Pengikut

Diskusi Rempah Nusantara Warnai Purwokerto, Bedah Buku Manifesto Rempah dan Herbal Indonesia, Tarik Perhatian Publik

Redaksi
Desember 31, 2025 | Desember 31, 2025 WIB Last Updated 2025-12-31T06:28:52Z
Purwokerto, detiksatu.com || Menghidupkan kembali kejayaan rempah nusantara melalui diskusi rempah nusantara yang menggema di Purwokerto Nusantara Centre dan 
Indiebanyumas bedah buku nanifesto rempah dan herbal Indonesia.
Upaya menghidupkan kembali kesadaran publik terhadap kekayaan rempah dan herbal nusantara terus digelorakan. 

Nusantara Centre bersama Indiebanyumas sukses menggelar bedah buku bertajuk “Manifesto Rempah dan Herbal Indonesia” pada Senin, 29 Desember 2025, bertempat di Samara Cafe, Purwokerto, Kabupaten Banyumas.

Kegiatan ini menjadi ruang diskusi publik yang hangat dan mendalam mengenai sejarah panjang rempah dan herbal nusantara, sekaligus relevansinya bagi masa depan bangsa Indonesia di tengah tantangan globalisasi dan penguasaan komoditas dunia.
Buku Manifesto Rempah dan Herbal Indonesia ditulis oleh Prof. Yudhie Haryono, PhD, selaku CEO Nusantara Centre, bersama Riskal Arief. keduanya hadir langsung sebagai narasumber utama dan berdialog dengan peserta bersama Ekonomi Nasional Agus Rizal yang turut memberikan perspektif ekonomi-politik rempah nusantara dalam konteks global.

Diskusi semakin kaya dengan kehadiran pegiat literasi Banyumas sekaligus komisioner bawaslu Banyumas, Yon Daryono, M.Sos. Acara ini dipandu oleh moderator Hanan Wiyoko, M.Kom, yang mengarahkan diskusi secara dinamis dan interaktif.

Menurut Angga Saputra dari IndieBanyumas, kegiatan bedah buku ini merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak, mulai dari komunitas literasi, dan tokoh masyarakat, hingga anggota WhatsApp Grup Banyumas Bebas Bicara (BBB).
“Melalui kegiatan ini, kami berharap tumbuh gagasan, diskusi kritis, serta pemahaman yang lebih mendalam mengenai potensi rempah dan herbal nusantara sebagai kekuatan peradaban Indonesia,” ujar Angga Saputra dalam sambutannya.

Rempah dan Herbal: Dari sejarah kolonial hingga kekuatan peradaban.
Dalam diskusi tersebut, para narasumber mengulas bagaimana rempah, herbal, dan jamu nusantara memiliki posisi strategis dalam sejarah dunia. 

Sejak berabad-abad lalu, rempah-rempah Indonesia menjadi komoditas bernilai tinggi yang memicu pelayaran samudra, ekspansi kolonial, hingga praktik perbudakan oleh bangsa-bangsa Eropa.

Prof. Yudhie Haryono menegaskan bahwa sejarah kelam tersebut seharusnya menjadi pelajaran penting bagi bangsa Indonesia untuk merebut kembali kedaulatan atas kekayaan alamnya.
“Rempah bukan sekadar komoditas ekonomi, tetapi fondasi peradaban, identitas budaya, dan pengetahuan kesehatan nusantara yang harus kita rawat dan kembangkan,” tegasnya

Senada dengan itu, Riskal Arief menjelaskan bahwa riset internasional saat ini semakin menegaskan manfaat rempah dan herbal sebagai bagian penting dari piramida makanan, kesehatan preventif, serta pengobatan modern berbasis alam.
Sementara itu, ekonom Agus Rizal menyoroti pentingnya keberpihakan kebijakan negara agar Indonesia tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, tetapi mampu menguasai rantai nilai industri rempah dan herbal secara berkelanjutan.
Ruang temu gagasan menuju Indonesia emas
diskusi yang berlangsung terbuka ini disambut antusias oleh peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari akademisi, pegiat budaya, jurnalis, hingga masyarakat umum. Para peserta tidak hanya menyimak, tetapi juga aktif menyampaikan pandangan, kritik, serta gagasan tentang pengelolaan rempah nusantara di masa depan.

Sebagai bentuk apresiasi, peserta yang hadir memperoleh buku Manifesto Rempah dan Herbal Indonesia secara langsung dari penulis, lengkap dengan sertifikat keikutsertaan. 
Momen ini sekaligus menjadi ajang temu ilmuwan, tokoh lokal, dan jejaring komunitas dalam membangun sinergi pengetahuan menuju cita-cita Indonesia emas.

Melalui kegiatan bedah buku ini, Nusantara Centre dan Indiebanyumas berharap diskursus tentang rempah dan herbal tidak berhenti di ruang akademik semata, tetapi mampu menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa kekayaan hayati nusantara adalah modal strategis bangsa untuk berdaulat, sehat, dan bermartabat di masa depan.


Red-Ervinna
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Diskusi Rempah Nusantara Warnai Purwokerto, Bedah Buku Manifesto Rempah dan Herbal Indonesia, Tarik Perhatian Publik

Trending Now