Dari hasil temuan awak media aktifitas ini rutin setiap hari , tanpa tersentuh oleh aparat penegak hukum padahal keberadaannya SPBU PT KSO 14-283-6109 tidak jauh dari polres Pelalawan, hanya sekitar 2 hingga 5 km bisa di katakan hanya hitungan menit jarak tempuhnya dari polres Pelalawan.
Tidak logika jika pihak polres tidak mengetahui aktivitas ini selama bertahun tahun, atau Jangan Jangan ada dugaan aliran segar atau pun ada dugaan ada terima upeti dari dari mafia BBM subsidi jenis solar.
Menurut informasi yang awak media himpun bahwasanya di atas mobil pelangsir tersebut sudah tersedia baby tank ukuran 1000 liter ada yang ada dua hingga empat dan enam baby tank 1000 liter sudah tersedia di dalam Bak mobil dan dalam box mobil mereka .
Dengan modus seolah olah mereka mengisi tangki mobil mereka akan tetapi sudah ada mesin pengisapan dari tangki mobil mereka yang dia alirkan ke baby tank yang ada di box atau dalam mobil mereka .
Dengan cara tangki mobil mereka bahagian atas di lobangi lalu di kasi selang ukuran 1 centi meter di masuk kan kedalam tangki kemudian di sedot menggunakan mesin Sanyo Lalu di alirkan ke dalam baby tank , tampak seolah olah sedang mengisi tangki akan tetapi mereka lagi menguras BBM subsidi jenis solar dari SPBU ke dalam baby tank.
Dan pada waktu melakukan pengurasan BBM dari SPBU ke dalam baby tank mobil mereka tetap menyala agak mesin Sanyo bisa menguras BBM dari tangki mobil ke baby tank nya, tutup Nara sumber.
Keseriusan aparat penegak hukum khususnya Kapolres, kasat Reskrim, Kanit Tipiter Polres Pelalawan di pertanyakan ada apa dengan Aparat Penegak Hukum polres Pelalawan kok terkesan tutup mata .
Terkait banyak nya pemberitaan terkait kenalan SPBU PT KSO 14-283-6109 hingga saat ini belum ada tindakan tegas dari pihak Pertamina di minta kepada Dirut Pertamina Simon Aloysius Mantri agar mencabut izin SPBU PT KSO 14-283-6109 kerena di duga kerap melayani mobil pelangsir BBM subsidi jenis solar kepada para mafia BBM.|| TIM
