Reaksi keras datang dari Wakil Wali Kota Bogor, Zaenal, yang menyampaikan keprihatinan mendalam melalui pesan suara WhatsApp, Sabtu (4/10/2025). Menurutnya, ucapan tersebut tidak pantas keluar dari mulut seorang abdi negara yang bekerja di ranah pelayanan publik.
“Saya sangat prihatin dengan peristiwa ini. Saya sudah minta jajaran direksi menelusuri kasusnya dan memberikan laporan lengkap. Oknum yang mengeluarkan ucapan arogan itu jelas khilaf, tapi tetap tidak bisa dibenarkan. RSUD adalah institusi pelayanan publik yang dibiayai uang rakyat. Maka, tidak boleh ada sikap dan ucapan yang menyakiti hati rakyat, baik itu PWRI, media, maupun masyarakat biasa,” tegas Zaenal.
Ia menambahkan, di tengah kondisi masyarakat yang sedang berjuang mengurus pengobatan, pernyataan semacam itu justru memperkeruh suasana. “Pelayanan publik itu wajah negara di hadapan rakyat. Jangan sampai rusak hanya karena ucapan sembrono yang arogan,” lanjutnya.
Zaenal menegaskan bahwa pemerintah kota tidak akan menolerir sikap angkuh aparat pelayanan publik. “Selama Anda bekerja atas nama rakyat, menggunakan biaya dari rakyat, maka jagalah etika. Setiap ucapan dan sikap harus mencerminkan pelayanan yang baik, komunikatif, dan berempati. Pelayanan publik bukan tempat untuk arogansi, melainkan pengabdian,” tutupnya.

