Dalam kesempatan itu, Saiful Amri menjelaskan bahwa penerapan KBC membutuhkan tiga pilar komitmen. Ia menyebutkan pilar pertama adalah peningkatan profesionalisme guru, tidak hanya dalam aspek akademik, tetapi juga mental, spiritual, dan emosional. Pilar kedua adalah komitmen yayasan atau lembaga dalam menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran berbasis cinta serta memberikan dukungan penuh kepada pendidik melalui kesejahteraan yang memadai.
Secara tidak langsung, ia juga menegaskan bahwa Kementerian Agama berkomitmen memberikan pembinaan, pendampingan, dan evaluasi konstruktif untuk meningkatkan mutu pendidikan di RA. “Jadi, peningkatan tersebut bisa dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan atau workshop seperti ini atau memperbanyak literasi,” ujar Saiful Amri.
Ia menambahkan bahwa kurikulum berbasis cinta merupakan pendekatan filosofis yang menjadi ruh pendidikan keagamaan. Menurutnya, pendekatan tersebut diharapkan mampu melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas intelektual, tetapi juga unggul secara spiritual dan emosional. Selain itu, ia menekankan pentingnya penanaman nilai-nilai luhur Islam sejak dini melalui keteladanan dan kasih sayang dalam proses pendidikan.
“ Saya mengajak, mari kita jadikan siswa RA sebagai kawah candradimuka pemimpin masa depan,” imbuhnya.
Menutup sambutannya, Saiful Amri mengajak seluruh peserta untuk mengikuti workshop dengan penuh semangat. “Ikuti workshop ini dengan semangat cinta dan kasih sayang, sehingga bisa mewarnai setiap proses belajar mengajar,” tuturnya.
Kegiatan bertajuk Merawat Semesta dengan Cinta ini diinisiasi oleh IGRA Kecamatan Kembangan dan dihadiri Plt. Kepala Seksi Penmad Marasyakil Daulay, Camat Kembangan Joko Suparno, Pengawas RA Suhendi, serta 147 guru RA dari 33 lembaga se-Kecamatan Kembangan.

