Lebak, detiksatu.com – Isu mengejutkan tentang hampir seluruh klinik di Kabupaten Lebak yang diduga tidak memenuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) meledak setelah seorang dokter spesialis kandungan dengan inisial ST mengungkapkannya secara gamblang dalam klarifikasi bersama pengacara Resti Komalawati SH., M.H., di Klinik Utama Tanti Kirana, Rangkasbitung, pada Jumat (26/12) pukul 13.00 WIB.
Dani Saeputra, aktivis pemerhati sosial kesehatan, langsung mengeluarkan suara tajam. Ia menuntut Kadinkes Lebak berhenti bungkam dan mengambil tindakan tegas – menilai kondisi ini sebagai "pembodohan terhadap masyarakat" jika dibiarkan.
"Hasil investigasi lapangan kami menemukan pelanggaran nyata: pengawasan tenaga medis yang minim, peralatan medis tidak sesuai standar, dan dokumentasi medis tidak akurat," tegas Dani. Ia mengingatkan bahaya serius yang mengintai jika masalah ini tidak segera diatasi, mulai dari malpraktek medis hingga risiko fatal bagi pasien.
"Malpraktek bisa berupa kesalahan diagnosis, kesalahan pengobatan, kelalaian perawatan, hingga penggunaan alat yang tidak layak. Dampaknya bukan hanya kerugian fisik dan emosional, tapi juga tuntutan hukum bagi pelaku," tandasnya.
Dani juga menekan Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Lebak untuk SEGERA melakukan sidak mendadak ke Kadinkes Lebak. "Pertanyakan secara gamblang proses perizinan seluruh klinik di sini – jangan biarkan dugaan kongkalikong antara dinas dan pihak klinik terus melayang!" ujarnya dengan nada tegas.
Selain itu, aktivis ini mendesak Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN) untuk turun tangan dengan sikap tegas. "ASKLIN punya peran penting dalam meningkatkan mutu dan menetapkan standar pelayanan. Jangan tutup mata terhadap kasus ini!" pungkas Dani Saeputra.(Jul/Red)
