Diduga Proyek Rabat Beton Rp 250 Juta di Dusun Kalilongkrang Retak dan Tak Sesuai Spek, GERTAK Soroti Potensi Mark UP.

Redaksi
Oktober 21, 2025 | Oktober 21, 2025 WIB Last Updated 2025-10-21T03:02:09Z
Pemalang | detiksatu. com - Proyek pembangunan jalan rabat beton di Dusun Kalilongkrang, Desa Tegalsari Timur, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang, menjadi sorotan publik. Pasalnya, jalan yang baru beberapa minggu selesai dikerjakan tersebut kini sudah tampak retak memanjang, menimbulkan dugaan kuat adanya kualitas pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi bahkan berpotensi mark up anggaran.
Berdasarkan papan informasi proyek yang terpasang di lokasi, kegiatan tersebut bersumber dari Anggaran Dana Desa Tahun 2025 dengan nilai Rp 250.049.000. Tertulis dalam papan proyek, kegiatan ini berada di bawah bidang Pembangunan Desa dengan sub kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa, jenis pekerjaan Jalan Rabat Beton, berlokasi di Dusun Kalilongkrang – Kedungyom.

Adapun volume pekerjaan tercantum:

Paket 1: 146 meter × 7,20 meter × 0,15 meter

Paket 2: 40 meter × 4,00 meter × 0,15 meter
Dengan total panjang keseluruhan 186 meter dan ketebalan 15 cm.

Analisa Teknis Berdasarkan Spek PU : 
Jika dihitung menggunakan standar SNI dan spesifikasi umum PU untuk pekerjaan rabat beton dengan mutu K-225 hingga K-250, kebutuhan volume beton per m³ dapat dihitung dari total:

Volume total:
(146 × 7,20 × 0,15) + (40 × 4,00 × 0,15) = 157,32 + 24 = 181,32 m³.

Dengan harga acuan beton mutu K-250 di tingkat desa berkisar Rp 950.000 – Rp 1.100.000/m³ (sudah termasuk bahan, upah, dan peralatan ringan), maka estimasi biaya fisik murni berkisar:
181,32 m³ × Rp 1.000.000 = ± Rp 181.320.000.

Artinya, terdapat selisih sekitar:
Rp 250.049.000 – Rp 181.320.000 = Rp 68.729.000.

Selisih hampir Rp 69 juta ini patut dipertanyakan, apalagi jika melihat kondisi di lapangan yang memperlihatkan permukaan jalan sudah retak memanjang. Retakan itu menunjukkan indikasi kualitas campuran beton yang rendah, tidak sesuai perbandingan semen-pasir-kerikil (1:2:3), serta minimnya perawatan (curing) setelah pengecoran.

Temuan Lapangan dan Respons Pemerintah Desa : 

Ketua Gerakan Rakyat Pro Keadilan (GERTAK), Ali Rosidin, yang turun langsung ke lapangan pada Senin (20/10), menyebutkan bahwa beberapa titik rabat beton terlihat retak-retak bahkan ada yang sudah ditambal agar tidak tampak.

> “Kami menemukan jalan rabat beton baru beberapa minggu jadi sudah rusak. Dari hasil pengecekan visual, retakan ini bukan karena beban berat, tapi karena kualitas beton yang diduga di bawah standar. Kami akan pelajari dokumennya dan bila ditemukan kejanggalan, akan kami laporkan ke Inspektorat,” tegas Ali Rosidin kepada awak media. 

Sementara itu, Kepala Desa Tegalsari Timur, Sugi, saat dikonfirmasi di kantornya, mengakui bahwa memang ada beberapa bagian jalan yang retak.

> “Rabat yang retak sudah kami perbaiki dengan menambal. Hal itu terjadi karena waktu pengecoran cuacanya panas dan penyiraman kurang,” ujar Sugi, Senin (20/10).

Indikasi Kejanggalan:

Dari analisa teknis dan temuan lapangan, terdapat beberapa kejanggalan utama dalam proyek tersebut:
1. Biaya per m³ beton terlalu tinggi dibandingkan harga acuan PU (Rp 1,38 juta/m³ vs Rp 950 ribu – Rp 1 juta/m³).

2. Kualitas fisik jalan rendah, terbukti dari retakan dini pada umur beton yang seharusnya masih kuat.

3. Perawatan pasca pengecoran (curing) tampak diabaikan.

4. Transparansi pelaksanaan pekerjaan minim, masyarakat tidak dilibatkan dalam pengawasan lapangan.

Langkah Lanjut : 

Ali Rosidin menegaskan bahwa pihak GERTAK akan segera mengajukan laporan resmi ke Inspektorat Kabupaten Pemalang agar dilakukan audit teknis dan keuangan terhadap proyek rabat beton tersebut.

> “Kami ingin pembangunan di desa benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, bukan sekadar proyek formalitas. Kalau ada dugaan mark up, kami tidak akan tinggal diam,” tandasnya.

Dengan kondisi jalan yang sudah rusak meski baru seumur jagung, publik kini berharap pihak pengawas dan aparat terkait bertindak tegas. Sebab, proyek senilai Rp 250 juta yang dibiayai dari uang rakyat semestinya menghasilkan kualitas yang kokoh, bukan rabat beton retak yang justru menimbulkan kecurigaan adanya permainan anggaran di baliknya.(Tim)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Diduga Proyek Rabat Beton Rp 250 Juta di Dusun Kalilongkrang Retak dan Tak Sesuai Spek, GERTAK Soroti Potensi Mark UP.

Trending Now

Iklan

iklan