Kebijakan ini dinilai sebagai langkah penting untuk memperkuat posisi Unipas sebagai pusat pendidikan unggulan di Maluku Utara.
Presiden BEM Unipas, Sudiar Rosi Rao, menyatakan bahwa gagasan ini sebenarnya sudah lama menjadi bagian dari aspirasi mahasiswa Unipas, bahkan sebelum Pemda Morotai mengeluarkan kebijakan tersebut.
“Sebab wacana ini telah dibangun oleh mahasiswa Universitas Pasifik sebelum Pemda Morotai melakukannya. Karena secara totalitas, kami ingin Universitas Pasifik Morotai menjadi kampus yang maju dan punya daya saing tinggi di Maluku Utara,” kata Sudiar, Minggu (1/6/2025).
Menurutnya, langkah tersebut tidak semata-mata soal efisiensi anggaran, tetapi merupakan bagian dari visi jangka panjang untuk menjadikan Unipas sebagai kampus unggulan di kawasan Timur Indonesia.
“Saya pikir ini bukan hanya soal pemangkasan anggaran. Ini adalah batu loncatan besar bagi Unipas Morotai. Saatnya kita membuktikan bahwa kampus ini bisa menjadi magnet bagi mahasiswa dari luar daerah, bukan sebaliknya,” tegasnya.
BEM Unipas juga menilai bahwa fokus pembiayaan ke dalam yakni ke mahasiswa Unipas sendiri akan memberi ruang lebih besar untuk perbaikan fasilitas, peningkatan kualitas dosen, dan pengembangan program studi strategis.
“Jika beasiswa terfokus di Unipas, maka secara infrastruktur bisa lebih dimaksimalkan. Kualitas akademik bisa didorong, dan sistem pendukung mahasiswa bisa diperbaiki. Ini langkah logis untuk penguatan institusi pendidikan lokal,” ujarnya.
Lebih jauh, Sudiar mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk mahasiswa di luar Morotai, untuk memahami bahwa pembangunan daerah harus dimulai dari penguatan sumber daya lokal.
“Kami tidak anti mahasiswa luar, tapi mari kita rasional. Jika jurusannya tersedia di Unipas, kenapa harus kuliah jauh-jauh, Justru dengan memilih Unipas, kita membangun Morotai bersama-sama,” tegasnya.
Reporter - Akas
