Bogor,detiksatu.com – Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Kota Bogor resmi meluncurkan Program Penanganan Narkoba Berbasis Masjid di Aula Gedung DPRD Kota Bogor, Sabtu (26/7/2025). Program ini sebuah inisiatif revolusioner yang menjadikan masjid sebagai pusat rehabilitasi dan edukasi untuk menanggulangi penyalahgunaan narkoba di kalangan masyarakat.
Acara sosialisasi ini dihadiri sekitar 100 peserta yang terdiri dari perwakilan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) se-Kota Bogor, tokoh ulama, akademisi, serta pejabat pemerintahan. Hadir memberikan sambutan, Ketua Dewan Da’wah Kota Bogor Ustaz Dr. Abdul Khalim S.Ag., M.Pd, serta perwakilan Wali Kota Bogor yang diwakili oleh Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkot Bogor, H. Abdul Wahid. Pemaparan utama disampaikan oleh Dr. Ferdinand Rabain, seorang ahli penanganan adiksi narkoba lulusan luar negeri sekaligus pengurus Dewan Da’wah.
Dalam sambutannya, Ustaz Abdul Khalim menekankan bahwa program ini bukan untuk mengambil alih tugas Badan Narkotika Nasional (BNN), namun sebagai bentuk partisipasi aktif umat Islam dalam menyelesaikan masalah bangsa yang kronis. “Kalau kita mengandalkan negara saja, bisa sampai 222 hingga 333 tahun untuk menyelesaikan masalah rehabilitasi narkoba. Tapi jika satu juta masjid di Indonesia ikut terlibat, cukup empat sampai enam orang per masjid, InsyaAllah bisa cepat tertangani,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya peran masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat solusi umat. “Jangan bayangkan yang sakau dibawa ke masjid. Tapi masjid jadi tempat untuk berpikir dan merancang solusi. Kita akan latih SDM masjid agar bisa menangani kasus di lingkungannya sendiri,” lanjutnya.
Mewakili Wali Kota Bogor, Kabag Kesra H. Abdul Wahid menyampaikan dukungan penuh dari Pemerintah Kota terhadap inisiatif ini. Ia bahkan menyampaikan keprihatinannya terhadap tingginya angka penyalahgunaan narkoba yang menjadi salah satu pemicu utama kenakalan remaja dan tawuran di Kota Bogor.
“Ini bukan hanya tanggung jawab BNN, TNI, Polri, atau pemerintah saja, tetapi sudah menjadi tanggung jawab kita semua,” tegasnya. Ia juga menyatakan bahwa dirinya sebagai Ketua DKM Masjid Agung sangat menyambut baik peran aktif masjid dalam upaya penyuluhan dan rehabilitasi. Pemkot Bogor pun siap berkolaborasi dalam penguatan lembaga rehabilitasi dan penyuluhan berbasis masyarakat ni.
Pemaparan paling menarik datang dari Dr. Ferdinand Rabain. Ia menyampaikan bahwa rehabilitasi berbasis masjid mengusung pendekatan yang holistik menggabungkan terapi fisik, spiritual, dan sosial. Terapi dilakukan tanpa paksaan, tanpa borgol, dan penuh pendekatan kemanusiaan.
“Kita tidak pakai kekerasan, tidak ada ikat-ikatan. Kalau mereka ingin pulang, silakan. Kita bangun rasa tanggung jawab dan motivasi spiritual,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya spiritualitas dalam proses pemulihan, termasuk mendorong mantan pecandu untuk istiqomah salat malam dan mengikuti program hijrah pasca-rehabilitasi.
Menurutnya, pendekatan yang dilakukan bahkan telah terbukti mengurangi angka kambuh hingga 40% pada beberapa wilayah dampingan. “Kami pernah temukan kasus seorang santri masjid yang akhirnya bunuh diri karena tidak kuat menghadapi kecanduan narkoba. Ini panggilan serius bagi kita semua untuk bertindak lebih awal,” tegasnya.
Program ini diluncurkan sebagai langkah awal untuk menciptakan sinergi antara masyarakat dan pemerintah dalam membendung arus narkoba yang telah mencapai titik mengkhawatirkan. Data menyebutkan ada sekitar 6 juta pengguna narkoba di Indonesia, dan kemampuan rehabilitasi negara hanya sekitar 18 ribu orang per tahun jauh dari cukup.
Namun program ini tidak lepas dari tantangan, mulai dari keterbatasan dana, tenaga ahli, hingga perlunya pelatihan SDM masjid. “Kami siap wakafkan tenaga dan ilmu. Tapi ini bukan hanya tugas Dewan Da’wah. Negara pun harus hadir dalam logistik dan dukungan program,” ujar Abdul Khalim dalam penutupan acara.
Acara ini diakhiri dengan deklarasi simbolis peluncuran program dan seruan kepada seluruh masjid di Kota Bogor untuk siap menjadi bagian dari gerakan nasional ini. Dewan Da’wah menargetkan dalam waktu dekat akan digelar pelatihan untuk para DKM yang siap terlibat dalam penanganan langsung ataupun penyuluhan.
“Masjid jangan hanya teriak narkoba haram, tapi hadir sebagai tempat penyembuhan,” tukas Dr. Ferdinand.
Pihaknya berharap, dalam situasi darurat narkoba yang menyebar dari kota hingga desa, program ini menjadi langkah baru yang penting. Bukan lagi hanya mengandalkan tindakan tegas dari pemerintah, tapi melibatkan masjid dan masyarakat untuk bekerja sama berdasarkan nilai agama dan kepedulian. Ketika pemerintah kewalahan, masjid dan umat hadir ikut andil dalam menjaga moral bangsa.