_Ketua Analisis Papua Strategis (APS) Papua Pegunungan_
Bagi orang Papua, Noken bukan sekadar tas anyaman, tetapi simbol kehidupan. Ia bisa menampung apa saja—hasil bumi, anak kecil, hingga harapan orang tua. UNESCO pun mengakuinya sebagai warisan budaya dunia. Namun, jika Noken adalah simbol harapan yang kokoh, apa jadinya bila Noken itu bocor? Filosofi itulah yang saya pinjam untuk menggambarkan kondisi Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Pegunungan saat ini sebuah lembaga yang seharusnya menjadi wadah perjuangan hak-hak orang asli Papua, tetapi justru memperlihatkan kelemahan serius.
Sebagai *Ketua Analisis Papua Strategis (APS) Papua Pegunungan,?* saya melihat MRP Papua Pegunungan belum mampu mewakili rakyat secara utuh. Pertanyaan yang muncul adalah: apakah para pimpinan MRP tidak mampu mengawal aspirasi rakyat? Atau, jangan-jangan lembaga ini memang kehilangan dukungan dari pemerintah daerah sehingga kehilangan taringnya? Apapun jawabannya, yang jelas, amanat Otonomi Khusus tidak berjalan searah dengan tugas dan fungsi MRP.
Di bawah kepemimpinan Yang Mulia Agus Nikilik Hubi, MRP Papua Pegunungan justru tampak tidak proaktif. Banyak isu penting yang mestinya diperjuangkan malah terabaikan. Perlindungan hak asasi manusia dari tindakan aparat keamanan, kesenjangan ekonomi yang makin lebar, krisis pertanian, hingga pariwisata semua ini adalah “isi Noken” kehidupan orang asli Papua yang seharusnya dijaga, tetapi kini dibiarkan tercecer. Akibatnya, MRP semakin rapuh dan jauh dari harapan rakyat yang telah menaruh mandatnya.
Inilah kritik moral yang ingin saya tegaskan: MRP jangan hanya jadi simbol kosong. Jangan hanya ada nama dan kursi, tetapi tanpa makna. Lembaga ini harus hadir nyata, sebagai benteng perjuangan dan perlindungan bagi orang asli Papua. Tanpa keberanian, konsistensi, dan kepedulian, MRP hanya akan dikenang sebagai institusi formal tanpa jiwa.
Meski begitu, saya tidak hendak memvonis. Justru saya ingin mengajak kita semua menjaga MRP sebagai lembaga kultur yang sangat penting bagi identitas dan perjuangan orang Papua. Tugas kita adalah mendorong agar MRP berbenah, memperkuat dirinya, dan benar-benar menjadi motor bagi pertumbuhan ekosistem ekonomi, kesehatan, dan pendidikan di Papua Pegunungan semua itu harus berakar pada hak-hak dasar orang asli Papua.
Noken boleh saja bocor hari ini. Tetapi kita semua punya tanggung jawab untuk menjahit kembali kebocoran itu, agar harapan rakyat Papua Pegunungan tidak ikut terbuang.
Wamena, Leyowa – 18 Agustus 2025
wa wa wa 🙏🏿🙏🏿🙏🏿