Lebak, detiksatu.com – Proyek Pembangunan Gedung MBG yang berlokasi di Desa Pasirnangka Kecamatan Muncang Kabupaten Lebak, Banten, kini menjadi sorotan serius masyarakat. Proyek tersebut diduga telah memutus dan merusak Jalan Usaha Tani (JUT) di Blok Pasir Maning yang merupakan jalan vital akses utama bagi para petani, pedagang keliling, serta warga yang memiliki lahan pertanian di kawasan tersebut.
Jalan Usaha Tani yang terdampak diketahui merupakan infrastruktur pertanian yang dibangun melalui program pemerintah dan telah digunakan selama bertahun-tahun. Keberadaan jalan ini sangat krusial karena menunjang aktivitas pertanian, mulai dari akses menuju lahan, pengangkutan hasil panen, hingga mobilitas warga sekitar. Namun, sejak dimulainya proyek pembangunan Gedung MBG, sebagian badan jalan dilaporkan rusak parah dansehingga tidak dapat dilalui secara normal.
Berdasarkan pantauan di lapangan, pemutusan badan jalan tersebut diduga kuat akibat aktivitas alat berat dan penataan lahan proyek Gedung MBG. Ironisnya, hingga saat ini pihak pengelola proyek belum memberikan penjelasan resmi kepada masyarakat terkait alasan pemutusan jalan maupun rencana pemulihan akses Jalan Usaha Tani tersebut. Upaya konfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp juga belum mendapatkan respons.
Pemerintah Desa Pasirnangka membenarkan bahwa jalan yang terputus tersebut berstatus Jalan Usaha Tani yang menghubungkan warga menuju Blok Pasir Maning. Pihak desa menyatakan bahwa kerusakan jalan terjadi akibat pembangunan Gedung MBG dan bukan merupakan kehendak masyarakat atau pemerintah desa.
“Itu jalan usaha tani menuju Blok Pasir Maning. Kami sudah menyampaikan kepada pihak pengelola proyek agar segera memperbaiki kembali badan jalan yang diputus,” ujar perwakilan Pemerintah Desa Pasirnangka.
Sementara itu, reaksi keras datang dari para pengguna jalan. Petani dan warga yang terdampak mengaku sangat dirugikan dengan terputusnya akses Jalan Usaha Tani tersebut. Mereka menyebut jalan itu tidak hanya digunakan oleh petani, tetapi juga oleh pedagang keliling serta warga yang memiliki kepentingan ekonomi di wilayah Blok Pasir Maning dan sekitarnya. Akibat pemutusan jalan, aktivitas pertanian dan distribusi hasil panen menjadi terhambat.
“Jalan ini kebutuhan bersama. Kalau diputus, kami mau lewat mana membawa hasil panen? Ini sangat menyulitkan,” keluh salah seorang petani setempat. Para pengguna jalan mendesak pihak pengelola proyek Gedung MBG untuk bertanggung jawab secara hukum dan segera melakukan perbaikan agar akses jalan dapat kembali digunakan seperti semula.
Sementara itu, Ketua Pemuda Kampung Hanjuang sekaligus Ketua Ormas GPN 08 DPC Kabupaten Lebak, Dede Suhardi, turut angkat bicara. Ia menilai pembangunan Gedung MBG di Desa Pasirnangka telah merugikan masyarakat karena merusak infrastruktur pertanian yang menjadi penopang utama perekonomian warga. Menurutnya, proyek tersebut terkesan tidak memperhatikan dampak lingkungan dan kebutuhan dasar masyarakat petani.
“Pembangunan Gedung MBG ini sangat merugikan masyarakat setempat karena merusak jalan usaha tani yang selama ini digunakan petani. Jalan itu adalah akses utama pertanian warga, bukan jalan biasa,” tegas Dede Suhardi saat ditemui pada Selasa (16/12/2025).
Dede juga menyayangkan sikap pihak pengelola proyek yang dinilai tidak bertanggung jawab dan minim komunikasi dengan masyarakat serta pemerintah desa. Ia menegaskan bahwa pembangunan apapun seharusnya tidak mengorbankan kepentingan masyarakat kecil, khususnya petani.
“Saya sangat menyayangkan pembangunan Gedung MBG yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan dan kebutuhan masyarakat petani. Jika dalam waktu dekat tidak ada perbaikan badan jalan usaha tani yang diputus, saya akan melangkah lebih jauh,” ujar Dede.
Lebih lanjut, Dede Suhardi menyatakan akan membawa persoalan ini ke tingkat yang lebih tinggi dengan melaporkannya kepada pihak terkait, termasuk Kementerian Pertanian. Ia berharap pemerintah pusat dapat turun tangan untuk memberikan solusi agar warga masyarakat tidak dirugikan.
Hingga berita ini diterbitkan awak media detiksatu.com berupaya meminta klarifikasi kepada pihak terkait, namun sampai saat ini masih belum bisa terhubung.(Jul/Red)

