝙧𝙨𝙞𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙙𝙤𝙨𝙖 𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙞 𝙠𝙞𝙖𝙢𝙖𝙩."
2. HR. Ibnu Majah
"𝘉𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘦𝘨𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘬𝘢𝘶𝘮𝘯𝘺𝘢, 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘮𝘱𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘪𝘬𝘴𝘢𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢."
3. HR. Bukhari
"𝙎𝙚𝙨𝙪𝙣𝙜𝙜𝙪𝙝𝙣𝙮𝙖 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙞𝙠𝙨𝙖 𝙪𝙢𝙖𝙩 𝙞𝙣𝙞 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙥𝙚𝙧𝙗𝙪𝙖𝙩𝙖𝙣 𝙙𝙤𝙨𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙡𝙖𝙠𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙪𝙢𝙪𝙢, 𝙩𝙚𝙩𝙖𝙥𝙞 𝙟𝙞𝙠𝙖 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙢𝙚𝙡𝙖𝙠𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙯𝙖𝙡𝙞𝙢𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙣𝙘𝙚𝙜𝙖𝙝𝙣𝙮𝙖, 𝙢𝙖𝙠𝙖 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙞𝙠𝙨𝙖 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖."
4. HR. Muslim
"𝘉𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯, 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘩𝘦𝘯𝘥𝘢𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘣𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘮𝘱𝘶, 𝘩𝘦𝘯𝘥𝘢𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘣𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘪𝘴𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘮𝘱𝘶, 𝘩𝘦𝘯𝘥𝘢𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘣𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢, 𝘥𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘭𝘦𝘮𝘢𝘩-𝘭𝘦𝘮𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘮𝘢𝘯."
5. HR. Ahmad dan Al-Baihaqi
"𝘽𝙖𝙧𝙖𝙣𝙜𝙨𝙞𝙖𝙥𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙡𝙞𝙝𝙖𝙩 𝙠𝙚𝙢𝙪𝙣𝙜𝙠𝙖𝙧𝙖𝙣 𝙡𝙖𝙡𝙪 𝙞𝙖 𝙙𝙞𝙖𝙢, 𝙢𝙖𝙠𝙖 𝙞𝙖 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙚𝙩𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙞𝙨𝙪."
Hadits ini menegaskan bahwa diam terhadap kezaliman bukanlah sikap netral, melainkan dosa besar, karena ia disamakan dengan “setan bisu” yang tidak peduli terhadap kebenaran. Setan merupakan salah satu sifat yang akan mendiami neraka, artinya ketika kezaliman dibiarkan umat otomatis akan mendiami neraka sebagai tujuan akhiratnya.
𝗖𝗼𝗻𝘁𝗼𝗵 𝗦𝗲𝗷𝗮𝗿𝗮𝗵 𝗞𝗮𝘂𝗺 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗗𝗶𝗺𝘂𝘀𝗻𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝗞𝗲𝘇𝗮𝗹𝗶𝗺𝗮𝗻
1. Kaum ‘Ad – sombong, menolak Nabi Hud → dibinasakan dengan angin topan (QS. Fussilat: 16).
2. Kaum Tsamud – menyembelih unta Nabi Shalih, sementara masyarakat membiarkannya → dihancurkan dengan petir (QS. Asy-Syu‘ara: 157).
3. Kaum Nabi Luth (Sodom) – membiarkan perbuatan homoseksual → dihujani batu (QS. Hud: 82).
4. Bani Israil – dilaknat karena tidak saling mencegah kemungkaran (QS. Al-Ma’idah: 79).
𝗔𝗻𝗮𝗹𝗶𝘀𝗶𝘀
Dari dalil Al-Qur’an, hadits, dan sejarah umat terdahulu, dapat diambil beberapa pelajaran penting:
1. Kezaliman adalah sumber kehancuran – baik dalam bentuk penghalangan ibadah, kerusakan moral, maupun penindasan sosial.
2. Diam adalah bentuk persetujuan – ketika umat tidak menolak atau mencegah kezaliman, maka mereka dianggap turut serta dalam kejahatan itu.
3. Azab kolektif – jika kezaliman dibiarkan, maka masyarakat secara keseluruhan akan terkena akibatnya (QS. Al-Anfal: 25).
4. Diam disamakan dengan setan bisu – hadits menegaskan bahwa orang yang tidak mau mencegah kezaliman termasuk golongan yang tercela.
5. Amar ma’ruf nahi munkar adalah kewajiban – mencegah kezaliman merupakan tanda iman, sedangkan membiarkannya menunjukkan lemahnya iman dengan resiko tidak selamat baik di dunia dan akhiratnya.
𝗞𝗲𝘀𝗶𝗺𝗽𝘂𝗹𝗮𝗻
Membiarkan kezaliman adalah bahaya besar bagi kehidupan umat manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Al-Qur’an dan hadits dengan jelas mengingatkan umat Islam untuk tidak berdiam diri di hadapan kezaliman, sebagaimana sejarah kaum-kaum terdahulu membuktikan bahwa Allah membinasakan mereka bukan hanya karena perbuatan zalim, tetapi juga karena masyarakatnya diam membiarkan kezaliman terjadi.
Diam terhadap kezaliman disamakan dengan “setan bisu”, suatu bentuk kehinaan spiritual yang menunjukkan lemahnya iman dan neraka tempat kembalinya. Oleh karena itu, setiap muslim memiliki kewajiban moral dan agama untuk menolak, mencegah, dan melawan segala bentuk kezaliman sesuai dengan kemampuan masing-masing. Kehidupan yang adil, damai, dan diridhai Allah hanya dapat terwujud jika umat Islam berani menegakkan amar ma’ruf nahi munkar dan tidak membiarkan kezaliman berkembang.
