Seminar ini menghadirkan kajian mendalam mengenai kontribusi RM Margono Djojohadikusumo dalam membangun sistem keuangan nasional, sekaligus sebagai bagian dari refleksi akademik terhadap para pejuang bangsa yang jarang terekspos secara luas.
Rektor UIN Jakarta, Prof. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk penghargaan terhadap tokoh-tokoh bangsa yang telah berjasa besar, namun kurang dikenal oleh generasi muda saat ini.
“Kita perlu merefleksikan ketokohan para pejuang bangsa Indonesia, khususnya untuk memberikan pemahaman kepada generasi masa kini yang mulai asing terhadap tokoh-tokoh pendiri bangsa,” ujar Asep.
Ia pun menginisiasi pembangunan galeri atau museum tokoh nasional di lingkungan UIN Jakarta sebagai media edukasi sejarah perjuangan bangsa.
Ketua pelaksana seminar sekaligus Dekan FEB UIN Jakarta, Prof. Dr. Ibnu Qizam, menyatakan bahwa seminar ini merupakan bentuk validasi ilmiah atas peran strategis RM Margono dalam membangun ekonomi kerakyatan dan lembaga keuangan nasional, terutama melalui pendirian Bank Negara Indonesia (BNI) pada masa revolusi.
Sistem keuangan kita tidak lahir begitu saja, tapi dari pemikiran visioner seorang tokoh seperti RM Margono. Seminar ini ingin menegaskan bahwa sejarah ekonomi kita memiliki akar perjuangan dan idealisme yang kuat,” ungkapnya.
Tak hanya dari kalangan akademik, dukungan untuk mengangkat RM Margono sebagai tokoh nasional juga datang dari Ketua Paguyuban Seruan Eling Banyumas (Seruling Mas), Wisnu Suhardono, yang menyatakan pihaknya tengah memperjuangkan gelar Pahlawan Nasional untuk RM Margono.
“Kontribusi beliau dalam mendirikan BNI dan membangun fondasi ekonomi rakyat merupakan sumbangsih nyata dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan,” tegas Wisnu.
Seminar ini juga mendapat perhatian dari Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar dalam sambutan daringnya dari Arab Saudi. Ia menyampaikan bahwa RM Margono adalah contoh pemimpin yang memadukan nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan dalam visi pembangunan ekonomi nasional.
Tiga pelajaran penting dari kiprah RM Margono yang disorot Menag, yakni pentingnya kolaborasi antara agama dan kebangsaan demi tercapainya keadilan dan kemandirian ekonomi; peran pemimpin visioner dalam mengambil risiko jangka panjang, seperti pendirian Bank Sentral, dan komitmen pada kemandirian dan literasi keuangan rakyat.
Seminar nasional ini menandai keseriusan UIN Jakarta dalam membangun narasi kebangsaan berbasis akademik, serta menempatkan sejarah dan tokoh bangsa sebagai inspirasi pembangunan Indonesia masa depan.
Sekretaris Panitia Seminar Nasional, Rizqon Halal Syah Aji Ph.D. menambahkan seminar nasional diikuti undangan dari berbagai kalangan baik pejabat pemerintahan, akademisi, mahasiswa, praktisi pendidikan, tokoh politik, TNI/POLRI, tokoh ormas, Guru besar, pemuka adat, serta masyarakat umum.
“Seminar ini bisa menjadi pemicu diskusi panjang tentang kontribusi tokoh-tokoh lokal dalam ekonomi kerakyatan, keuangan, perbankan dan kebangsaan, terutama peran dan kontribusi RM Margono. Dan, sebagai perguruan tinggi keagamaan Islam negeri, UIN Jakarta bisa turut memperkuat jati diri bangsa melalui pendekatan keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan,” paparnya.
