Dalam pernyataannya pada (5/10/2025), Hamas mengatakan setuju “untuk membebaskan semua tawanan Israel, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, sesuai dengan formula pertukaran yang tercantum dalam proposal Trump, asalkan kondisi lapangan untuk pertukaran terpenuhi.”
Hamas menegaskan bersedia segera memulai negosiasi melalui mediator, yaitu Qatar, Mesir, dan AS, untuk membahas rincian terkait hal ini.
Hamas juga menyatakan telah menyerahkan tanggapannya terhadap rencana Presiden AS Donald Trump setelah konsultasi mendalam di dalam lembaga kepemimpinannya, dengan faksi-faksi Palestina dan kekuatan politik, serta dengan mediator dan mitra, dengan tujuan mencapai sikap yang bertanggung jawab dan bersatu terhadap proposal tersebut.
Hamas mengapresiasi upaya Arab, Islam, dan internasional, serta upaya Presiden AS, yang akan mengarah pada berakhirnya perang di Jalur Gaza, pertukaran tawanan, dan masuknya bantuan kemanusiaan secara segera.
Gerakan tersebut juga menyoroti persetujuannya untuk mengalihkan administrasi Jalur Gaza kepada badan Palestina yang terdiri dari teknokrat independen, berdasarkan konsensus nasional Palestina dan didukung oleh negara-negara Arab dan Islam.
Dikatakan bahwa poin-poin yang disebutkan dalam proposal Trump mengenai masa depan Gaza dan hak-hak sah rakyat Palestina memerlukan posisi yang bersatu dari pihak Palestina dan harus ditangani sesuai dengan resolusi internasional yang relevan.
Di sisi lain, Mesir dan Qatar menyambut baik tanggapan Hamas terhadap rencana Trump untuk mengakhiri perang di Gaza, dengan mengatakan bahwa posisi Gerakan tersebut mencerminkan keseriusan yang kuat dalam melindungi hak-hak rakyat Palestina dan prinsip-prinsip nasional mereka.
Dalam pernyataan pada Jumat malam, Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan bahwa tanggapan Hamas “mewakili langkah positif yang dapat dijadikan landasan untuk mencapai de-eskalasi dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi penyelesaian politik komprehensif yang akan mengakhiri penderitaan rakyat Palestina dan mewujudkan pendirian negara Palestina yang merdeka.”
Kementerian Luar Negeri Mesir menyebut tanggapan Hamas sebagai “perkembangan positif” yang mencerminkan “kepedulian semua faksi Palestina untuk menghindari pertumpahan darah rakyat Palestina.”
Kementerian Luar Negeri menekankan pentingnya bagi semua pihak untuk menegakkan tanggung jawab mereka, terutama terkait dengan pematuhan perjanjian gencatan senjata, memfasilitasi aliran bantuan kemanusiaan, dan memulai pembicaraan mengenai detail dan mekanisme implementasi perjanjian tersebut.
Kementerian tersebut menambahkan bahwa langkah-langkah ini sangat penting untuk memastikan kembalinya warga Palestina yang mengungsi ke wilayah mereka dan memulai upaya rekonstruksi komprehensif.
Kairo akan bekerja sama dengan negara-negara Arab, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa untuk mencapai gencatan senjata permanen.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar juga mengatakan bahwa Doha menyambut baik tanggapan Hamas terhadap rencana Trump untuk Gaza, termasuk kesiapan Gerakan tersebut untuk membebaskan semua tawanan Israel.
Dalam pernyataan di media sosial, juru bicara Majed al-Ansari mengatakan Qatar menegaskan dukungannya terhadap seruan Trump untuk gencatan senjata segera di Gaza guna memfasilitasi pembebasan sandera dengan aman dan “mengakhiri pembantaian warga Palestina.”
Dia menambahkan bahwa Doha telah mulai bekerja sama dengan mitra mediasi, Mesir dan AS, untuk melanjutkan pembahasan rencana tersebut guna memastikan jalan menuju akhir perang.
Trump, di sisi lain, menanggapi pernyataan Hamas di media sosial, menulis bahwa “Israel harus segera menghentikan pemboman Gaza agar kita dapat membebaskan sandera dengan aman dan cepat.”
“Berdasarkan pernyataan yang baru saja dikeluarkan oleh Hamas, saya yakin mereka siap untuk perdamaian yang langgeng. Israel harus segera menghentikan pemboman Gaza agar kita dapat membebaskan sandera dengan aman dan cepat,” tulis presiden AS di akun Truth Social-nya.
“Saat ini, hal itu terlalu berbahaya untuk dilakukan. Kita sudah dalam pembicaraan mengenai detail yang perlu diselesaikan. Ini bukan hanya tentang Gaza, ini tentang perdamaian yang telah lama dicari di Timur Tengah,” tambahnya.
sumber: infopalestina

